Cerita Klasik Euro: Ketika 'Football's Coming to Rome' pada 2020


BolaSkor.com - Football's coming home menjadi tema utama Euro 2020, terutama bagi suporter Inggris yang menjadi tuan rumah laga puncak. Nyanyian itu semakin kencang terdengar setelah The Three Lions melaju ke final.
Namun usai laga final, football's coming home justru hanya terdengar di salah satu sudut Stadion Wembley, tempat para pendukung Italia. Ya, fans Italia menyanyikan football's coming home kepada pendukung Inggris. Football's coming home berubah menjadi football's coming to Rome.
Ironi ini tidak akan luput dari perhatian para pemain, suporter, atau pelatih Inggris Gareth Southgate. Karena ini adalah pemandangan yang ada dalam pikiran mereka di awal malam yang penuh gejolak. Ini adalah skenario Inggris yang pada akhirnya dirusak oleh Italia.
Ini adalah pesta yang direncanakan oleh Inggris dan para penggemarnya, tetapi sekali lagi mereka harus menelan kekecewaan, aspirasi mereka dirusak oleh kekalahan memilukan dari Italia melalui adu penalti di final Euro 2020.
Baca Juga:
Cerita Klasik Euro: Viking Clap Islandia dan Kesuksesan Timnas Portugal pada 2016
Cerita Klasik Euro: 2008 dan 2012, Supremasi La Furia Roja
Cerita Klasik Euro: Kejutan dari Negeri Para Dewa pada 2004
Cerita Klasik Euro: Gol Emas David Trezeguet dan Kejayaan Prancis pada 2000
Di Euro 2020, harapan sudah menjelma menjadi tekanan. Keputusasaan Inggris terlihat jelas saat pemain remaja Arsenal Bukayo Saka menunggu dengan cemas untuk mengambil penalti yang harus ia cetak. Seluruh negara menyaksikannya dan bergantung pada seorang pendatang baru berusia 19 tahun.
Saka melihat sosok raksasa kiper Italia Gianluigi Donnarumma menahan tendangan penaltinya dan segalanya berakhir bagi Inggris.
Bagi Inggris, seharusnya tidak berakhir seperti ini.
Semua diawali sesuai dengan skenario, dari lonceng Big Ben dan pesawat jet Red Arrows melintas di atas kepala saat upacara sebelum pertandingan membuat Wembley menjadi hiruk pikuk. Football's coming home.
Dan ketika Luke Shaw mencetak gol cepat pada menit kedua, para pemain dan suporter diselimuti euforia. Mimpi untuk mengakhiri penantian selama 55 tahun sudah di depan mata.
Namun, malam yang seharusnya penuh pesta justru menjadi menegangkan. Aroma kembali kecewa kembali muncul setelah Italia menyamakan kedudukan melalui Leonardo Bonucci. Laga harus diakhiri lewat adu penalti, skenario yang memiliki kisah pedih bagi Inggris. Dan, Inggris kalah 2-3, Football's coming home ke Italia.
“Para pemain sangat luar biasa,” kata pelatih Italia Robero Mancini. "Saya tidak punya kata-kata untuk mereka. Ini adalah skuad yang luar biasa. Pertandingan ini akan selalu sulit, dan terlebih lagi setelah gol awal mereka, namun kami mendominasi sejak saat itu."
Bagi Italia, kemenangan ini sekaligus mengakhiri penantian panjang selama 53 tahun untuk menjadi juara Euro. Kali terakhir Italia menjadi yang terbaik di Benua Biru adalah pada 1968 saat menjadi tuan rumah. Pada partai final di Stadion Olimpico, Gli Azzurri mengalahkan Yugoslavia 2-0.
Penyelenggaraan Euro 2020 cukup menarik, karena digelar di 11 kota dari 11 negara yang berbeda, sehingga tidak ada tuan rumah tunggal.
Pertandingan Euro 2020, sejatinya digelar antara 12 Juni hingga 12 Juli 2020, tetapi pandemi Covid-19 membuat ajang tersebut ditunda selama satu tahun.
Dalam perjalanan ke final, Italia yang berada di Grup A bersama Wales, Swiss, dan Turki menjadi pemuncak klasemen fase grup dengan memenangkan semua laga.
Italia lalu mengalahkan Austria 2-1 di 16 besar, menundukkan Belgia 2-1 di perempat final, sebelum menyingkirkan Spanyol 4-2 di babak adu penalti setelah imbang 1-1. Pada laga final mereka mengalahkan Inggris melalui adu penalti 3-2 setelah bermain imbang 1-1. Italia menjadi negara pertama yang memenangkan dua adu penalti pada Piala Eropa.
Inggris juga tampil perkasa, mereka memuncaki klasemen Grup D. Mereka menyingkirkan Jerman dengan skor 2-0 di 16 besar, sebelum mengalahkan Ukraina 4-0 di perempat final, dan menang 2-1 atas Denmark di semifinal.
Salah satu momen tidak terlupakan di Euro 2020 adalah saat pertandingan pembuka Grup B antara Denmark melawan Finlandia. Dalam laga itu dunia dikejutkan saat Christian Eriksen kolaps di lapangan dan harus mendapat perawatan medis karena serangan jantung. Berkat kesigapan tim medis dan bantuan para pemain di dalam lapangan membuat Eriksen terselamatkan.
Susunan Pemain Final Euro 2024
Italia (4-3-3): 1-Gianluigi Donnarumma; 2-Giovanni di Lorenzo, 19-Leonardo Bonucci, 3-Giorgio Chiellini, 13-Emerson Palmieri; 18-Nicolo Barella (16-Bryan Cristante 54'), 8-Jorginho, 6-Marco Verratti (5-Manuel Locatelli 94'); 14-Federico Chiesa (20-Federico Bernadeschi 85'), 17-Ciro Immobile (11-Domenico Berardi 54'), 10-Lorenzo Insigne (9-Andrea Belotti 91')
Pelatih: Roberto Mancini
Inggris (3-4-2-1): 1-Jordan Pickford; 2-Kyle Walker (17-Jadon Sancho 119'), 5-John Stones, 6-Harry Maguire; 2-Kieran Trippier (25-Bukayo Saka 71'), 14-Kalvin Phillips, 4-Declan Rice (8-Jordan Henderson 73') (11-Marcus Rashford 119'), 3-Luke Shaw; 19-Mason Mount (7-Jack Grealish 99'), 10-Raheem Sterling; 9-Harry Kane
Pelatih: Gareth Southgate
Yusuf Abdillah
9.077
Berita Terkait
Timnas Indonesia vs Lebanon: Patrick Kluivert Janjikan Skema Menyerang

Nicolas Jackson Ungkap Alasan Hengkang dari Chelsea, Bukan karena Enzo Maresca

Menyesal, Barcelona Ingin Pulangkan Marcus Rashford ke Manchester United

Akan Hadapi Manchester City di Etihad, Kevin De Bruyne Ungkap Perasaannya

Thomas Tuchel Sangat Yakin Inggris Sudah di Jalur yang Benar

Minim Menit Bermain di Klub, Timnas Indonesia U-23 Butuh TC Jangka Panjang

Ada Udang di Balik Batu, Juventus Berharap Thiago Motta Jadi Pelatih Bayer Leverkusen

Manuel Akanji Datang, Inter Milan Akan Beralih ke Formasi Pohon Natal

Finansial Bermasalah, Barcelona Tidak Punya Uang untuk Rekrut Pengganti Lewandowski

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Lithuania vs Belanda, Minggu 7 September 2025
