Paul Gascoigne, Tangisan Ikonik, dan Talenta Terbaik yang Pernah Dimiliki Inggris
BolaSkor.com - Ada yin dan yang dalam kehidupan ini, artinya selalu ada sisi negatif atau buruk untuk mengimbangi sisi positif atau bagus. Filosofi Tionghoa itu berlaku di banyak hal. Termasuk dalam cerita hidup legenda dan ikon sepak bola Inggris, Paul Gascoigne.
"Pesepak bola paling natural dengan bakat terhebat yang pernah dihasilkan Inggris." Begitulah ucapan sederhana bermakna pujian terbaik dari mantan rekan setim Gascoigne dan juga legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker mengenai Gascoigne.
Karier sepak bola Gascoigne menghiasi sepak bola Eropa pada medio 1985 hingga 2004 dengan naik turun kehidupan yang dialaminya. Perjalanan kariernya tidak bergelimang trofi namun bermakna dan meninggalkan kesan di pikiran suporter sepak bola Inggris.
Latar belakangnya sebagai anak dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah menjadi faktor gigihnya perjuangan Gascoigne. Ayahnya dahulu pekerja kasar dan ibunya bekerja sebagai buruh pabrik.
Baca Juga:
Penyesalan Sven-Goran Eriksson yang Tinggalkan Lazio demi Timnas Inggris
Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson
Cerita Amarah Paul Gascoigne saat Dicoret dari Piala Dunia 1998
Tepat pada 27 Mei - 53 tahun lalu (1967) - Paul Gascoigne lahir dengan nama lengkap Paul John Gascoigne. Makna nama itu mengandung bentuk penghargaan orang tuanya kepada Paul McCartney dan John Lennon, dua pentolan The Beattles, band terkenal dari Liverpool yang menjadi pop culture dunia sampai saat ini.
Masa kecil Gascoigne dilalui dengan kesusahan ekonomi dan tragedi. Keluarganya tinggal di satu kamar kecil dalam satu rumah bersama orang lain dengan satu kamar mandi dan juga sering pindah rumah.
Pada usia 10 tahun Gascoigne juga melihat adik termuda - Steven Spraggon - dari temannya meninggal karena kecelakaan mobil. Di usia muda itu Gascoigne sudah mengikuti terapi karena tragedi yang dilihatnya.
Newcastle United menjadi klub sepak bola pertama yang dibelanya di usia muda atau akademi dari 1980 hingga 1985. Newcastle melihat bakat dalam diri Gascoigne dan di satu sisi berbeda anak dengan kelebihan berat badan.
Kebiasaan Gascoigne mengkonsumsi makanan cepat saji dan mars bars (coklat batangan yang populer kala itu) menambah bobot tubuhnya. Namun Jack Charlton, manajer Newcastle saat itu melihat adanya talenta besar dari Gascoigne.
"George Best tanpa otak," ucap Stan Seymour Junior, Presiden Newcastle mengenai talenta Gascoigne. Dia juga melihat bakat itu hingga merekrut Gascoigne ketika ia masih sekolah pada 1980 setelah gagal melakukan trial di Middlesbrough dan Southampton.
Lima tahun di akademi Gascoigne berkembang menjadi kapten di tim muda Newcastle dan pada usia 18 tahun teken kontrak profesional pertama. Gajinya 120 poundsterling per pekan dengan durasi kontrak dua tahun dan opsi perpanjang dua tahun lagi.
Tiga tahun masa perjalanan Gascoigne dengan The Magpies tak lebihnya menjadi panggung baginya untuk menjadi batu loncatan ke tahapan berikutnya. Publik sudah mulai melihat dan mengenal sosok kelahiran Gateshead, Inggris itu.
Selain 24 gol di liga untuk Newcastle pada musim 1986-87, momen Gascoigne lainnya adalah cerita ketika Vinnie Jones meremas kemaluannya pada Februari 1988 dalam laga Wimbledon kontra Newcastle yang berakhir 0-0.
Vinnie Jones sosok pemain keras - yang kemudian menjadi aktor film - dengan instruksi dari Don Howe untuk menghentikan Gascoigne kala itu. Dia 'benar-benar' melakukannya bak jelangkung yang menempel kepada seseorang.
Tidak hanya berulang kali melanggar Gascoigne, Jones juga meremas kemaluannya hingga Gascoigne meringis kesakitan. Momen itu diabadikan dalam gambar yang melegenda.
Perpecahan internal di antara direksi Newcastle membawa Gascoigne sampai ke persimpangan jalan masa depan.
Tottenham Hotspur dan Tangisan Ikonik di Piala Dunia
Manchester United atau Tottenham Hotspur. Dua pilihan itu dihadapkan kepada Gascoigne pada 1988. Pada akhirnya Gascoigne memilih Tottenham dan meninggalkan rasa sakit hati kepada Alex Ferguson.
