Profil Tim Liga 1 2019: PSS Sleman
BolaSkor.com - Persatuan Sepak Bola Sleman atau yang lebih dikenal dengan PSS Sleman adalah salah satu klub yang akan meramaikan kompetisi Liga 1 musim 2019. Mereka akan bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dengan status tim promosi setelah menjuarai kompetisi Liga 2 musim 2018. Saat ini, PSS menggunakan Stadion Maguwoharjo sebagai tempat menggelar pertandingan kandang.
Dalam sejarahnya, tim ini pernah diperkuat pemain kenamaan di sepak bola Indonesia. Nama-nama seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Rocky Putiray, Budi Sudarsono, Suwita Pata, Jaenal Ichwan, T.A Musafri, Joice Sorongan, Mauly Lessy, dan tentunya Seto Nurdiantoro, pria yang saat ini menjabat sebagai pelatih PSS ini. Ia adalah pemain lokal Sleman yang pernah menembus skuat Tim Nasional Indonesia.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Yogi Rahadian: Bepe dan Ibu yang Menuntunnya ke Persija Jakarta
Sejarah Singkat Klub
Untuk legiun asing, skuat PSS pernah diisi pemain sekelas Alvredo Vera, Claudio Vijan, Guy Junior, Bruno Casmir, Carles Orock, Gaston Castano, hingga Noh Alam Shah. Namun pemain asing yang paling dikenang oleh publik Sleman adalah trio Brazil, yakni Anderson da Silva, Jeldecir Jesus 'Deca' dos Santos dan Marcelo Braga.
Tim ini berasal dari kabupaten paling utara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan didirikan pada tahun 1976. H. Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi adalah orang-orang yang dianggap paling berperan dibalik berdirinya tim yang awalnya diberi nama Perserikatan Sepak Bola Sleman ini. Para pendiri klub ini meyakini dengan sepak bola akan menambah teman, meningkatkan persaudaraan dan tentu saja dengan sendirinya meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Sleman.
Berdirinya PSS juga sebagai pembuktian warga Kabupaten Sleman yang merasa potensi sepak bola di daerahnya kurang terpantau di waktu itu. Padahal banyak wilayah di Kabupaten Sleman sudah memiliki tim amatir yang kuat, namun masih kalah pamor dari wilayah Kota Yogyakarta dan Bantul yang lebih terstruktur dalam pembinaan sepak bola karena sudah memiliki klub Perserikatan, yakni PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul.
Keinginan masyarakat Sleman untuk memiliki tim sepak bola sendiri mulai menemui jalan terang setelah adanya informasi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Sardjono yang menjabat sebagai Komda PSSI DIY saat itu. Kebetulan Kabupaten Sleman pada waktu itu sudah memenuhi salah satu syarat mendirikan perserikatan karena ada lima klub didaerahnya, yaitu PS Mlati, AMS Seyegan, PSK Kalasan, Godean Putra dan PSKS Sleman di wilayahnya. Maka tepat pada Kamis, tanggal 20 Mei 1976 PSS dibentuk dengan Ketua Umum Gafar Anwar.
PSS sendiri memulai perjalanan mereka di sepak bola Yogyakarta dengan mengikuti sebuah turnamen yang digelar sebagai ajang seleksi pemain untuk tim Pra PON DIY yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta pada bulan Agustus tahun 1976. Mereka turut menyumbang pemain daerahnya ke PSIM Yogyakarta yang saat itu menjadi kekuatan utama tim Pra PON DIY.
Sebagai tim yang baru terbentuk, PSS mampu membuktikan kualitas yang dimiliki anak-anak Sleman dalam turnamen itu. Mereka keluar sebagai runnerup setelah kalah dari Persiba Bantul di partai final.
Tahun 1979 menjadi awal PSS bermain dalam kompetisi perserikatan, mereka bermain di Divisi II regional DIY dan bertanding dengan tim-tim sepak bola asal Yogyakarta yaitu Persiba Bantul, Persig Gunung Kidul, dan Persikup Kulon Progo untuk lolos ke fase selanjutnya. Mereka mampu menjadi juara dibabak penyisihan regional, namun selalu gagal menembus babak ketiga (tingkat nasional) setelah kalah bersaing dari tim kuat asal Jawa Tengah seperti PSIR Rembang, Persijap Jepara, dan Persibat Batang difase kedua.
Lama berkutat dikompetisi regional DIY, akhirnya pada musim 1994/1995, PSS bisa merasakan bermain di Divisi II Liga Indonesia. Mereka menatap musim itu bermodal skuat seadannya, dan dengan anggaran yang pas-pasan hasil dari donasi para pengusaha yang gila bola di wilayah Sleman. Naman dengan semangat tinggi, tim ini mampu menembus babak 16 besar.
Setahun berselang, dibawah asuhan pelatih Suwarno mereka bisa memastikan satu tiket promosi ke Divisi I. Keberhasilan mereka promosi dimusim 1995/1996 itu tidak mudah harus dilalui lewat pertandingan playoff, bersaing dengan Persiss Sorong, Aceh Putra, dan Persipal Palu.
Lima tahun setelahnya, tepatnya pada musim 1999/2000 menjadi musim yang bersejarah bagi tim ini. Laskar Sembada dibawah asuhan duet pelatih Drs. Bambang Nurdjoko dan Drs. Herwin Sjahruddin berhasil memastikan diri promosi ke Divisi Utama dengan status runnerup Divisi I.
