Trivia Sepak Bola

3 Alasan PSG Selalu Gagal Juara Liga Champions

Apa saja alasan PSG selalu gagal juara Liga Champions?
Johan KristiandiJohan Kristiandi - Rabu, 08 Mei 2024
3 Alasan PSG Selalu Gagal Juara Liga Champions
PSG (X)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Paris Saint-Germain kembali harus mengubur mimpinya juara Liga Champions. Pada musim ini, Les Parisiens dibungkam Borussia Dortmund pada fase semifinal. Lantas, apa yang menjadi alasan PSG selalu gagal juara Liga Champions?

Satu trofi yang sangat diinginkan PSG adalah gelar Liga Champions. Tidak heran, sang presiden, Nasser Al-Khelaifi, mengucurkan banyak uang untuk mendatangkan pemain-pemain bintang.

Namun, sejauh ini PSG selalu menemui kegagalan. Bahkan, meski sudah mencapai final, Kylian Mbappe dan kawan-kawan juga tidak berhasil.

Baca Juga:

PSG 0-1 Dortmund: Final Liga Champions Ketiga Die Borussen

Formula Luis Enrique Agar PSG Singkirkan Borussia Dortmund

PSG Vs Borussia Dortmund, Laga bak Neraka di Paris

Pada musim ini, kegagalan kembali menghampiri. PSG disingkirkan Borussia Dortmund. Die Borussen selalu menang dalam dua pertandingan.

Tak pelak, pertanyaan besar menghampiri. Apa yang menjadi alasan PSG selalu gagal menjadi juara Liga Champions? Berikut ini adalah tiga di antaranya.

Faktor Pelatih

Argumen pertama adalah faktor pelatih. Para juru taktik PSG tidak punya rekam jejak apik di Liga Champions.

Nasser Al-Khelaifi memang memboyong banyak pemain papan atas untuk melengkapi skuadnya. Namun, ia tidak punya pelatih bintang lima yang bisa membawa PSG memenangi Liga Champions.

PSG sudah berganti banyak pelatih dalam beberapa musim terakhir. Satu nama yang paling berpengalaman dengan trofi Liga Champions adalah Carlo Ancelotti. Namun, ia hanya memimpin PSG selama satu setengah musim.

Setelah itu, para pelatih PSG bukanlah sosok yang jagoan di Liga Champions. Laurent Blanc, Unai Emery, Thomas Tuchel, Mauricio Pochettino, dan Christopher Galtier adalah beberapa di antaranya.

Kini, PSG ditukangi Luis Enrique yang pernah membawa Barcelona juara Liga Champions pada musim 2014-2015. Namun, itu sudah sangat lama dan kekuatan para peserta Liga Champions sudah jauh berkembang.

Oleh karena itu, faktor pelatih sangat penting dalam ajang kompetisi seperti Liga Champions. Sebab, tidak hanya soal meramu taktik untuk melaju ke babak berikutnya, tetapi juga menyentuh aspek membangun mentalitas para pemain.

Tidak Bermain di Liga yang Kuat

Alasan lainnya adalah PSG tidak bermain di liga yang kuat. Dengan begitu, para pemain PSG tidak terbiasa menghadapi lawan yang kemampuannya setara atau lebih tinggi.

PSG sangat mendominasi Ligue 1. Hegemoni yang tercatat adalah delapan trofi dalam 10 musim terakhir. Itu artinya PSG hanya gagal dua kali menjadi juara.

Bila menilik kualitas tim lainnya di Ligue 1, seringnya PSG menjadi pemenang memang bisa dimaklumi. PSG sebagai klub dengan kekuatan finansial paling tinggi memiliki kualitas pemain yang jauh di atas rival lainnya.

Namun, itu juga bisa berdampak buruk. Sebab, PSG tidak merasakan kompetisi yang sengit dan dengan kualitas tinggi. Walhasil, hasilnya adalah tim besar di liga yang kecil.

Para pemain PSG pun tidak terbiasa menghadapi berbagai situasi, seperti tertinggal dan tertekan. Padahal, faktor pengalaman juga menjadi kunci untuk juara Liga Champions.

Tidak Punya Mental Eropa

Alasan terakhir adalah PSG tidak punya mental Eropa. Para pemain Les Parisiens terlihat gagal menemukan cara keluar dari situasi sulit di kompetisi Eropa.

Banyak yang mengunggulkan PSG untuk menyingkirkan Borussia Dortmund pada semifinal Liga Champions musim ini. Hal itu memang masuk akal jika melihat materi pemain.

Namun, Liga Champions bukan hanya soal kualitas pemain, tetapi juga mentalitas. Ada banyak cerita bagaimana tim kuda hitam berhasil menumbangkan calon juara.

View this post on Instagram

A post shared by Bolaskor.com (@bolaskorcom)

Satu hal yang berperan dalam hal itu adalah mentalitas Eropa. Dibutuhkan lebih dari sekadar mentalitas juara untuk bermain apik di Liga Champions. Sebab, kompetisi tersebut memiliki kultur yang berbeda dibandingkan yang lainnya.

