Erick Thohir Jabat Menpora dan Ketum PSSI, Statuta FIFA Tegaskan Independensi Tak Ada Intervensi Politik
BolaSkor.com - Erick Thohir resmi menyandang Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang melantik langsung Erick Thohir sebagai Menpora, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9) sore WIB.
Hal ini menjadi tanda tanya publik, sebab Erick Thohir saat ini menjabat Ketua Umum (Ketum) PSSI.
PSSI adalah Federasi Sepak Bola Indonesia yang bernaung ke FIFA sebagai induknya, dan memiliki hukum internasional sendiri.
Baca Juga:
Jadi Menpora, Erick Thohir Akan Berikan Kontribusi Terbesar untuk Sepak Bola Indonesia
Erick Thohir Resmi Jadi Menpora, Netizen: Jangan Fokus ke Sepak Bola Doang, Pak!
Statuta FIFA Tegaskan Independensi
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (PSSI)
Dalam Statuta FIFA 2024, tidak ada yang mengatur secara khusus mengenai rangkap jabatan, boleh atau tidaknya.
Hanya saja FIFA selalu menekankan dalam statunya terkait independensi, yang diatur dalam Pasal 15 Ayat C, masing-masing Asosiasi Anggota bersifat independen dan bebas dari gangguan politis.
"Menghindari konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan," tulis Statuta FIFA Pasal 15 nomor 2.
Apakah FIFA menganggap jabatan Menpora yang diemban Erick Thohir dianggap intervensi ke PSSI yang juga dipimpin olehnya? Erick Thohir pun masih menunggu keputusan FIFA.
"Nanti kan itu ada prosesnya di FIFA, FIFA sebagai badan olahraga (sepak bola)tertinggi di dunia, mereka yang akan menentukan," kata Erick Thohir kepada awak media di Istana Negara, Rabu (17/9).
Statuta PSSI dan Etika Zainudin Amali
Ketum PSSI Erick Thohir merayakan keberhasilan Timnas Indonesia ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Putaran Final Piala Asia 2027. (BolaSkor.com/Paulus Dwi Arde)
Dalam statuta PSSI, tidak ada aturan yang mengatur boleh atau tidaknya rangkap jabatan. Artinya semua sah-sah saja.
Namun, berkaca kepada Zainudin Amali yang ingin maju dalam Kongres Pemlihan PSSI 2023, beliau mundur dari jabatan Menpora.
Ketika itu, posisinya digantikan oleh Dito Ariotedjo, yang juga sesama politisi Partai Golkar.
