Kisah Franck Ribery, Nyaris Diamputasi dan Kontroversi Ballon d'Or 2013
BolaSkor.com - Mantan pemain Bayern Munchen dan Prancis Franck Ribery mengungkapkan bahwa kakinya hampir diamputasi menjelang akhir kariernya karena infeksi pascaoperasi.
Ribery, yang memenangkan sembilan gelar Bundesliga dan 81 kali memperkuat Prancis, pensiun setelah 22 tahun berkarier pada 2022 menyusul cedera yang menimpanya saat bermain di Salernitana.
Meski karier bermainnya di Italia tidak berkesan, di klub Serie A Ribery mengalami cobaan paling menakutkan.
Ribery, yang saat ini berusia 41 tahun, mengatakan kepada L'Equipe bahwa setelah menjalani operasi pada lutut, dia hampir kehilangan kakinya setelah menderita infeksi.
Baca Juga:
Kim Min-jae Absen Bela Korea Selatan, Bayern Munchen Dituding Tidak Lindungi Pemain
Inter Milan Hadapi Bayern Munchen di Perempat Final, Simone Inzaghi Berharap Akhiri Catatan Buruk
"Lutut saya makin sakit," jelas Ribery dikutip dari ESPN. "Saya tidak lagi berlatih di sela-sela pertandingan, melainkan melakukan pemulihan untuk melindungi diri."

"Saya menjalani operasi di Austria. Operasinya berjalan lancar, dengan pelat yang dimasukkan ke dalam. Namun, saya mengalami infeksi parah hampir lima bulan kemudian," tutur Ribery.
"Mereka melepas pelat itu, tetapi infeksinya telah menggerogoti saya. Kondisinya sangat buruk hingga kaki saya berlubang."
"Saya dirawat di ruang gawat darurat di rumah sakit di Austria selama 12 hari. Saya benar-benar takut. Mereka bisa saja memotong kaki saya," tambahnya.
Tidak lama kemudian, Ribery memutuskan pensiun setelah membela berbagai klub seperti Galatasaray, Marseille, Fiorentina, dan Bayern. Tidak diragukan lagi, puncak karier Ribery terjadi saat membela Bayern.
Kontroversi Ballon d'Or
Ribery mencetak 124 gol selama 12 tahun bersama klub raksasa Jerman tersebut dan terkenal sebagai bagian dari serangan yang menampilkan pemain sayap lainnya Arjen Robben.
Selain cederanya di Italia, ada satu momen di Bayern masih mengganggu pemain Prancis itu. Yaitu saat dia kalah dalam Ballon d'Or pada 2013.
Ribery ketika itu diunggulkan untuk memenangkan penghargaan tersebut setelah membawa Bayern meraih treble bersejarah, memberikan assist di final Liga Champions, memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eropa, dan mencetak gol di Piala Super.
Namun, Ballon d'Or justru diberikan kepada Cristiano Ronaldo setelah periode pemungutan suara diperpanjang secara kontroversial selama dua minggu karena kurangnya pemilih yang memenuhi syarat.
"Saya memiliki segalanya kecuali penghargaan itu tahun itu," kata Ribery, yang akhirnya menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara di belakang Lionel Messi.
"Itu adalah tahun yang sempurna. Saya tidak bisa tampil lebih baik lagi. Ballon d'Or itu akan selalu menjadi ketidakadilan yang tak terlupakan."