Nostalgia – Atletico Madrid Awali Kisah Hebat Pangeran Bernabeu, Raul Gonzalez
BolaSkor.com – Pangeran Bernabeu. Julukan itu sangat identik dengan satu nama legendaris Real Madrid, Raul Gonzalez. Tidak ada nama lain yang layak mendapatkan status itu, meski mereka juga mengukir sejarah di Santiago Bernabeu seperti: Iker Casillas, Roberto Carlos, Zinedine Zidane, atau Cristiano Ronaldo.
Mewarisi Cantenaros atau produk akademi Madrid, Raul berada di akademi Madrid pada medio 1992-1994, promosi ke tim utama berkat kejelian Jorge Valdano melihat bakatnya, Raul menjadi bagian tak tergantikan dalam sejarah Madrid dari tahun 1994-2010.
Jiwa Raul adalah Madridista – sebutan untuk fans Madrid – dan fans Madrid, dari yang lawas hingga saat ini, mencintainya, mengidolainya, menyebutnya sebagai Pangeran Bernabeu. Titik. Tidak ada perdebatan mengenai kelayakan status tersebut (tanpa mengurangi rasa hormat kepada Ronaldo yang tidak berasal dari produk akademi Madrid).
Baca Juga:
Legenda Real Madrid Mulai Bermain Sepak Bola dari Jalanan
Nostalgia - Siaran Radio dalam Sepak Bola, Arsenal yang Pertama
Nostalgia - Ketika Taktik Pohon Cemara Milan Era Ancelotti Kuasai Eropa
Sepanjang kariernya dengan Madrid, Raul meraih enam titel Premier League, empat Piala Super Spanyol, tiga titel Liga Champions, satu Piala Super Eropa, dan dua Piala Intercontinental. 708 laga, 523 laga LaLiga, telah dimainkan Raul bersama Real Madrid – Raul di urutan dua setelah Andoni Zubizarreta memainkan 622 laga LaLiga.
Raul juga menempati peringkat lima top skor sepanjang masa LaLiga dengan torehan 228 gol dan berada di bawah Lionel Messi (419 gol), Cristiano Ronaldo (312 gol), Telmo Zarra (251 gol), dan Hugo Sanchez (234 gol). Semua catatan itu menggambarkan betapa hebatnya sosok Raul Gonzalez di era kejayaannya.
Tapi, bagi Anda yang tidak mengetahuinya, Raul tidak murni memiliki ‘darah’ Real Madrid karena ia bukan seutuhnya produk akademi Real Madrid Castilla, melainkan rival sekota, Atletico Madrid. Ya, Atletico punya peran besar membentuk kisah hebat Pangeran Bernabeu.
(Mau tahu apa peran Atletico dalam membentuk kisah legendaris Raul di Madrid? Simak halaman berikutnya.)
Semua Berawal dari Keputusan Presiden Kontroversial Atletico Madrid, Jesus Gil
Beberapa waktu lalu, Marca, media asal Spanyol, membahas soal HBO Spanyol yang menayangkan video dokumenter mengenai Jesus Gil. “Hesus Gil” begitu ucapan yang betul ketika membicarakan eks Presiden Atletico Madrid dan Walikota Marbella itu.
Jesus Gil merupakan ayah dari Presiden Atletico saat ini, Miguel Angel Gil Marin. Dia sosok terkenal pada sepak bola Spanyol era 80 dan 90-an karena karakternya yang esentrik dan ucapannya yang kontroversial kepada awak media.
Beberapa ucapan dan tindakkan kontroversialnya seperti pukulan kepada Caneda di depan markas LaLiga, lalu ucapannya soal rasialisme “Hitam sepanjang hari sangatlah buruk, warna bukan masalah”, serta mengenai Diego Simeone, “Simeone dapat dibunuh karena dia orang India (suku asli Amerika)”, merupakan beberapa contoh kontroversi yang dibuat Jesus Gil.

Tapi, tidak ada yang lebih legendaris lagi ketimbang ucapannya pada 1991 mengenai tim U-15 Atletico Madrid, “Mereka ini anak-anak saya – tim yang Anda lihat ini merupakan juara Spanyol: mereka memenangi liga dengan torehan 264 gol dalam 22 laga.”
Satu sosok anak bertubuh kecil ditunjuk Gil di dalam timnya itu, dia adalah Raul Gonzalez, “Coba lihat ke sini, kapten saya, Raul Gonzalez – 55 gol!” ucap Gil dengan penuh kebanggaan. “Ingat namanya – dia akan jadi pemain fenomenal.”
Ucapan Gil memang menjadi kenyataan. Raul jadi sosok yang fenomenal, tapi, bukan untuk Atletico melainkan Real Madrid. Uniknya, kepergian Raul dari akademi Atletico terjadi karena keputusan Jesus Gil pada 1991.
Gil memutuskan untuk mengurangi jumlah tim muda Atletico, yang memiliki delapan klub kala itu, hingga menyisakan dua tim: tim U-19 dan U-15 Atletico, yang kemudian bernama Atletico Chopera. Pengurangan itu dilakukan untuk menyeimbangkan finansial Atletico.

Pasalnya saat itu, pembangunan tim muda menghabiskan hampir setengah juta euro (kala itu nominal tersebut terbilang mahal). Betapa ketatnya Atletico menyeimbangkan keuangan berdampak kepada pelatih-pelatih yang tidak menerima gaji, pemain-pemain muda tidak dapat ongkos bepergian dari tempat asalnya.
Imbasnya, pemain-pemain muda potensial Atletico pergi. Salah satunya tentu saja Raul Gonzalez. Real Madrid menampungnya dan memasukannya di Real Madrid C. Perlahan tapi pasti, Jorge Valdano mempromosikannya ke tim utama.
Belajar banyak dari duet legendaris, Ivan Zamorano dan Emilio Butragueno, Raul perlahan dintegrasikan ke tim utama dan setelahnya menjadi sejarah yang tak lekang oleh waktu. Raul menjadi pemain fenomenal, tapi tidak untuk Atletico Madrid.
Generasi Raul tidak mengukir sejarah mereka di Atletico karena keputusan Jesus Gil, tapi Atletico memiliki perwakilan generasi berikutnya: Fernando Torres. El Nino jadi kapten termuda Atletico pada musim 2003-04 pada usia 19 tahun.