Ada ketegangan yang tinggi, prestise, dan tekanan. Apalagi, semua bisa terjadi pada babak gugur.

PSG bisa mencontoh Real Madrid dalam hal ini. Selain punya pemain level tinggi, Los Blancos juga memiliki mentalitas Eropa. Madrid sudah sering bangkit ketika tertinggal.

Paris Saint-Germain Breaking News Liga Champions Trivia Sepak Bola
Ditulis Oleh

Johan Kristiandi

Experienced Journalist with a work history in the online media industry of more than 7 years.
Posts

17.380

Berita Terkait

Liga Champions
Pelatih Barcelona Hansi Flick Sudah Prediksi Penampilan Gacor Marcus Rashford
Marcus Rashford menjadi bintang saat Barcelona mengalahkan Newcastle United 2-1 di St James' Park pada matchday pertama Liga Champions 2025-2026, Jumat (19/9) dini hari WIB.
Yusuf Abdillah - Jumat, 19 September 2025
Pelatih Barcelona Hansi Flick Sudah Prediksi Penampilan Gacor Marcus Rashford
Feature
5 Fakta Menarik dari Matchday 1 Liga Champions 2025-2026
Rangkaian pertandingan matchday pertama Liga Champions 2025-2026 selesai digelar.
Yusuf Abdillah - Jumat, 19 September 2025
5 Fakta Menarik dari Matchday 1 Liga Champions 2025-2026
Lainnya
Kolaborasi Tim Indonesia dan Perumnas, Wujudkan Mimpi Atlet Punya Rumah Sendiri
Tim Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas).
Tengku Sufiyanto - Jumat, 19 September 2025
Kolaborasi Tim Indonesia dan Perumnas, Wujudkan Mimpi Atlet Punya Rumah Sendiri
Spanyol
Cari Pengganti Lewandowski, Barcelona Incar Pemain Gratisan
Barcelona mulai mencari pengganti Robert Lewandowski yang kontraknya berakhir 2026. Dusan Vlahovic masuk radar Blaugrana, bersaing dengan Manchester United dan Atletico Madrid.
Johan Kristiandi - Jumat, 19 September 2025
Cari Pengganti Lewandowski, Barcelona Incar Pemain Gratisan
Liga Indonesia
Mateo Kocijan Tak Kunjung Gabung Persis Solo, Sebenarnya Ada Apa?
Mateo Kocijan belum juga bergabung dengan Persis Solo sejak direkrut dari Persib.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 19 September 2025
Mateo Kocijan Tak Kunjung Gabung Persis Solo, Sebenarnya Ada Apa?
Italia
Milan dan Inter Akan Punya Stadion Terbaik di Eropa
Presiden AC Milan, Paolo Scaroni, optimistis proyek stadion baru bersama Inter Milan akan menjadi yang terbaik di Eropa. Stadion anyar ini ditargetkan rampung sebelum Euro 2032.
Johan Kristiandi - Jumat, 19 September 2025
Milan dan Inter Akan Punya Stadion Terbaik di Eropa
Timnas
Breaking News! Demi Timnas Indonesia di Round 4, I League Mundurkan Jadwal Pekan 8 Super League 2025/2026
Sejatinya, pekan ke-8 Super League musim ini berlangsung pada 2 sampai 5 Oktober 2025.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 19 September 2025
Breaking News! Demi Timnas Indonesia di Round 4, I League Mundurkan Jadwal Pekan 8 Super League 2025/2026
Liga Champions
Tampil Brilian Lawan Newcastle, Marcus Rashford Bikin Ruben Amorim Menyesal
Marcus Rashford tampil gemilang dengan dua gol saat Barcelona kalahkan Newcastle United 2-1 di Liga Champions 2025/2026. Aksi Rashford bikin pelatih Manchester United, Ruben Amorim, disebut menyesal melepasnya.
Johan Kristiandi - Jumat, 19 September 2025
Tampil Brilian Lawan Newcastle, Marcus Rashford Bikin Ruben Amorim Menyesal
Liga Champions
Pep Guardiola Akui Kehebatan Antonio Conte dalam Meracik Taktik Bertahan
Pep Guardiola memuji Antonio Conte setelah Manchester City kesulitan membongkar pertahanan Napoli di Liga Champions 2025/2026. Haaland dan Doku jadi penentu kemenangan.
Johan Kristiandi - Jumat, 19 September 2025
Pep Guardiola Akui Kehebatan Antonio Conte dalam Meracik Taktik Bertahan
Liga Champions
Marcus Rashford Klaim Lebih Sulit Cetak Gol Lewat Sundulan daripada Tendangan Jarak Jauh
Marcus Rashford mencetak dua gol saat Barcelona menang 2-1 atas Newcastle di Liga Champions 2025/2026. Ia mengaku sundulan lebih sulit ketimbang tendangan jarak jauh.
Johan Kristiandi - Jumat, 19 September 2025
Marcus Rashford Klaim Lebih Sulit Cetak Gol Lewat Sundulan daripada Tendangan Jarak Jauh
Bagikan