Baca Juga: Cerita Si Cantik Ayu Sriartha Berjuang Jadi Pebasket Profesional
Kesuksean masuk ke Divisi Utama musim itu bak mengobati kekecewaan tim pada musim sebelumnya yang hanya mampu menjadi semifinalis. Capaian mereka musim 1999/2000 semakin terasa manis dengan dinobatkannya mesin gol andalan tim, M. Eksan sebagai top skor.
Pada Divisi Utama musim 2001, mereka tergabung di Grup Timur bersama tim-tim kuat seperti PSM Makasar, Persipura, Persebaya, dan Arema Malang. Di bawah asuhan pelatih Alm. Suharno, pada musim itu PSS mampu menempati posisi 10 diklasemen akhir. Di musim 2002, dengan materi tim ysng hampirsama mereka mampu memperbaiki prestasi dengan duduk diposisi 7 klasemen Grup Timur.
Musim 2003 dan 2004 bisa dibilang menjadi tahun paling bersejarah bagi PSS Sleman di kancah nasional. Dua musim beruntun mereka mampu menempati posisi 4 Divisi Utama dibawah asuhan pelatih Yudi Suryata (2003) dan Daniel Roekito (2004).
Divisi Utama 2005 masih ditangani Daniel Roekito, tim ini tergabung di Wilayah Barat bersama Persija, PSIS, Arema dan PSMS dan mampu menempati posisi 7 di akhir musim. Di tahun tersebut PSS meraih prestasi yang lebih mentereng pada ajang Piala Indonesia atau Copa Dji Sam Soe dengan menjadi semifinalis.
Baca Juga: Zahra Muzdalifah: RA Kartini Sosok yang Menginspirasi Para Wanita di Indonesia
Musim 2006 PSS terpaksa memutuskan berhenti dari kompetisi karena saat itu terjadi bencana gempa bumi yang melanda DIY dan sekitarnya. Atas pertimbangan kemanusiaan, sokongan dana APBD kepada klub dihentikan dan dialokasikan untuk membantu korban bencana.
Pada musim 2007 PSS mencoba bangkit dengan mengusung target masuk ke Liga Super, Liga yang nantinya akan menjadi kompetisi paling bergengsi di Indonesia. Di musim tersebut 9 tim terbaik dari setiap wilayah akan mengisi tempat di Liga Super, namun Super Elang Jawa gagal memenuhi ambisi karena hanya mampu menempati posisi 12 Wliayah Barat.
PSS mampu menjuarai kompetisi Divisi Utama LPIS pada musim 2013, ini menjadi trofi pertamanya sejak didirikan pada tahun 1976. Namun gelar juara itu serasa tidak berarti, pasalnya mereka tidak mendapat tiket promosi dimusim berikutnya karena adanya penyatuan liga.
Mencoba kembali ke panggung teratas, PSS justru pernah terjerat skandal 'sepak bola gajah' saat menjalani pertandingan 8 besar Divisi Utama musim 2014, peristiwa ini mencoreng sepak bola nasional dan menjadi sorotan media internasional. Saat itu mereka yang bertemu dengan PSIS Semarang sama-sama tidak mau menang lantaran sudah ditunggu oleh Borneo FC yang notabene adalah tim kuat. Alhasil kedua tim sama-sama berlomba mencetak gol ke gawang sendiri.
Skuat Sementara PSS Sleman 2019
Kiper: Ega Rizky Pramana, Dhika Bayangkara, Try Hamdani Goentara
Bek: Bagus Nirwanto, Ikhwan Ciptady, Alfonso de la Cruz (asing), Jajang Sukmara, Derry Rachman, Purwaka Yudi Pratomo, Rian Miziar, Irsan Lestaluhu, Asyraq Gufran Ramadhan.
Gelandang: Brian Ferrera (asing), Nerius Alom, Sidik Saimima, Irkham Zahrul Mila, Rangga Muslim, Dave Mustaine, Arie Sandy, Arsyad Yusgiantoro, Wahyu Sukarta, Guilherme Batata (asing).
Depan: Kushedya Haris Yudo, Ricky Kambuaya, Haris Tuharea, Yevhen Bokhashvili (asing), Rudi Widodo.
Baca Juga: Wawancara Herry Susilo: 100 Persen untuk PSIM Jogja
Prediksi Musim 2019
Musim 2019 PSS benar-benar merombak komposisi skuatnya. Tercatat hanya ada 10 nama yang bertahan ditim ini, mereka kehilangan pemain penting dimusim lalu seperti Ichsan Pratama, Amarzuki, Aditya Putra Dewa, Rifal Lastori, dan penyerang haus gol, Cristian Gonzales.
Meski sudah mengamankan jasa 4 pemain asing, yakni Brian Ferreira, Alfonso de la Cruz, Guilherme Batata, dan Yevhen Bokhasvili namun itu tidak menjamin keempatnya bisa langsung mengangkat permainan tim PSS. Seperti diketahui musim ini akan jadi tahun pertama mereka bermain di Indonesia.
Justru pemain-pemain seperti Purwaka Yudi, Jajang Sukmara, dan Rudi Widodo yang bisa menjadi tulang punggung permainan tim asuhan Seto Nurdiantoro ini. Pengalaman ketiganya bermain bersama tim-tim besar Indonesia akan sangat membantu tim dalam mewujudkan target bertahan di Liga 1, terlebih skuat Juara Liga 2 2018 ini banyak diperkuat pemain muda. (Laporan Kontributor Prima Pribadi/Yogyakarta)