Manajer Man United sudah mendapatkan janji dari Gascoigne setelah menghubunginya langsung via telepon bahwa dia akan ke United. Akan tapi karena iming-iming gaji, uang besar, dan hadiah kepada keluarganya dari rumah hingga mobil, Gascoigne memilih Spurs.
Alex Ferguson yang berlibur ke Malta dengan pemikiran yang tenang karena mendapatkan Gascoigne dikelabui hingga kesal. Sementara kisah ketenaran Gascoigne dengan Spurs pun dimulai.
Baca Juga:
Penyesalan Sven-Goran Eriksson yang Tinggalkan Lazio demi Timnas Inggris
Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson
Cerita Amarah Paul Gascoigne saat Dicoret dari Piala Dunia 1998
Pada musim debutnya Gascoigne mencetak tujuh gol dari 37 laga dan membantu Spurs finish di urutan enam Divisi Satu (format sebelum Premier League). Gascoigne tidak memenangi apapun hingga 1991 di Spurs namun popularitasnya meningkat drastis.
Talentanya menjadi magnet bagi media Inggris yang terkenal kejam dan star sindrom sudah mulai menghampiri Gascoigne. Gascoigne sudah menjadi model di banyak iklan di Inggris, tapi fokusnya tetap terjaga dengan sepak bola.
"Saya belum memenangi apapun dalam sepak bola tapi Piala Dunia benar membantu Inggris terlihat di peta (dikenali dunia)," ucap Gascoigne sebelum akhirnya titel Piala FA datang pada musim 1990-91.
Enam gol dicetak Pemain Terbaik Tottenham itu pada Piala FA dan salah satunya ke gawang rival sekota, Arsenal. Sayang final berlangsung prematur untuk Gascoigne yang bermain hanya 15 menit kontra Nottingham Forest.
Usai melakukan pelanggaran berbahaya dengan tekel lutut kaki kepada Gary Charles Gascoigne cedera parah hingga ditandu keluar lapangan. Spurs menang 2-1 atas Nottingham, Gascoigne meraih trofi meski tak lagi ada di lapangan pertandingan.
Gascoigne bermain untuk Tottenham hingga 1992. Dalam kurun waktu empat tahun bermain dengan Terry Venables panggilan masuk timnas Inggris tak terelakkan lagi.
Salah satu faktor yang menjadikan Gascoigne sebagai talenta terbaik adalah kesenangannya bermain sepak bola. Dia layaknya Pele-nya Inggris atau Diego Maradona-nya Inggris dengan caranya mendribel bola, menjadi pembeda dalam pertandingan, dan senyum dari kesenangannya bermain si kulit bundar.
"Dia (Gascoigne) pemain terbaik di eranya, nafas udara yang segar karena dia bermain sepak bola dengan senyuman," ucap Sir Alex Ferguson mengenai Gascoigne.
Bobby Robson memberinya debut di timnas Inggris dan membawanya ke Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Gascoigne bermain di tiga laga awal grup F yang berisikan Republik Irlandia, Belanda, dan Mesir. Inggris lolos sebagai pemuncak klasemen.
Aksi magis Gascoigne berlanjut ke fase gugur dengan assist-nya kepada gol David Platt kontra Belgia di 16 besar (menang 1-0 Inggris) dan 3-2 kontra Kamerun di perempat final. Lagi, assist Gascoigne kepada Gary Lineker memicu penalti dan berbuah gol kemenangan Inggris.
Momen puncak tiba di semifinal melawan Jerman Barat di Delle Alpi. Kesenangan bak bocah bermain sepak bola milik Gascoigne direnggut ketika ia melakukan pelanggaran kepada Thomas Berthold dan berujung kartu kuning.
Gascoigne tidak diusir keluar lapangan namun kartu kuning itu menambah kartu kuning yang diterima sebelumnya kontra Belgia. Tak ayal karena akumulasi kartu Gascoigne tak bisa bermain di final jika Inggris lolos.
Tangis pecah dari mata Gascoigne dan ini benar tulus dari hati. Seluruh rakyat Inggris memahami betul makna tangisan itu dan menangis bersama. Gascoigne tahu dia tak bermain di final - jika Inggris lolos - dan itu jadi pukulan terbesar baginya yang sangat menghargai dan mencintai timnas Inggris.
"Dari segalanya dalam karier saya, saat orang bertanya kepada saya tentang paling sering adalah ketika Gazza menerima kartu kuning di semifinal Piala Dunia," tutur Lineker.
"Saya bisa melihat bibir bawahnya bergerak. Saya pikir dikatakan banyak tentang Bobby bahwa kepada dialah saya bertanya, memintanya bicara. Saya tidak tahu bahwa momen itu akan tertangkap kamera."
"Sebelum Paul Gascoigne, apakah ada seseorang yang menjadi pahlawan nasional dengan tangisan? Sangat hebat. Menangis dan dunia menangis bersama Anda," tulis Salman Rushdie di The Independent pada 1990.
