Total, delapan kali Rudy memenangi All England dengan tujuh di antaranya beruntun. Banyak lawan hebat dia hadapi di final, seperti Svend Pri, Christian Hadinata, dan Punch Gunalan.

Catatan itu, yang membuat Rudy merasa bangga. Pria yang kini berusia 71 tahun tersebut bahkan percaya diri rekornya sulit untuk dipecahkan.

"Lin Dan, dia tidak berturut-turut. Kalau berturut-turut dan tidak itu berbeda, tidak gampang. Saya rasa tidak ada yang akan bisa melewatinya," ujar Rudy.

"Bagi saya dan Indonesia, itu sangat berarti selama tidak terpecahkan berturut-turut. Baik di dunia bulu tangkis modern atau belum, tetap itu rekor," imbuhnya.

Rudy Hartono

Rudy menyebut kalau All England merupakan ajang terbesar di bulu tangkis pada era dia bermain. Dia juga menyebut kesempatannya memenangi Kejuaraan Dunia tidak banyak karena tak setiap tahun.

Andai ada yang dia sesali, Rudy mengaku tidak sempat bermain di Olimpiade. Seperti diketahui, bulu tangkis baru resmi masuk ke ajang empat tahunan itu pada 1992, atau 10 tahun pasca ia pensiun.

"Sayangnya saya tidak berkesampatan tampil di Olimpiade karena bulu tangkis baru resmi setelah saya pensiun. Tetapi okelah, masing-masing sudah punya jatah," kata Rudy.

"Tidak bisa bilang saya lebih baik dari Lin Dan atau sebaliknya. Saya tidak pernah menang Olimpiade karena dulu tidak ada. Kalau saya balik lagi sekarang, siapa tahu bisa juara," pungkasnya sambil berkelakar.

Hingga saat ini, koleksi delapan gelar All England Rudy masih belum bisa terkejar. Paling mendekati adalah Lin Dan yang pensiun dengan enam gelar.

Total, Rudy Hartono memiliki dua rekor di All England, gelar terbanyak (delapan) dan kemenangan beruntun (tujuh kali). Sampai rekor itu pecah, rasanya nama Rudy akan abadi di All England.