Gianluigi Donnarumma dan Yann Sommer, Tembok Tebal Pertahanan yang Dapat Jadi Pembeda di Final Liga Champions
BolaSkor.com - Penyerang memenangi pertandingan dengan gol, gelandang dengan kualitasnya mengontrol lini tengah, bek dengan sapuan bola dan ketangguhan di lini belakang, maka kiper dengan penyelamatan fantastis. Momen-momen tersebut bak menjadi tiga poin pada format tiga poin liga, tetapi juga krusial dan dapat menjadi pembeda pertandingan.
Pada pertandingan sepak bola sorotan acapkali mengarah pada posisi penyerang dengan tugas utama mereka yang mencolok, mencetak gol, tapi momen ketika kiper melakukan penyelamatan juga akan selalu diingat fans bak aksi heroik pahlawan dalam sebuah cerita.
Aksi kiper itu berpotensi terjadi di final Liga Champions 2024-2025 antara Inter Milan melawan Paris Saint-Germain (PSG) di Allianz Arena, Minggu (01/06) pukul 02.00 dini hari WIB. PSG punya Gianluigi Donnarumma dan Inter memiliki Yann Sommer.
Baca Juga:
Final Liga Champions: PSG Minim Pengalaman, tetapi Punya Gianluigi Donnarumma
Final Liga Champions 2024-2025: PSG Dimatangkan Pengalaman Buruk dan Perjuangan Berat
Final Liga Champions 2024-2025: PSG Waspadai Bola Mati Inter Milan
Keduanya terpaut 10 tahun tapi pada peran kiper usia relatif jadi perhitungan, mengingat kiper berusia 30 tahun acapkali dilihat sebagai kiper 'muda'. Donnarumma berumur 26 tahun dan Sommer 36 tahun.
Dapat Diandalkan Ketika Dibutuhkan
Peran kiper cukup spesial. Pada tim yang memiliki filosofi penguasaan bola dan dominan atas lawannya, peran kiper nyaris tak terlihat karena jarang mendapatkan ancaman berarti. Di satu sisi apabila kiper terlalu banyak beraksi, melakukan penyelamatan, itu memperlihatkan buruknya pertahanan tim.
Namun yang paling terpenting, yang acapkali jadi pembeda kiper kelas dunia atau tidak, adalah fakta mereka dapat diandalkan ketika dibutuhkan. Kiper yang dapat melakukannya, apalagi konsisten, dapat memberikan ketenangan bagi lini belakang.
Apa saja momen yang dibutuhkan tersebut? Misal, ketika tim menghadapi serangan balik dan penyerang lawan melepaskan tendangan. Pada situasi tersebut persentasenya 50-50, tetapi apabila momen tersebut kiper dapat membaca permainan, menahan bola, maka itu layak masuk kategori penyelamatan bak tiga poin atau kemenangan.
Yann Sommer (Getty Images)
Sommer melakukannya ketika pada dua leg pertandingan di semifinal melawan Barcelona, pertahanan Inter bertubi-tubi diserang, khususnya dari talenta seperti Lamine Yamal. Itu terbukti dengan status Man of the Match pada leg dua yang dihelat di Giuseppe Meazza.
Pun demikian Donnarumma. Sosoknya yang tinggi besar membuat PSG memenangi adu penalti lawan Liverpool di 16 besar, juga membuat Arsenal frustrasi mencetak gol di semifinal.
Dengan fakta tersebut, baik Donnarumma atau Sommer dapat menjadi kunci permainan bagi PSG atau Inter ketika bek, gelandang, hingga penyerang buntu sepanjang pertandingan. Menilik dari laman resmi UEFA, berikut statistik kedua kiper tersebut.
Gianluigi Donnarumma
Jumlah Pertandingan: 14
Penyelamatan: 37
Clean Sheets: 5
Kebobolan Gol: 14
Menangkap Bola: 30
Memukul Bola: 16
Yann Sommer
Jumlah Pertandingan: 13
Penyelamatan: 51
Clean Sheets: 7
Kebobolan Gol: 11
Menangkap Bola: 26
Memukul Bola: 18