Cerita Amarah Paul Gascoigne saat Dicoret dari Piala Dunia 1998
BolaSkor.com - Paul Gascoigne. Nama yang ikonik di Inggris dan masih dikenang sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa dengan talenta alami yang dimilikinya. Gascoigne terkenal ketika bermain pada era 90-an.
Newcastle United, Tottenham Hotspur, Lazio, dan Rangers merupakan beberapa klub yang pernah dibela pengemas 57 caps dan 10 gol dengan timnas Inggris tersebut. Salah satu momen ikonik darinya datang dari Piala Dunia 1990.
Bermain di semifinal melawan Jerman Barat di Stadio delle Alpi menerima kartu kuning usai melanggar Thomas Berthold. Gazza - sebutan akrab Gascoigne - tahu kartu kuning itu mengartikan ia akan absen di final jika Inggris lolos ke final.
Tangis air mata keluar dari matanya sebagai bukti kekesalan tak dapat bermain di final dengan timnas negara. Tangisan Gazza mewakili kesedihan masyarakat Inggris yang turut sedih melihatnya menangis kesal.
Baca Juga:
Ketika Duet SAS Menguasai Panggung Premier League 1994-95
Kelanjutan Premier League Dapat Sinyal Positif dari Pemerintah Inggris
Premier League Akan Berbeda dengan Pertandingan Tanpa Suporter
Pada akhirnya Inggris gagal ke final dan kalah di drama adu penalti setelah Stuart Pearce dan Chris Waddle gagal mencetak gol. Namun tangisan Gascoigne tak lekang oleh waktu. Terus dikenang dalam sejarah sepak bola dunia.
Delapan tahun setelahnya manajer Inggris tak lagi ditangani oleh Bobby Robson, melainkan Glenn Hoddle. Sang manajer membuat keputusan kontroversial dengan mencoret Paul Gascoigne dari skuat Piala Dunia 1998.
Keputusan Hoddle diambil berdasarkan sikap Gascoigne di luar lapangan. Jelang beberapa hari sebelum seleksi skuad Piala Dunia Gascoigne terlihat memakan kebab dini hari bersama temannya yang seorang DJ, Chris Evans.
Hoddle memanggil setiap pemain Inggris yang dipanggil di pemusatan latihan dan memberitahu mereka satu per satu soal pemanggilan skuat inti Inggris. Gazza salah satunya dan parahnya dia sudah tahu sebelumnya tidak dipanggil ke Piala Dunia 1998.
Gazza mengamuk di kamar Hoddle dan merusak benda-benda di sana. Kompatriotnya, Ian Wright masuk ke kamar setelahnya dan ia mengakui Hoddle serta skuat Inggris membantu membereskan kamar yang dibuat berantakan oleh Gazza.
"Saya yang berikutnya masuk (setelah Gazza)," kata Wright kepada Match of the Day: Top 10 podcast.
"Saya pikir Glen memanggil saya untuk memberi tahu saya bahwa dia tidak membawa saya karena suatu alasan tetapi dia memanggil saya untuk memberi tahu saya bahwa dia memang benar (memanggil Wright) dan apa yang diinginkannya dari saya."
"Saya ingat ketika saya masuk dan kami benar-benar berbicara tentang saya berada di tim sementara membersihkan kamar dan memperbaiki kasur. Saya dan pelatih berbicara tentang apa yang dia butuhkan dari saya dan Michael (Owen) sepanjang waktu sementara kami Merapikan kamar - segalanya telah hancur berkeping-keping!
"Saya malu karena saya berpikir tentang bagaimana manajer harus berurusan dengan Gazza yang marah di ruangan itu. Saya secara alami masuk dan mulai membantu merapikan barang-barang," tutur Wright.
Membela Inggris adalah segalanya bagi Paul Gascoigne yang bermain sepanjang kualifikasi. Setelahnya Gazza tak lagi pernah membela timnas Inggris dan di dalam buku autobiografinya ia menuturkan isi pembicaraannya dengan Hoddle.
Gazza sangat marah, mengumpat, dan tidak mau mendengar penjelasan Hoddle hingga ia merusak kamar, menendang pintu, membalikkan meja, dan menahan amarahnya agar tidak memukul Hoodle.
Arief Hadi
15.764
Berita Terkait
Dewa United Banten FC Bertekad Bangkit saat Tantang PSM Makassar
Mauricio Souza Kecam Kericuhan di Akhir Laga Arema FC vs Persija
Pergantian Pemain di Awal Babak Kedua Jadi Kunci Kemenangan Persija atas Arema FC
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming Sunderland vs Arsenal, Live Sebentar Lagi
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming Juventus vs Torino, Live Sebentar Lagi
Hasil Premier League 2025/2026: Manchester United Tahan Imbang Tottenham Hotspur, Matthijs de Ligt Jadi Pahlawan
Tim Indonesia Pamerkan Pakaian Adat Borneo di Pembukaan Islamic Solidarity Games 2025, Tampilkan Simbol Kejayaan dan Kehormatan
Hasil Super League 2025/2026: Derby Mataram Persis Solo vs PSIM Yogyakarta Berakhir Imbang
Hadapi Liverpool di Laga Ke-1.000, Pep Guardiola: Lawan yang Sempurna
Link Streaming Parma vs AC Milan, Minggu 9 November 2025