Italia memiliki total 17 pertandingan, tujuh sepakan tepat sasaran, dan 54 persen penguasaan bola serta menyalip Israel di urutan dua klasemen grup I dengan sembilan poin, di bawah Norwegia (12 poin).

Momentum dimiliki Italia tetapi hasil laga itu mencerminkan juga peringatan untuk Gli Azzurri.

Lubang di Lini Belakang

Timnas Italia (x/Azzurri)

Italia produktif mencetak 10 gol pada dua laga terakhir dengan Gattuso sebagai pelatih mereka, tapi juga kebobolan empat gol di satu laga.

"Mereka sedikit mengejutkan kami dengan permainan satu lawan satu di awal, tetapi setiap kali kami menyerang, kami selalu merepotkan mereka," papar Gattuso dikutip dari Football-Italia.

"Kami kurang tajam, itu tak terelakkan setelah pertandingan kedua beberapa hari lagi, dan kami perlu memperbaikinya."

"Kami tim yang gila, karena kami terlalu rapuh, kami terlalu mudah kebobolan gol-gol konyol."

"Para pemain tahu itu, tetapi ini masalah saya, bukan masalah mereka."

"Kami berasal dari dunia sepak bola yang mengutamakan referensi, tetapi kami perlu berusaha menjadi tim kami sendiri terlebih dahulu," tambah Gattuso.

Karakter Kuat Italia

Kendati dibuat kesulitan Israel, pada akhirnya Italia menang dan menurut Locatelli, timnya telah memperlihatkan kekuatan karakter untuk melalui masa sulit dalam pertandingan.

"Saya pikir yang perlu kita perhatikan adalah karakter tim ini," imbuh Locatelli.
"Kami juga membuat banyak kesalahan yang perlu dianalisis, kami tidak memiliki pendekatan yang tepat sejak awal, dan itu tidak boleh terjadi."

"Kami tidak cukup solid, karena Israel berbahaya dalam serangan balik."

"Kami perlu menganalisis pertandingan, tetapi kemenangan adalah yang kami butuhkan, dan kami berhasil mencapainya," pungkas pemain Juventus tersebut.