Kai Havertz, Alleskonner dengan Mentalitas Baja di Usia Muda

Chelsea telah berhasil merampungkan transfer pemain bertalenta Jerman Kai Havertz.
Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 05 September 2020
Kai Havertz, Alleskonner dengan Mentalitas Baja di Usia Muda
Frank Lampard dan Kai Havertz (Laman Resmi Chelsea)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Chelsea layak menjadi bintang di bursa transfer musim panas ini. Bagaimana tidak, The Blues jor-joran belanja pemain dengan total menghabiskan dana sebesar 195 juta poundsterling untuk merekrut enam pemain.

Mulai dari Timo Werner (47 juta poundsterling), Hakim Ziyech (36 juta poundsterling), Ben Chilwell (50 juta poundsterling), hingga teranyar Kai Havertz (62 juta poundsterling). Sementara dua pemain lainnya - Thiago Silva dan Malang Sarr - direkrut gratis karena kontraknya berakhir dengan klub lama mereka.

Havertz menjadi nama terakhir yang baru ini datang ke Chelsea dan menyusul kompatriotnya Timo Werner. Transfer Havertz bisa jadi menutup belanja pemain Chelsea di musim panas ini meski transfer-transfer masih bisa terjadi sampai Oktober mendatang.

Datangnya Havertz paling dinanti fans karena isu transfer mengenainya sudah lama dibahas di musim panas ini. Havertz juga lega bisa merampungkan transfer tersebut dan kini bisa fokus memberikan segalanya untuk tim arahan Frank Lampard.

Baca Juga:

Timo Werner Datang, Olivier Giroud Yakin Tetap Jadi Penyerang Utama Chelsea

Chelsea Bersolek, Frank Lampard Hadapi Situasi dan Pertaruhan Berbeda

Sindiran Jurgen Klopp untuk Chelsea yang Jor-joran di Bursa Transfer

Kai Havertz

"Saya sangat bahagia dan bangga ada di sini. Bagi saya ini mimpi jadi nyata bermain di klub besar seperti Chelsea dan saya tak sabar bertemu dengan seluruh pemain dan pelatih. Ya, saya sangat bahagia di sini!" tutur Havertz di laman resmi Chelsea.

Marina Granovskaia, Direktur Chelsea juga senang timnya dapat merampungkan transfer penting sekaligus investasi jangka panjang dengan prospek sang pemain jadi bintang di masa depan.

"Kai adalah salah satu pemain terbaik seusianya di dunia sepak bola, jadi kami sangat senang bahwa masa depannya ada di Chelsea," imbuh Marina.

"Dia telah membuktikan silsilahnya di salah satu liga terbaik di Eropa, dia bermain untuk tim nasional Jerman dan dia adalah bakat yang dinamis dan menarik. Kami senang bisa menambahkan kemampuan bermain di banyak posisi dan kualitasnya ke skuad sebelum musim dimulai."

Havertz jadi salah satu pemuda yang mencatatkan 50 dan 100 laga Bundesliga sejak promosi pada 2016. Dalam kurun waktu tiga tahun Havertz menjadi pemain yang dikenal dengan istilah Alleskonner.

Alleskonner Bermentalitas Baja

Alleskonner memiliki arti pemain yang dapat melakukan segalanya. Dalam sepak bola modern pemain itu adalah pemain serba bisa (versatile): bisa bermain di banyak posisi (peran berbeda) hingga memiliki banyak kemampuan.

Begitulah Kai Havertz. Sejak promosi ke tim utama Leverkusen dari akademi pada 2016 Havertz menunjukkan perkembangan signifikan dalam kariernya yang sampai mengejutkan eks pelatihnya di Leverkusen, Tayfun Korkut.

"Itu adalah sesuatu yang saya bicarakan dengannya (Havertz) karena kemampuan mencetak gol itu adalah satu-satunya hal yang harus dia tingkatkan dalam waktu saya (melatih Leverkusen). Dia kekurangan tembakan mematikan, bahkan kecepatan dalam tembakannya," tutur Korkut di Sky Sports.

"Banyak pemain memiliki bakat tetapi untuk menyelesaikan situasi bisa jadi sulit bagi para pemain muda. Banyak dari mereka bisa menggiring bola tapi banyak dari mereka melewatkan umpan atau tembakan terakhir."

"Dalam dua tahun terakhir ia telah mengembangkan bagian permainannya secara fantastis. Dia telah berkembang pesat dan mencetak banyak gol."

Kai Havertz

Tayfun Korkut (46 tahun) yang terakhir terlihat melatih Stuttgart pada 2018 memang jadi pelatih berjasa besar dalam karier Havertz. Kepercayaannya kepada Havertz sudah diperlihatkan kala sang pemain masih berumur 17 tahun pada 2017 silam.

Leverkusen dalam bahaya degradasi dan akan melawan Ingolstadt pada Mei 2017. Havertz sebelumnya tidak berpatisipasi dalam skuad ketika bermain melawan Atletico Madrid di Spanyol karena menjalani ujian sekolah.

