Pep Guardiola Diklaim sebagai Penyebab Turunnya Performa Timnas Jerman
BolaSkor.com - Performa timnas Jerman di bawah arahan Hans-Dieter Flick jauh dari kata memuaskan, padahal Die Mannschaft - julukan Jerman - merupakan tuan rumah Piala Eropa 2024. Hasil-hasil dari laga sebelumnya bagi Jerman cukup meresahkan.
Jerman tak pernah menang di empat laga terakhir dan pada Juni lalu kalah 0-2 melawan Kolombia pada laga persahabatan. Jerman pun hanya tiga kali menang dari 15 laga terakhirnya, memicu rumor pemecatan Hansi Flick.
Turunnya performa Jerman sedianya sudah dapat dilihat sejak Piala Dunia 2018 dan berlanjut hingga 2022. Melihat itu mantan gelandang timnas Jerman, Bastian Schweinsteiger, memiliki opini menarik di balik penurunan performa Jerman.
Menurutnya, ada 'andil' Pep Guardiola yang menjadi penyebab penurunan performa Jerman. Seperti diketahui, Guardiola pernah melatih klub Jerman, Bayern Munchen pada medio 2013-2016, dan filsofi bermainnya menjadi inspirasi.
Baca Juga:
Statistik yang Membuktikan Declan Rice Layak Dibanderol 100 Juta Poundsterling
3 Klub Premier League yang Berpeluang Mendapatkan Servis Moises Caicedo
"Ketika Pep Guardiola bergabung dengan Bayern Munchen, ketika dia datang ke negara itu, semua orang percaya kami harus memainkan sepak bola seperti ini, seperti umpan pendek dan segalanya. Kami agak kehilangan nilai-nilai kami," terang Schweinsteiger dikutip dari TalkSPORT.
"Saya pikir sebagian besar negara lain memandang Jerman sebagai petarung, kami bisa berlari sampai akhir dan segalanya. Kekuatan hilang selama tujuh, delapan tahun terakhir. Kami melupakan hal itu dan lebih fokus memainkan bola dengan baik satu sama lain. Itu salah satu alasannya,"
Sederhananya, identitas bermain Jerman yang dahulu terkenal dengan permainan ala 'mesin diesel' sirna karena filosofi sepak bola yang diterapkan Guardiola di Bayern, berujung menjadi inspirasi bermain yang coba ditiru Jerman.
Di masa lalu, Jerman terkenal sebagai spesialis turnamen dan sulit ditaklukkan karena permainan yang gigih, pantang menyerah, dan selayaknya mesin diesel, Jerman telat panas dalam pertandingan saat menampilkan performa terbaik.
Pada 2014 ketika Jerman jadi juara Piala Dunia, mereka bermain dengan kolektivitas dan semangat pantang menyerah dari skuad besutan Joachim Low. Kolektivitas itu menciptakan keseimbangan kuat pada fase bertahan dan juga ofensif.
Arief Hadi
15.667
Berita Terkait
Soal Tren Lemparan ke Dalam Jarak Jauh, Pep Guardiola Akan Beli Pemain dengan Bahu dan Lengan yang Kuat
Salip Liverpool, Bayern Munchen Bicara dengan Agen Marc Guehi
Siapa Lennart Karl? Pemain Jerman Termuda yang Cetak Gol di Liga Champions
Cetak 20 Gol dari 12 Laga, Harry Kane Lalui Catatan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo
Erling Haaland Samai Cristiano Ronaldo, Pep Guardiola Pilih Puji Pemain Lain
Manchester City Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Erling Haaland
Manchester United Tetapkan Harga Bruno Fernandes Rp891 Miliar
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jerman Menang Tipis, Prancis Ditahan Islandia
Jadwal Live Streaming Irlandia Utara vs Jerman, Selasa 14 Oktober 2025
Kesulitan di Liverpool, Florian Wirtz Dibela Julian Nagelsmann