Nostalgia: Rudy Hartono yang Abadi di Buku Rekor All England

BolaSkor.com - Tiga edisi pertama Piala Thomas selalu menjadi milik Malaya. Namun, segalanya berubah dalam perhelatan keempat yang dimenangi Indonesia. Kemenangan itu juga yang mengubah sejarah.
Dalam kompetisi yang berlangsung di Singapura pada 1958, Indonesia bersua dengan juara bertahan, Malaya. Namun, mereka tanpa andalannya, Wong Peng Soon, yang pensiun.
Tan Joe Hok dan kawan-kawan akhirnya menang 6-3 atas Malaya. Bahkan, Indonesia selalu menang dalam setiap laga tunggal. Esoknya, kemenangan di Piala Thomas mewarnai pewarta era tersebut.
Kemenangan Indonesia di Piala Thomas lah yang membuat seorang pemuda, Rudy Hartono, terkesan dengan bulu tangkis. Kebetulan sang ayah memberikan dukungan penuh.
"Sejujurnya saya tidak punya impian yang sebegitu tinggi, hanya mengikuti arahan ayah. Saya fokus, disiplin, dan tekun akhirnya saya bisa menjadi juara," kata Rudy saat diwawancarai BolaSkor.com.
Baca Juga:

Sejak saat itu, Rudy berlatih di bawah bimbingan ayahnya. Total, selama lima sampai delapan tahun dia menekuni latihan keras bersama sang ayah.
Sampai akhirnya, 10 tahun berselang, Rudy lolos ke final All England. Rudy yang kala itu baru berusia 18 tahun berhadapan dengan pemain asal Malaya, Tan Aik Huang.
Hasilnya, Rudy sukses menang 15-12, 15-9. Saat itu, dunia dikejutkan dengan gaya bermain Rudy yang berbeda dengan pemain lain.
"Bulu tangkis ini berkembang, saat 1968 saya mengembangkan speed and power. Tidak perlu cantik, yang penting menang. Harus cepat dan akurat, sehingga permainan saya baru diimbangi setelah tiga tahun," kenang Rudy.
"Saya mendapat kesempatan untuk berhasil. Pemain lain hanya menunggu untuk mengejar saya. Keuntungan saya adalah bisa unggul. Pada zaman itu saya unggul atas saingan dan mendapat rekor dunia."
"Sudah pasti yang paling berkesan itu yang pertama. Lalu yang terakhir karena itu rekor. Kalau yang berturut-turut itu sampai sekarang belum ada yang bisa," lanjutnya.
Budi Prasetyo Harsono
5.618
Berita Terkait
Legawa Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Jay Idzes: Mungkin Belum Waktunya

Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Ole Romeny: Sulit Menggambarkan Rasa Sakit Ini

Usai Kalahkan Timnas Indonesia, Pelatih Irak: Sekarang Tekanan Ada di Arab Saudi

Scott McTominay Klaim Lebih Bisa Berkembang bersama Napoli ketimbang Manchester United
Kyle Walker Akui Hengkang ke AC Milan adalah Keputusan yang Salah

Link Streaming Belanda vs Finlandia, Minggu 12 Oktober 2025

Demi Bertahan di Manchester United, Harry Maguire Menolak Gaji Rp11 Miliar per Pekan
FIFA Bakal Larang Laga Liga Domestik di Luar Negeri

Olympic Day 2025, Saatnya Bergerak dan Dukung Tim Indonesia

Pengamat: Patrick Kluivert Tidak Kompeten, Alex Pastoor Jadi Pelatih Kepala
