Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert: Saya Perlu Merenung
BolaSkor.com - Timnas Indonesia harus mengubur impiannya untuk tampil di Piala Dunia 2026 .
Ini setelah Skuad Garuda kalah 0-1 dari Irak, pada laga kedua Grup B Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, Minggu (12/10) dini hari WIB.
Gol kemenangan Irak dicetak oleh Zidane Iqbal pada menit ke-76.
Hasil tersebut membuat Skuad Garuda menduduki posisi paling buncit Grup B dengan raihan 0 poin dari 2 laga.
Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 sudah tertutup, karena Arab Saudi dan Irak sudah mengemas 3 poin.
Baca Juga:
Gagal ke Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Anggap Permainan Timnas Indonesia Sudah Bagus
Patrick Kluivert Sedih
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert (Foto: Arjuna Pratama/BolaSkor.com)
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert merasa sedih tidak bisa membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026.
"Ya, perasaan saya memang seperti itu, sebuah kekecewaan besar. Kami bekerja keras sebagai tim, staf medis, staf lokal, dan para pemain. Semua orang benar-benar bekerja keras untuk ini," kata Patrick Kluivert, dalam konferensi pers usai laga.
"Dan kekecewaan ini, bukan hanya bagi saya, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia, sungguh berat, sungguh berat," tambah pelatih asal Belanda tersebut.
Kluivert Perlu Merenung
Irak vs Indonesia (IG/ErickThohir)
Saat ditanya untuk proyek terdepan Timnas Indonesia, Patrick Kluivert masih belum tahu.
"Yah, belum ada rencana, belum. Saya perlu merenungkan apa yang telah kita lakukan. Tapi saya belum bisa menjawabnya. Saya tidak tahu. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Patrick Kluivert.
Ia menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak menghujat para pemain Skuad Garuda.
"Saya rasa kita, dan rakyat Indonesia, patut berbangga, kepada para pemain dan semua orang yang telah bekerja keras mewujudkan impian semua orang. Bukan hanya impian saya, bukan hanya impian para pemain, tapi impian semua orang," jelasnya.
"Dan itu sangat sulit dihadapi karena saya melihat dari lubuk hati betapa kerasnya semua orang bekerja. Dan semua orang punya pendapat, tapi mereka tidak tahu seberapa keras kita bekerja," tutupnya.
