5 Rekomendasi Film untuk Pencinta Olahraga di Tengah Isolasi Mandiri dan Libur Kompetisi Akibat Virus Corona
BolaSkor.com - Pencinta olahraga dibuat kesal oleh meluasnya penyebaran virus corona. Bagaimana tidak, virus yang dikenal sebagai COVID-19 itu membuat sejumlah kompetisi olahraga ditangguhkan.
Isolasi mandiri diberlakukan di sejumlah negara untuk mencegah penyebaran virus corona. Bagi pencinta olahraga, mungkin tadinya kebijakan tersebut bisa digunakan untuk menyaksikan pertandingan favoritnya.
Sayangnya mayoritas kompetisi olahraga di seluruh dunia juga mengalami penundaan. Bukan tanpa alasan, kegiatan olahraga yang mengumpulkan banyak penonton berpotensi menyebarkan virus corona.
Baca Juga:
5 Poin Penting Menpora untuk Tiga Cabor dengan Kompetisi Profesional
Menpora dan MenPUPR Akan Ikut FIFA Tinjau Venue Piala Dunia U-20 2021
Nah, di tengah isolasi mandiri dan libur kompetisi, waktunya menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah dan mungkin bisa menonton film. Ketimbang pergi keluar yang berisiko untuk kesehatan keluarga.
Bagi pencinta olahraga, berikut ini lima film olahraga pilihan untuk disaksikan bersama keluarga di tengah isolasi mandiri dan mandeknya kompetisi akibat virus corona:
Remember the Titans (2000)
Film yang cukup melambungkan nama Ryan Gosling ini dirilis pada 2000. Menceritakan tentang pelatih American Football, Herman Boone (diperankan oleh Denzel Washington), untuk melakukan segregasi di timnya.
Boone bertugas untuk menyatukan tim kulit berwarna dan kulit putih di SMA TC Williams di Amerika Serikat. Bukan hal mudah, pasalnya tim American Football lain menggunakan pemain yang seluruhnya kaukasia.
Tentu saja perjuangan Boone tidak mudah. Apalagi dengan berbagai intrik permainan sehingga politik kotor yang dilakukan oleh sejumlah orang untuk menyingkirkannya menjadi bumbu Remember the Titans.
Film ini sendiri diangkat dari kisah nyata perjuangan melawan rasisme di American Football. Pada akhirnya, kesuksesan Boone membuat namanya diabadikan menjadi trofi untuk kejuaraan American Football antar sekolah.
Longest Yard (2005)
Kali ini film yang sedikit ringan dan diperankan aktor komedi kawakan, Adam Sandler. Dalam Longest Yard, Sandler berperan sebagai mantan pemain American Football yang kariernya berakhir karena pengaturan skor.
Paul Crewe (karakter yang diperankan Sandler) terpaksa mendekam dipenjara setelah mengalami kecelakaan mobil. Kondisi tersebut diakibatkan Crewe mengemudi dalam keadaan mabuk.
Lucunya, di dalam penjara, kepala sipir justru meminta Crewe untuk membuat tim dari para tahanan. Tujuan, sang kepala sipir ingin menjadi gubernur dengan meraih popularitas dari membentuk tim American Football dari para penjaga penjara.
Berbagai aksi kocak khas Adam Sandler dapat disaksikan pada film berdurasi 113 menit tersebut. Apalagi, Crewe diceritakan harus menyatukan para tahanan untuk membentuk tim yang kuat.
King (2009)
Kali ini adalah film lokal yang menceritakan tentang olahraga paling populer di Indonesia, bulu tangkis. Film ini dibuat oleh aktor kawakan, Ari Sihasale, dan merupakan penghormatan untuk pebulu tangkis legendaris, Liem Swie King.
Film ini menceritakan tentang mimpi seorang pebulu tangkis muda, Guntur (diperankan oleh Rangga Aditya). Lahir dari ayah yang merupakan penggemar berat Liem Swie King, Guntur bercita-cita menjadi pebulu tangkis.
Dalam perjalanannya, Guntur bergabung dengan klub bulu tangkis di daerahnya dan bertemu dengan rival, Arya (diperankan Jonatan Christie kecil). Keduanya terus bersaing sehingga mengikuti seleksi PB Djarum.
Selain Jonatan Christie, terdapat Kevin Sanjaya Sukamuljo saat masih kecil juga di film berjudul King ini. Selain itu, terdapat penampilan dari pebulu tangkis senior di film ini.
Here Comes the Boom (2012)
Ketika melihat nama Henry Winkler di deretan bintang Here Comes the Boom, banyak yang mengira film ini merupakan komedi absurd macam Longest Yard. Maklum, Winkler memang dekat dengan Adam Sandler.
Mantan pegulat divisi satu, Scott Voss, menjadi guru biologi di SMA Wilkinson. Sayangnya krisis keuangan membuat sekolah tersebut terancam ditutup. Alhasil, rekan-rekan pengajar Voss bisa menjadi pengangguran.
Kondisi tersebut membuat Voss mencari dana untuk menyelamatkan sekolahnya. Suatu ketika, dia menyaksikan pertandingan UFC di rumah salah seorang muridnya, Niko. Dari situ dia memahami kalau orang yang kalah akan menerima 10 ribu dolar.
Berbagai aksi kocak diperlihatkan oleh Voss dalam perjuangan tampil di UFC. Sampai pada akhirnya, dia baru menyadari kalau pemenang duel tersebut akan mendapatkan hadiah lebih besar, yakni 50 ribu dolar.
Rush (2013)
Bagi pencinta F1, rivalitas antara James Hunt dengan Niki Lauda bukanlah hal baru. Duel keduanya kerap mewarnai persaingan balap jet darat pada dekade 1970an yang puncaknya pada musim 1976.
Dua aktor berbakat, Chris Hemsworth dan Daniel Bruhl, ditunjuk untuk memerankan Hunt dan Lauda. Hemsworth sebagai Hunt, sementara Bruhl dengan cemerlang memerankan rivalnya, Lauda.
Film ini menyoroti persaingan antara Hunt dengan Lauda sejak masih membalap di Formula Three pada 1970. Rivalitas keduanya terus menanjak hingga Hunt bergabung dengan McLaren sementar Lauda mengendarai Ferrari.
Sinematografi film ini cukup menggambarkan persaingan di lintasan F1 selama dekade 1970an. Belum lagi ditambah musik latar gubahan Hans Zimmer yang memang sudah tidak perlu lagi diragukan kualitasnya.
