Nostalgia - Kombinasi Perserikatan dan Galatama Hadirkan Emas SEA Games 1987
BolaSkor.com - Prestasi Indonesia di Southeast Asian (SEA) Games untuk pertama kalinya terasa lengkap pada edisi 1987 di Jakarta. Medali emas yang diperoleh tim sepak bola menjadi sebab.
Indonesia mulai ambil bagian di ajang multi-event Asia Tenggara sejak SEA Games 1977 di Kuala Lumpur. Di debut, Indonesia langsung menjadi juara umum dengan menyabet 62 medali emas, 41 perak, dan 34 perunggu. Mengungguli Thailand, yang kerap menjadi juara umum di Southeast Asian Peninsular Games, kejuaran sebelum SEA Games.
Indonesia kembali menjadi juara umum di SEA Games 1979 di Jakarta, 1981 di Manila, 1983 di Singapura, sebelum Thailand kembali berada di puncak lewat perolehan medali pada edisi 1985 di Bangkok.
Baca Juga:
Indra Sjafri Pastikan Pratama Arhan dan Marselino Ferdinan Gabung Timnas Indonesia U-22
Timnas Indonesia U-22 Imbang Kontra Bhayangkara FC, Indra Sjafri Kantongi Beberapa Catatan
Status juara umum terasa kurang lantaran Timnas Indonesia tak ikut berjaya. Prestasi terbaik yakni medali perak di kandang sendiri pada 1979, setelah kalah 0-1 dari Malaysia di partai final.
Timnas Sepak Bola Indonesia untuk pertama kalinya meraih medali emas di SEA Games 1987, sekaligus membuat status juara umum terasa sempurna. Total 183 medali emas, 136 perak, dan 84 perunggu dikumpulkan.
Medali terbaik diperoleh lewat kemenangan 1-0 atas Malaysia di partai final yang digelar di Stadion Utama Senayan (Stadion Utama Gelora Bung Karno), tepatnya pada 20 September 1987. Kemenangan diperoleh secara dramatis, mengingat selama 2x45 menit bermain 0-0, sebelum satu menit perpanjangan waktu berjalan Ribut Waidi tampil sebagai penentu. Kabarnya stadion penuh sesak dengan kehadiran sekitar 100 ribu penonton.
Kemenangan sekaligus mematahkan dominasi Thailand di sepak bola, termasuk menjadi revans yang sempurna atas Malaysia yang membuat gigit jari di SEA Games 1979. Sebelumnya, Thailand menyabet medali emas di tiga edisi SEA Games, sementara Malaysia mencapkan cakar di dua edisi.

Timnas Indonesia menapaki final setelah menjadi runner-up Grup B. Saat itu, masing-masing grup diisi oleh tiga tim.
Indonesia menuai kemenangan 2-0 atas Brunei, sebelum bermain imbang 0-0 dengan Thailand di partai pamungkas. Kemenangan 3-1 atas Brunei membuat Thailand keluar sebagai juara grup.
Timnas Indonesia bertemu dengan juara Grup A Burma (Myanmar) di semifinal, sedangkan Thailand berhadapan dengan Malaysia. Timnas Indonesia menang meyakinkan dengan skor 4-1 melalui gol Rully Nere, Herry Kiswanto, Ricky Yakobi, dan Robby Darwis, sementara di laga semifinal lain Malaysia menang 2-0. Malaysia harus puas meraih medali perak, sementara Thailand mendapatkan perunggu melalui kemenangan 4-0 atas Myanmar.
(Selanjutnya: Skuat hingga persiapan Timnas Indonesia)
Kombinasi Perserikatan dan Galatama
Timnas Indonesia peraih medali emas SEA Games 1987 dianggap sebagai generasi terbaik, jika berpatokan dengan trofi dalam kejuaraan internasional.
Tim dipersiapkan secara matang sejak akhir 1985, atau setelah kalah menyakitkan 0-7 dari Thailand di semifinal sepak bola SEA Games 1985, sebelum kembali kalah 0-1 dari Malaysia di perebutan perunggu. Bertje Matulapelwa diberikan mandat oleh PSSI menjadi pelatih kepala, didampingi Sutan Harhara dan Sarman Panggabean.
Pemain berbakat dari Galatama dan Perserikatan menjadi amunisi. Di antaranya Ricky Yakobi dan Nasrul Koto dari Galatama, serta Robby Darwis, Ribut Waidi, dan Budi Wahyono yang jadi lambang Perserikatan. Rumor tak akurnya pemain Galatama dan Perserikatan menjadi tantangan bagi Bertje Matulapelwa.
Baca Juga:
PSSI Bidik SUGBK sebagai Venue Laga Timnas Indonesia U-22 Kontra Lebanon
Indra Sjafri Pulangkan 11 Pemain dari TC Timnas U-22, Ini Daftarnya
Bertje juga melibatkan alumni Garuda 1, Patar Tambunan dan Marzuki Nyak Mad. Selain Herry Kuswanto dan Rully Nere yang berstatus pemain senior.
Seperti dilaporkan Kompas pada 11 Desember 2009, persiapan juga dibayangi persoalan duit. Uang saku dari PSSI dinilai terlalu minim, sementara hadiah dari KONI untuk medali emas hanya Rp 1 juta per pemain.
Herry Kiswanto bersama anggota tim pernah meminta kenaikan uang saku, namun permintaan tak ditanggapi. Berkat suntikan semangat Bertje, para pemain membuang jauh masalah uang dan tetap melanjutkan ambisi mengibarkan Sang Merah Putih.
Dalam masa persiapan, Tim Merah Putih sempat pergi ke Brasil, belatih sekaligus mengadakan uji coba, selama lebih dari sebulan. Langkah tersebut membuahkan hasil, dengan prestasi di Asian Games 1986.
Indonesia lolos ke semifinal sebelum kalah 0-4 dari tuan rumah Korea Selatan, tim yang akhirnya meraih medali emas. Pencapaian hingga semifinal menjadi kali kedua setelah edisi 1958 di Tokyo.

Menyambut SEA Games 1987, perubahan dilakukan Bertje. Salah satunya dengan memberikan kepercayaan kepada Ricky Yakobi yang saat itu masih berusia 23 tahun mengenakan ban kapten menggantikan Herry Kiswanto. Keputusan ini dibuat untuk regenerasi, yang diterima Herkis.
Jalan liku yang dilewati pun membuat Timnas Indonesia hadir di SEA Games dengan tangguh, hingga meraih medali emas untuk pertama kalinya.
Skuat Timnas Indonesia di SEA Games 1987: Ponirin Mekka, I Gusti Putu Yasa, Muhammad Yunus, Jaya Hartono, Marzuki Nyak Mad, Robby Darwis, Azhary Rangkuty, Patar Tambunan, Ribut Waidi, Ricky Yakobi, Rully Nere, Budi Wahyono, Nasrul Koto, Herry Kiswanto, Adityo Darmadi, Triastono Taufik, Sutrisno, Frangky Weno
Skuat Inti (4-3-3): Ponirin Meka (Kiper), Jaya Hartono, Robby Darwis, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad (Belakang), Patar Tambunan, Nasrul Koto, Rully Nere (Tengah), Budi Wahyono, Ricky Yakobi, Ribut Waidi (Depan)
Penulis: Frengky Aruan