Sederet Produk Akademi yang Menghiasi Skuat Arsenal dan Chelsea 2021-2022
BolaSkor.com - Arsenal akan menjamu Chelsea pada lanjutan Premier League 2021-2022 di Emirates Stadium, Minggu (22/8). Laga ini bisa menjadi ajang pembuktian para jebolan akademi masing-masing klub.
Chelsea dan Arsenal memiliki salah satu akademi sepak bola terbaik di Inggris bahkan Eropa. Banyak pemain bintang yang menimba ilmu bersama kedua klub tersebut.
Arsenal dalam bertahun-tahun lamanya dikenal pintar memaksimalkan potensi jebolan akademinya. Sementara Chelsea baru mengikuti jejak tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:
Membandingkan Transfer Chelsea dengan Arsenal Sejak Dilatih Arteta
Menariknya, jebolan akademi Arsenal dan Chelsea mulai mencuri perhatian sejak musim lalu. Mereka tentu memiliki gengsi tersendiri untuk membuktikan diri lebih baik ketimbang sang rival.
BolaSkor.com telah merangkum deretan pemain akademi Arsenal dan Chelsea yang berpeluang ambil bagian dalam laga nanti. Berikut rangkumannya:
1. Mason Mount
Mason Mount bergabung ke akademi Chelsea pada tahun 2005 ketika baru berusia enam tahun. Namun ia termasuk salah satu pemain paling berbakat di sana.
Mount sudah menembus skuat Chelsea U-18 ketika baru berusia 15 tahun. Pemain kelahiran Portsmouth itu sempat dipinjamkan ke Vitesse Arnhem dan Derby County.
Sanksi larangan transfer yang diterima Chelsea pada musim 2019-2020 membawa berkah bagi Mount. Hukuman tersebut memang membuat klub London itu mengandalkan produk akademinya.
Mount menjawab kepercayaan itu dengan sempurna. Ia menjadi salah satu pemain kunci di bawah asuhan Frank Lampard.
Kedatangan Thomas Tuchel sempat dikhawatirkan menghambat pertumbuhan karier Mount. Namun pemain yang kini berusia 22 tahun itu mampu menjawab keraguan.
Lampard yang menangani Mount di Derby kemudian membawanya ke Stamford Bridge musim lalu. Sang pemain tak butuh waktu lama untuk menunjukkan kualitasnya di level tertinggi.
2. Reece James
Reece James sudah bergabung ke akademi Chelsea sejak usia enam tahun. Ia kini menjadi salah satu andalan di posisi bek kanan.
James berstatus sebagai kapten saat Chelsea U-18 menjuarai FA Youth Cup musim 2017-2018. Namun ia justru dipinjamkan ke Wigan Athletic yang berlaga di Championship usai mempersembahkan trofi tersebut.
Semusim kemudian, James baru dipromosikan ke tim utama Chelsea yang ditangani Frank Lampard. Sanksi larangan belanja pemain dalam dua jendela transfer memang membuat klub asal London itu memaksimalkan jebolan akademinya.
Dengan cepat, James mampu merebut tempat utama di posisi bek kanan. Ia bersaing sengit dengan Cesar Azpilicueta yang lebih senior.
3. Callum Hudson-Odoi
Sebelum Mason Mount mencuat, lulusan akademi terbaik Chelsea disandang oleh Callum Hudson-Odoi. Pemain yang kini berusia 20 tahun itu bahkan tak menjalani masa peminjaman di klub lain.
Hudson-odoi melakoni debut di tim utama Chelsea pada Januari 2018. Setahun kemudian, ia menjadi pemain termuda yang dipanggil ke timnas senior Inggris pada ajang kualifikasi Piala Eropa 2020.
Meski begitu, Hudson-Odoi masih kesulitan mengeluarkan potensi maksimalnya. Sama seperti manajer lain, Tuchel lebih suka menggunakannya sebagai pemain pengganti.
4. Trevoh Chalobah
Trevoh Chalobah menjadi produk akademi terbaru Chelsea yang siap bersinar. Performa pemain berusia 22 tahun itu benar-benar membuat Tuchel terkesan.
Chalobah bergabung ke akademi Chelsea sejak usia delapan tahun. Ia mengikuti jejak sang kakak, Nathaniel.
Chalobah merupakan bagian skuat muda Chelsea yang menjuarai tiga turnamen bergengsi. Namun hal itu tak membuat jalannya menuju tim senior mulus.
Banyaknya bintang yang dimiliki Chelsea membuat Chalobah harus dipinjamkan ke klub lain. Ipswich Town, Huddersfield Town, dan Lorient sempat memakai jasanya.
