Penyesalan Sven-Goran Eriksson yang Tinggalkan Lazio demi Timnas Inggris
BolaSkor.com - Sven-Goran Eriksson menyesali keputusannya menerima tawaran melatih Timnas Inggris pada Januari 2001 silam. Sekarang ia berpikir harusnya saat itu tetap bertahan di Lazio.
Erikson menangani Lazio sejak tahun 1997. Bersama dirinya, Biancocelesti sukses meraih tujuh gelar bergengsi termasuk Scudetto pada musim 1999-2000.
Prestasi tersebut membuat Eriksson disodori tawaran menangani Timnas Inggris. Ia ditantang membawa The Three Lions menjuarai Piala Dunia.
Sayang perjalanan Eriksson menangani Timnas Inggris tak berjalan mulus. Alih-alih mempersembahkan trofi, pria berkebangsaan Swedia itu lebih banyak tersangkut skandal di luar lapangan.
Baca Juga:
Soal Scudetto, Dejan Stankovic: Inter Milan atau Lazio Sama Saja
Media Inggris yang terkenal kejam membongkar skandal Eriksson dengan sejumlah wanita termasuk karyawan FA, Faria Alam. Kasus ini merusak citra sang pelatih sebelum akhirnya dillengserkan usai gelaran Piala Dunia 2006.
Sejak saat itu, karier Eriksson meredup secara perlahan. Ia tak mampu mengulangi torehan yang pernah ia buat bersama Lazio.
Hal inilah yang menimbulkan rasa penyesalan dalam diri Eriksson. Ia yakin koleksis trofinya bisa bertambah andai tetap bertahan di Olimpico.
"Beberapa kali saya berkata pada diri sendiri, mungkin lebih baik saat itu saya bertahan di Lazio dan Italia. Namun tawaran melatih Timnas Inggris cuma datang sekali seumur hidup," kata Eriksson kepada Radio Radio.
"Saya tetap menjadi pengagum Lazio karena mereka adalah tim terkuat yang pernah saya latih. Pada masa itu, Lazio mungkin merupakan salah satu tim terbaik di dunia."
Bersama Eriksson, Lazio memang menjalani era keemasannya. Saat itu sejumlah pemain bintang seperti Juan Sebastian Veron, Sinisa Mihajlovic, Diego Simeone, Simone Inzaghi, hingga Roberto Mancini menjadi andalan rival sekota AS Roma tersebut.
"Mungkin saya melakukan kesalahan, tetapi mungkin juga tidak, siapa yang tahu? Itulah yang terjadi dan saya memang tidak bisa mengubah apa-apa," tambahnya.
Di penghujung kariernya, Eriksson bertualang ke Asia. Ia bahkan pernaha menjadi lawan Timnas Indonesia ketika menangani Timnas Filipina di ajang Piala AFF 2018.
6.514
Berita Terkait
Aziz Calim Cari Penantang Sepadan di Prime Kumite Championship 3
Futsal SEA Games 2025: Timnas Putri Raih Perak, Tim Putra Jaga Asa Medali Emas
Mauro Icardi Akan Tinggalkan Galatasaray, AC Milan Jadi Salah Satu Tujuan
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Kamis (18/12): Tim Indonesia Capai Target 80 Medali Emas
Jordi Amat Komentari Rumor John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Napoli vs AC Milan: Kapten Partenopei Pantang Menang Adu Penalti
SEA Games 2025: Kabaddi Bawa Tim Indonesia Capai Target 80 Medali Emas
SEA Games 2025: Medali Emas dalam Jangkauan, Timnas Voli Putra Indonesia Melaju ke Final
SEA Games 2025: Dea Salsabila Putri Sumbang Medali Emas Pertama Modern Pentathlon
Newcastle United Tidak Sabar Tantang Manchester City di Semifinal Piala Liga Inggris