Profil Tim Liga 1 2019: Persipura Jayapura
BolaSkor.com - Persipura Jayapura menjadi salah satu tim kuat dari Indonesia Timur yang akan turut meramaikan Liga 1 2019. Mereka bermarkas di Stadion Mandala Jayapura, namun untuk musim ini belum tentu bisa menggunakan stadion tersebut mengingat sedang dilakukan renovasi untuk menyambut PON 2020 nanti.
Persipura merupakan tim besar di Indonesia dan memiliki sejarah yang cukup mengkilap dengan catatan empat kali juara di kasta tertinggi. Persipura juga kerap melahirkan pemain-pemain lokal berkualitas yang banyak menghuni skuat utama tim-tim Liga 1, bahkan menyumbang banyak pemain ke Tim Nasional Indonesia.
Boaz Salossa, Ortizan Salossa, Jack Komboi, Mauli Lesy, Eduward Ivakdalam adalah sedikit pemain besar dari sekian banyaknya talenta yang dimiliki tanah Papua. Terus melahirkan pemain-pemain berbakat di setiap generasi ini menjadi cikal bakal melekatnya julukan Mutiara Hitam pada tim ini.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Barito Putera
Meski masih diperdebatkan, sebagian tokoh sepak bola Papua menyakini bahwa tanggal 25 Mei 1965 adalah hari dikukuhkannya Persipura. Hal itu merujuk pada pertemuan yang dihadiri oleh para wakil dari setiap kesebelasan anggota Voetball Bond Hollandia, semacam perkimpulan klub di Hollandia (sekarang Jayapura).
Sejak saat itu, tim ini bermain dikompetisi perserikatan dan pernah menjadi runner-up pada tahun 1980. Sedangkan di kompetisi era Ligina, tim ini pernah menjuarai Divisi I pada tahun musim 1993-1994.

Setelah menjuarai Divisi I, musim selanjutnya menjadi awal langkah mereka bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang saat itu bernama Divisi Utama. Selama bermain di Divisi Utama, Persipura pernah sekali mencicipi gelar juara. Prestasi itu mereka capai tepatnya pada musim 2005 di bawah asuhan pelatih Rahmad Darmawan.
Persipura berhasil memastikan diri sebagai juara setelah mengalahkan Persija Jakarta 3-2 dalam pertandingan final di Stadion Gelora Bung Karno melalui babak perpanjangan waktu. Musim itu Persipura menjadi tim yang superior, skuat mereka diisi pemain-pemain sekelas Edward Ivakdalam, Marwal Iskandar, Christian Warobay, Jendry Pitoy, Cristian Lenglolo, dan duet bek tengah tangguh Jack Komboy dan Victor Igbonefo.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1: Bhayangkara FC
Musim 2006 mereka kehilangan beberapa sosok penting yang mengantar tim ini meraih gelar juara pada 2005. Mulai dari perginya Rahmad Darmawan yang melatih di Persija, lalu hengkanya Cristian Warobay, Mauli Lesy dan Cristian Lenglolo ke Sriwijaya FC berpengaruh besar pada permainan tim.
Itu terbukti dengan merosotnya prestasi tim. Alih-alih kembali masuk babak final, tim yang saat itu ditangani Antonio Toni Gonzaga Netto gagal melaju ke babak delapan besar karna hanya menempati posisi 8 di klasemen Grup Timur.
Di 2007 tim ini kembali berhasil menunjukkan konsistensi permainan sepanjang musim. Mereka berhasil keluar sebagai juara Grup Timur. Digadang-gadang mampu kembali menjuarai kompetisi, nyatanya Persipura hanya mampu melangkah sampai babak semifinal setelah fikalahkan PSMS Medan lewat adu penalti.
Musim 2008 Persipura kembali bisa menunjukkan kelasnya di pentas sepak bola nasional. Bersama pelatih asal Malaysia, Raja Isa mereka mampu mendominasi papan atas klasemen. Sempat terjadi pergantian pelatih setelah Raja Isa memutuskan mundur. Namun bersama pelatih baru, Jacksen F Tiago berhasil meneruskan catatan positif. Tahun itu mereka memastikan gelar juara setelah mengalahkan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara.
Musim 2009-2010 mereka awali dengan menjuarai turnamen bertajuk Kraton Cup yang diselenggarakan di Stadion Maguwoharjo. Meski sukses diturnamen pra musim, namun mereka gagal mempertahankan juara kompetisi resmi. Mereka harus puas menjadi runner-up pada tahun itu dengan selisih 6 poin dari Arema yang meraih gelar juara.
Pada kompetisi 2010-11 Persipura kembali menjadi raja sepak bola nasional bersama pelatih Jacksen F. Tiago. Musim itu mereka juga turut mengharumkan nama sepak bola Indonesia setelah berhasil menembus babak quarter-final ajang AFC Cup.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Borneo FC
Prestasi mereka di musim 2010-2011 gagal mereka ulang di musim berikutnya. Pada 2011-2012 Persipura yang masih diarsiteki oleh Jacksen F. Tiago hanya menempati posisi runner-up di bawah Sriwijaya FC. Meski gagal, prestasi mereka tahun itu tetap moncer dengan catatan kemenangan beruntun terpanjang (4 laga) dan sebagai tim yang tak terkalahkan terlama (8 laga).