Pengalaman berkarier di Prancis bersama Lorient meningkatkan performa Chalobah secara signifikan. Tuchel pun terkejut melihat penampilannya pada masa pramusim kemarin.
Tuchel bahkan pada akhirnya berani menurunkannya sebagai starter pada ajang Piala Super Eropa kontra Villarreal. Perjudian itu berbuah manis karena Chalobah tampil gemilang dan sukses mempersembahkan gelar juara.
Kehadiran Chalobah sampai membuat Chelsea mengubah rencana di bursa transfer. Mereka tak jadi meminang Jules Kounde meski sudah menemui kata sepakat.
5. Emile Smith Rowe
Emile Smith Rowe merupakan sebuah cahaya terang dari masa-masa gelap Arsenal. Ia diharapkan dapat membantu klub kembali ke jalur yang benar.
Smith Rowe sudah masuk akademi Arsenal sejak berusia 10 tahun. Ia menandatangani kontrak profesional perdananya pada Juli 2017.
Namun Arsenal tak langsung memasukkan Smith Rowe ke tim utama. Sang pemain harus menjalani masa pinjaman ke RB leipzig dan Huddersfield Town.
Titik balik karier Smith Rowe di Arsenal terjadi pada Boxing Day tahun lalu. Arteta secara berani memainkannya sebagai gelandang serang saat menjamu Chelsea.
Perjudian Arteta membuahkan hasil. Smith Rowe tampil gemilang dan membantu Arsenal menang 3-1.
Sejak saat itu, posisi Smith Rowe sebagai pemain inti nyaris tak tergantikan. Ia bahkan kini diberi kepercayaan memakai nomor punggung 10.
6. Bukayo Saka
Bukayo Saka menjadi pemain muda Arsenal lain yang kini menjadi andalan Arteta. Kualitasnya tak perlu diragukan usai dibawa Timnas Inggris ke Piala Eropa 2020.
Saka masuk ke akademi Arsenal saat berusia tujuh tahun. Sepuluh tahun berselang, ia diganjar kontrak profesional perdananya.
Saka melakoni debut di tim senior pada ajang Liga Europa, 29 November 2018. Sejak saat itu namanya mulai diperhitungkan.
Titik balik Saka di Arsenal mirip dengan Smith Rowe. Ia juga tampil gemilang pada laga Boxing Day kontra Chelsea dengan turut mencetak gol.
Sejak saat itu, posisi Saka di sisi kanan penyerangan Arsenal mulai tak tergantikan. Ia mampu menyingkirkan Willian ke bangku cadangan.
7. Reiss Nelson
Reiss Nelson menjadi nama terbaru yang diharapkan mengikuti jejak Saka dan Smith Rowe. Pemain berusia 21 tahun itu memang mulai mendapat menit bermain.
Nelson masuk ke akademi Arsenal saat berusia sembilan tahun. Penampilannya dikabarkan membuat terkesan staf pelatih muda.
Nelson bahkan sudah diberi kesempatan debut pada Juli 2017. Sayang, kariernya mengalami pasang surut setelah itu.
Arsenal kemudian meminjamkan Nelson ke Hoffenheim pada musim panas 2018. Mereka berharap kemampuannya lebih terasah.
Arsenal kemudian memanggil pulang Nelson semusim berselang. Ia sempat diberi kesempatan tampil sebagai starter pada awal musim 2019-2020.
Namun penampilan yang tak konsisten membuat Nelson belum mampu merebut tempat utama. Musim ini bisa menjadi kesempatan terakhirnya untuk membuktikan diri layak bermain di Arsenal.
6.514
Berita Terkait
Buntut Kisruh Napoli vs AC Milan, Presiden FIGC Peringatkan Max Allegri
Tim Indonesia Sukses Lampaui Target di SEA Games 2025, Ketua NOC Indonesia Sampaikan Rasa Bangga
7 Fakta Statistik Menarik Jelang Duel Tottenham Hotspur vs Liverpool
Exco PSSI Sepakat John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Sinyal John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia Menguat, Waketum PSSI Sebut Belum Final
Shin Sang-gyu Pimpin Persebaya Saat Melawan Borneo FC, Kondisi Green Force Keropos
Cepat atau Lambat Pep Guardiola Akan Pergi, Manchester City Harus Siapkan Penggantinya
Prediksi dan Statistik Tottenham Hotspur vs Liverpool: Tuan Rumah Dihantui Rekor Buruk
Prediksi dan Statistik Newcastle United vs Chelsea: Ujian Berat di St James' Park
SEA Games 2025: Dukungan Keluarga Dorong Diananda Choirunisa Raih Medali Emas di Tengah Kehamilan