Fokus dan komitmennya dengan sekolah tak terganggu sampai ia menyelesaikannya dan bergabung tepat waktu sebelum laga melawan Ingolstadt. Korkut yang jadi pelatih pengganti Roger Schmidt (dipecat Leverkusen) sudah punya firasat baik ketika melihat Havert berlatih.

"Anda hanya melakukan sedikit pemanasan, permainan kecil selama beberapa menit dan beberapa sprint. Tetapi ketika kami memainkan permainan kecil di lapangan kecil ini, dia fantastis," terang Korkut.

"Rasanya seperti dia bebas setelah menyelesaikan ujian. Semua yang ada di pikirannya jernih karena sekolah selesai dan bahkan dalam 10 menit melihatnya, Anda bisa merasakannya. Begitulah cara dia menyentuh bola. Saya memutuskan untuk memainkannya."

Keputusan yang berani tapi tidak sia-sia. Havertz mencetak gol penyama kedudukan Leverkusen, laga berakhir imbang 1-1 dan klub selamat dari degradasi. Sejak saat itu posisi Havertz tidak tergantikan dalam skuad utama.

Satu hal paling menonjol dari Kai Havertz adalah mentalitas baja yang dimilikinya. Usianya boleh berumur 17 tahun tapi caranya bermain dan menghadapi lingkungan sekitar seperti halnya pemain sarat pengalaman.

Kai Havertz satu tim dengan Timo Werner di Chelsea

"Ini mungkin hal yang paling istimewa tentang dia, kekuatan mentalnya. Anda tidak akan melihat perbedaan dalam dirinya apakah dia bermain melawan Ingolstadt atau Real Madrid, apakah dia bermain untuk menghindari degradasi atau memenangkan kejuaraan. Dia akan selalu bermain sama pada level tinggi," terang Korkut.

"Bahkan pada usia 17 tahun, dia tidak mengalami pasang surut. Ini bukan tentang pelatih yang berani, ini tentang pemain. Dia memberi saya perasaan bahwa dia bisa memainkan pertandingan besar itu dan dia bisa (melakukannya)."

"Dia memiliki kekuatan mental yang luar biasa ini. Saya tidak tahu apakah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tetapi dia seperti manusia es."

"Saat Anda melihatnya sekarang, Anda tidak tahu apakah dia berada di bawah tekanan. Saya tidak tahu apa yang dia rasakan di dalam tetapi dia tidak menunjukkannya dan itu adalah kualitas penting jika Anda ingin menjadi salah satu yang terbaik."

"Bermain untuk klub besar itu berbeda. Ini tentang ketangguhan mental. Ada banyak pemain muda yang bagus di luar sana. Tetapi bermain untuk klub terbesar. Untuk bermain untuk Bayern Munich, Manchester United atau Chelsea, Anda perlu memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar bakat. Dia memilikinya (mental)."

Breaking News Kai Havertz Bayer Leverkusen Sosok Chelsea
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.602

Berita Terkait

Hasil akhir
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Persib mengalahkan PSBS Biak 3-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10) malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Lainnya
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Acara pengukuhan dan pelepasan dilangsungkan di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10) sore WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Lainnya
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Erick Thohir, terbuka untuk para atlet yang ingin berangkat secara mandiri ke SEA Games Thailand 2025.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Timnas
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Malaysia naik ke peringkat 118, sedangkan Indonesia turun ke posisi 122.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Jadwal
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Maung Bandung bertandang melawan PSBS Biak di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (17/10) pukul 19.00 malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Liga Indonesia
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Media Cup 2025 digelar di Jakarta pada 28-30 Oktober mendatang.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Prediksi
Prediksi dan Statistik Barcelona vs Girona: Saatnya Reset
Barcelona mencari kebangkitan saat menjamu Girona di LaLiga 2025/2026. Simak prediksi, kondisi tim, dan statistik pertemuan keduanya.
Johan Kristiandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Prediksi dan Statistik Barcelona vs Girona: Saatnya Reset
Liga Indonesia
Persib Pincang Lawan PSBS Biak, Dua Pemain Andalan Absen
Pertandingan PSBS vs Persib akan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10).
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Persib Pincang Lawan PSBS Biak, Dua Pemain Andalan Absen
Inggris
Manchester United Tetapkan Harga Bruno Fernandes Rp891 Miliar
Manchester United dikabarkan menetapkan harga jual Bruno Fernandes sebesar 40 juta pound sterling atau sekitar Rp891 miliar. Gelandang asal Portugal itu tetap berambisi meraih gelar Liga Champions meski diminati klub-klub Arab Saudi.
Johan Kristiandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Manchester United Tetapkan Harga Bruno Fernandes Rp891 Miliar
Jadwal
Jadwal Siaran Langsung PSBS Biak vs Persib Bandung, Jumat 17 Oktober 2025
Maung Bandung bertandang melawan PSBS Biak di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (17/10) pukul 19.00 malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Jadwal Siaran Langsung PSBS Biak vs Persib Bandung, Jumat 17 Oktober 2025
Bagikan