Pada 2012-2013, Persipura kembali menjadi juara kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Mutira Hitam memastikan gelar juara setelah mengalahkan saudara mereka dari tanah Papua, Persiwa Wamena saat kompetisi masih menyisakan 4 pertandingan.
Di 2014, Persipura kembali gagal back to back menjadi juara. Musim tersebut mereka akhiri dengan menjadi runner-up setelah kalah lewat drama adu penalti dari Persib Bandung dipartai final. Namun tahun itu Mutiara Hitam kembali menggebrak panggung Asia. Anak asuh Jacksen F. Tiago berhasil lolos ke Semifinal setelah menyingkirkan juara bertahan Piala AFC, Al-Kuwait SC dengan agregat 8-4. Namun Persipura gagal melaju ke final setelah disingkirkan oleh Al-Qadsia.
Tahun 2015 kompetisi ISL hanya dijalankan sampai 3 tertandingan. Persipura sendiri duduk di posisi kedua klasemen dibawah Gresik United pada saat liga dihentikan.
Pada 2016, PSSI mendapat sanksi pembekuan dari FIFA karena adanya campur tangan dari pihak pemerintah dan ini mengakibatkan kompetisi resmi juga berhenti. Oleh sebab itu pada tahun tersebut digelar kompetisi independen yang diberi nama ISC yang akan diikuti 18 tim dari kasta tertinggi Indonesia, Persipura menjadi salah satu peserta dan mampu merebut gelar juara pada tahun itu.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Bali United
Sedangkan 2017 saat kompetisi kembali ke Liga 1, Persipura mencoba kembali bersaing untuk memperebutkan gelar juara bersama pelatih Angel Alfredo Vera. Mereka tampak kesulitan menjalani musim itu, bahkan tim ini sempat terdampar di posisi 12 klasemen, yang berujung dengan mundurnya Alfredo dan digantikan oleh Liestiadi. Di akhir kompetisi mereka hanya mampu finis di posisi 6.
Musim 2018, Persipura belum bisa menemukan bentuk permainan terbaik. Di bawah asuhan pelatih Petler Butler yang menggantikan Wanderley da Silva, Boaz Solossa dkk. tampak kesulitan menjalani musim kemarin meski mengandalkan pemain-pemain berpengalaman sekelas Boaz Salossa, Imanuel Wanggai dan Ricardo Salampessy. Hal itu terbukti dengan posisi tim di klasemen akhir yang hanya finis di urutan 12.
Skuat Sementara Persipura 2019:
Kiper: Dede Sulaiman, Fitrul Rustapa, Panggih Prio Sembodho, Mario Fabio Londok
Bek: Evraim Toncy Awes, Andre Ribeiro (asing), Ricardo Salampessy, Israel Wamiau, Valentino Telaubun, Yustinus Pae, Yohanis Tjoe, David Rumakiek, Yohanis Kandaimu, I Nyoman Ansanay, Irvan Mofu, Ahmad Yani Jabkenjanan
Gelandang: Patrick Alfredo Womsiwor, Ronaldo Meosido, Muhammad Tahir, Imanuel Wanggai, Ibrahim Conteh (asing), Oh In-kyun (asing Asia), Todd Rivaldo Ferre, Theofilo Numberi, Gunansar Mandowen
Penyerang: Papua Paskhalino Komboy, Boaz Solossa, Titus Bonai, Egwuatu Godstime Ouseloka, Ronaldo Rubener Wanma, Daniel Asmuruf, Marinus Manewar
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: TIRA-Persikabo

Prediksi Kiprah Musim 2019:
Musim 2019, Persipura Jayapura ingin kembali bangkit dan bersaing di papan atas. Untuk menunjang adaptasi tim yang dihuni oleh beberapa pemain baru, tim ini menjalani pemusatan latihan di Magelang di bawah bimbingan pelatih asal Brazil, Luciano Leandro.
Mutiara Hitam tetap akan mengandalkan produk-produk lokal dalam diri Boaz, Imanuel Wanggai, Ricardo Salampessy. Ditambah kembalinya di anak hilang Titus Bonai dan Marinus Manewar yang pastinya akan menambah ketajaman lini serang tim ini. Para pemain muda juga pasti akan bermain habis-habisan jika mendapat kesempatan bermain.
Lini tengah tim ini diisi pemain potensial yang juga punggawa Timnas Junior, Todd Rivaldo Ferre yang dikenal cepat, lalu ada pemain asing seperti Oh In Kyun yang dikenal dengan umpan-umpan akuratnya. Akurasi umpan dan kecepatan para pemain Persipura akan menjadi ancaman bagi tim-tim lawan, terlebih faktor stamina pemain asal Indonesia Timur terkenal sangat baik, sehingga sangat mendukung permainan tim. (Laporan Kontributor Prima Pribadi/Yogyakarta)