Cristiano Ronaldo Tak Pernah Berulah pada Periode Kedua Membela Manchester United
BolaSkor.com - Mantan asisten pelatih Manchester United, Mike Phelan, berbicara mengenai periode kedua Cristiano Ronaldo membela Red Devils (2021-2022). Phelan, kala itu menjadi asisten pelatih Ole Gunnar Solskjaer, dan melihat langsung bagaimana sikap Ronaldo.
Ronaldo kembali ke Man United sebagai pemain yang berbeda ketimbang periode satu. Ia sudah meraih kesuksesan besar di Real Madrid dan Juventus, kemudian kembali ke Man United pada usia senja.
Namun, segalanya berubah menjadi drama ketika Solskjaer dipecat dan Man United dilatih Ralf Rangnick (interim) serta Erik ten Hag, yang belakangan dipecat Man United.
Ronaldo dinilai sebagai masalah di Man United karena tak mematuhi instruksi dari Ten Hag, sampai akhirnya ia melakukan sesi wawancara dengan Piers Morgan, kontraknya diputus Man United, dan gabung Al-Nassr pada 2023.
Baca Juga:
Soal Viktor Gyokeres, Presiden Sporting CP Punya Kabar Baik untuk Manchester United
Breaking News: Tidak Jadi Asisten Ruben Amorim, Ruud Van Nistelrooy Tinggalkan Manchester United
Ruben Amorim Sadar Tugas Berat Menantinya di Manchester United

Phelan angkat bicara mengenai hal tersebut. Kepada The Athletic, Phelan, yang sudah pernah bertemu dengannya pada usia 18 tahun, menuturkan apabila Ronaldo tak pernah berulah pada periode keduanya membela Man United.
Peraih lima Ballon d'Or itu justru menetapkan standar tinggi yang sulit diikuti rekan setimnya. Singkat kata, Ronaldo tak pernah berulah hingga kelewat batas.
"Ketika Ronaldo kembali, beritanya sangat gila – suporter, pemain,” kata Phelan.
"Apa yang dia bawa kembali adalah gaya bermain yang berbeda. Ronaldo adalah seorang pencetak gol. Dia didorong oleh kemampuannya yang luar biasa untuk mengubah permainan. Semuanya luar biasa. Dan kemudian segalanya berubah dari sudut pandang ambisinya."
"Sejak pertama kali (Ronaldo berada di United), ketika saya menjadi pelatih, saya hanya menyempurnakan beberapa hal. Saya mencoba untuk menarik mentalitasnya yang kuat – 'Momen-momen ini adalah milik Anda'."
"Saya menerapkannya untuk kedua kalinya. Anda tidak melatih Cristiano untuk menjadi pemain yang lebih baik. Yang saya lakukan hanyalah memperkuat keyakinannya bahwa pemain spesial akan menemukan jalan."
"Saya sedikit menggosok egonya. Tapi dia tampil bagus (di lapangan laga). Dia lebih tua, lebih bijaksana, dan menetapkan standar yang tinggi – terkadang standar yang tidak dapat diikuti oleh pemain lain."
"Kita semua bisa melihat ke belakang, dan saya pikir Ole telah mengomentarinya, bagaimana dinamika itu bisa berubah. Namun jika Anda ingin seseorang menghasilkan sesuatu, dia melakukannya. Sejujurnya saya tidak pernah mengira Cristiano melampaui batas," urainya.