Nostalgia - Ketika Italia Hentikan Kejutan Bulgaria di Piala Dunia 1994
BolaSkor.com - Italia akan bertamu ke markas Bulgaria pada Matchday ke-2 Grup C kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa, di Vasil Levski National Stadium, Minggu (29/3). Kedua tim memiliki sejarah persaingan di masa lalu.
Ini bukan pertemuan pertama antara Italia kontra Bulgaria. Pada Piala Dunia 1994, Italia pernah menghentikan Bulgaria pada babak semifinal. Saat itu, Bulgaria menjadi tim yang mengejutkan.
Bulgaria muncul sebagai kuda hitam pada Piala Dunia 1994. Diperkuat pemain-pemain seperti Krasimir Balakov, Trifon Ivanov, Velko Yotov, Emil Kostadinov, dan penggawa Barcelona, Hristo Stoichkov, tak banyak yang menyangka Bulgaria bisa berbicara banyak.
Bulgaria bergabung di Grup D bersama Nigeria, Argentina, dan Yunani. Di atas kertas, sulit untuk Bulgaria melangkah ke fase gugur.
Pada pertandingan pertama kontra Nigeria, skuad asuhan Dimitar Panev itu menelan kekalahan telak tiga gol tanpa balas. Tak pelak, Bulgaria semakin dipandang sebelah mata.
Baca juga:
Paolo Rossi, Juara Dunia yang Berdosa Milik Italia
Banyak Pemain Muda Gemilang, Roberto Mancini Justru Pusing
Generasi Emas Italia di Bawah 21 Tahun, Penggawa Inter Mendominasi

Namun, pada matchday ke-2, Bulgaria bangkit. Lavovete menggulung Yunani 4-0. Hristo Stoichkov menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol dari titik putih. Sementara itu, dua gol lainnya menjadi milik Iordan Letchkov dan Daniel Borimirov.
Pada laga penentuan melawan Argentina, sensasi Bulgaria semakin terasa. Bulgaria yang tertekan justru unggul 2-0 berkat gol Hristo Stoichkov dan Nasko Sirakov. Dengan hasil tersebut, Bulgaria menempati posisi kedua dan berhak lolos ke babak berikutnya.
Pada fase 16 besar, Bulgaria kebagian lawan Meksiko. Laga dilangsungkan di Giants Stadium, pada 5 Juli 1994.
Duel harus ditentukan melalui tendangan penalti setelah sebelumnya sama kuat 1-1. Gol Stoichkov disamakan penalti Garcia Aspe.
Pada babak tos-tosan, Bulgaria tampil meyakinkan. Mereka menang pada babak tendangan penalti dengan skor 3-1.
Pada babak perempat final, Bulgaria menantang Jerman. Kali ini, sejumlah kalangan yakin keajaiban Bulgaria akan terhenti.
Jerman menjadi kekuatan mengerikan setelah Jerman Barat dan Jerman Timur melebur menjadi satu. Jerman dperkuat sejumlah pemain bintang seperti Jurgen Kohler, Lothar Matthaus, Rudi Voller, dan Jurgen Klinsmann.
Rupanya, keberuntungan Bulgaria masih terus berlanjut. Bulgaria melaju ke babak berikutnya setelah unggul 2-1. Gol Stoichkov dan Letchkov hanya bisa dibalas satu kali oleh Matthaus.
Pada babak semifinal, Bulgaria sudah ditunggu Italia. Sebelumnya, Gli Azzurri menyingkirkan Swiss dan Spanyol pada fase gugur.
Tim nasional Italia pada saat itu termasuk satu di antara generasi terbaik sepanjang sejarah. Paolo Maldini, Gianluca Pagliuca, Alessandro Costacurta, Roberto Baggio, Roberto Donadoni, dan Antonio Conte adalah beberapa nama besar yang memperkuat Italia.
Duel yang dimpimpin wasit asal Prancis, Joel Quiniou, itu berlangsung menarik. Italia membuka keunggulan melalui Roberto Baggio pada menit ke-21.
Baggio yang menyisir dari sisi kiri menggiring bola ke arah tengah. Kemudian, ia melepaskan tembakan ke arah pojok kiri bawah gawang Bulgaria.
Empat menit berselang, pemain bernomor punggung 10 itu kembali mencetak gol. Lolos dari jebakan offside, Baggio mencetak gol melalui tendangan kaki kanannya.
Tertinggal dua gol, Bulgaria mencoba meningkatkan serangan. Namun, hanya satu gol yang tercipta melalui tendangan penalti Hristo Stoichkov jelang akhir babak pertama. Hingga peluit panjang, skor 2-1 untuk Italia tetap bertahan.
Akhirnya, Italia yang berhak melangkah ke final untuk menantang Brazil. Sementara itu, Bulgaria meladeni Swedia pada perebutan peringkat ketiga.
Hasilnya, Italia gagal jadi juara setelah kalah pada babak adu tendangan penalti. Pada sisi lain, Bulgaria hanya menempati posisi keempat setelah keok 4-0 kontra Swedia.
Tak bisa dimungkiri, Bulgaria menjadi satu di antara tim yang paling mengejutkan dalam sejarah Piala Dunia 1994. Namun, langkah Sang Singa dihentikan tim kawakan, Italia.