Inggris urung ke final karena kalah adu penalti, tetapi tangisan Gascoigne itu melegenda sampai saat ini. Setelahnya kisah Gascoigne dengan Inggris berhenti pada 1998 dengan 57 caps dan 10 gol.
Gascoigne tak lagi membela timnas sejak namanya dicoret Glenn Hoddle pada Piala Dunia 1998 yang berujung kemarahan sang pemain - lalu mengacak-acak kamar Hoddle.
Yin dan Yang Karier Gascoigne
Soal talenta tak perlu diragukan lagi. Beberapa kutipan di bawah ini sudah cukup menjelaskannya.
"Bagian dari kejeniusannya, bagian dari kehebatannya, adalah fakta bahwa dia sangat rentan. Tanpa sisi yang rentan itu, tanpa sisi riang itu, tanpa semua hal yang datang dengan Gazza, saya tidak berpikir Paul Gascoigne akan menjadi pemain seperti dirinya saat itu," ujar Lineker.
"Dia jenius dengan sepak bola di kakinya," ucap Alan Shearer. "Dia mungkin pemain Inggris paling menarik yang pernah saya lihat. Jelas yang terbaik," tambah Wayne Rooney.
Baca Juga:
Penyesalan Sven-Goran Eriksson yang Tinggalkan Lazio demi Timnas Inggris
Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson
Cerita Amarah Paul Gascoigne saat Dicoret dari Piala Dunia 1998
"Paul Gascoigne adalah The Special One," kata Jose Mourinho. "Pemain terbaik dalam sepak bola Inggris. Salah satu individu paling bertalenta yang pernah bermain dengan saya," timpal Stuart Pearce.
Menggambarkan permainannya mudah: gelandang serang berbakat dengan visi bermain bagus, operan akurat, pekerja keras, dan teknik hebat mendribel bola melewati lawan dari lini kedua ke pertahanan lawan. Mencetak gol dan memberikan suplai bola bisa dilakukannya dengan baik.
"Ketika Gazza mendribel bola dia biasa berlari melewati lapangan ranjau dengan tangannya, seperti belanja di supermarket," ucap Bobby Robson.
"Dalam kondisi prima dia salah satu pemain terbaik dunia. Dia mendribel bola menjauh dari lawan yang menjadikannya tak tersentuh secara virtual oleh lawan," tambah Brian Laudrup.
Kombinasi bakat, kerja keras, dan kesenangannya bermain sepak bola menghasilkan keindahan bagi penikmatnya ketika ia mendribel bola. Soal talenta? Tak ada keraguan.
Namun yin dan yang hidup juga dimiliki oleh Paul Gascoigne. Terlepas dari bakat yang dimilikinya kehidupan Gascoigne di luar lapangan tak lepas dari kecanduan minuman beralkohol dan penyakit mental. Gascoigne pernah ditangkap polisi karena mabuk kala menyetir mobil, menyetir tanpa surat izin mengemudi dan tanpa asuransi.
"Dia makan es krim untuk sarapan, minum bir untuk makan siang dan ketika terluka dia terpukul seperti ikan paus. Tapi sebagai pemain? Oh, cantik, sangat cantik," ujar Dino Zoff, legenda Italia.
"Saya mencintai bocah itu. Dia adalah seorang jenius, seorang seniman, tetapi dia membuat saya menjambak rambut saya (eks pelatih Lazio)."
Pasca Tottenham Gascoigne melanjutkan karier di Lazio, Rangers, Middlesbrough, dan pensiun dengan Boston United pada 2004. Di Lazio cedera mengganggu penampilannya. Gascoigne inkonsisten bermain dengan Dino Zoff dan Zdenek Zeman.
Bersama Rangers kariernya bangkit dengan membawa tim mengalahkan Celtic dan meraih dua titel liga beruntun. Di sana juga Gascoigne bertemu dengan Gennaro Gattuso dan membelikannya baju latihan sebagai bentuk kebaikannya.
Gascoigne tidak hanya memiliki reputasi bagus di Inggris tapi juga dihargai di Eropa - termasuk Italia. Legenda Lazio, Alessandro Nesta yang pernah mencederainya secara tidak sengaja pun pernah menerima kebaikan hati Gascoigne.
"Dia memberikan saya lima pasang sepatu dan perlengkapan memancing. Saya tak tahu mengapa, tapi ya itulah dia," tutur Alessandro Nesta.
Begitulah Paul Gascoigne dicintai dunia. Apapun cobaan dan masalah hidup darinya yang dibahas media publik tidak bisa berhenti mencintai seseorang yang bermain sepak bola dengan senyum dan kesenangan tulus dari hati. Yin dan Yang dalam hidup Paul Gascoigne dengan talenta dan kehidupannya.