Spanyol Berita

Kylian Mbappe, Raja Kecil PSG yang Menjadi 'Beban' di Real Madrid

Arief Hadi - Minggu, 17 November 2024

BolaSkor.com - Sejak pindah ke Real Madrid pada musim panas 2024, sorotan kepada Kylian Mbappe kian besar. Terlebih, pada situasinya saat ini, Mbappe mendapatkan tekanan yang lebih besar dan juga menerima hujan kritik.

Mbappe sudah mencetak delapan gol dan memberikan dua assists dari 16 laga di seluruh kompetisi, menjadikannya top skorer kedua Madrid musim ini setelah Vinicius Junior (12 gol). Namun, itu tak mengakhiri kritik kepadanya.

Mbappe bermain inkonsisten dan mencetak satu gol dari tujuh laga terakhirnya dengan Madrid, berujung namanya yang tidak dipanggil kembali oleh Didier Deschamps ke timnas Prancis.

Situasi yang dihadapi Mbappe di Madrid tak mudah, terlebih dengan segala kebebasan dan kemewahan yang 'memanjakannya' di Paris Saint-Germain (PSG) sebelumnya, yang membuatnya dijuluki Si Raja Kecil.

Baca Juga:

Kylian Mbappe Terpuruk, tapi Termotivasi

Legenda Prancis Turut Dibuat Frustrasi oleh Kylian Mbappe

Timnas Prancis Lebih Baik Tanpa Kylian Mbappe

Kylian Mbappe (uefa.com)

Pemain berusia 25 tahun bahkan dianggap sebagai 'beban' di Madrid karena tak punya etos kerja bagus, khususnya dalam membantu tim bertahan. Belum lagi Mbappe bermain dengan gaya bermain yang sama seperti Vinicius - membangun serangan dari sisi kiri permainan.

Pandit sepak bola, Troy Deeney, mengomentari penampilan Mbappe di Madrid dan melihatnya sebagai transfer demi keuntungan klub, dari sisi finansial, alih-alih meningkatkan kualitas skuad.

"Saya tidak berpikir dia seorang striker alami, saya tahu itu terdengar seperti mental (gila)," papar Deeney di TalkSport.

"Dia tidak bisa (bermain di sayap kiri) karena Vini Jr ada di sana, jadi dalam situasi itu, itu adalah kesalahan besar dari Real Madrid."

"Mereka memilih nama yang menjual kaos dan mereknya sebagai kebalikan untuk mereka menang. Jadi mungkin dia harus melakukan sedikit pembicaraan tentang bermain di sisi kanan."

Ekspektasi besar fans kepada Mbappe di Madrid juga turut menjadi faktor kesulitannya tampil optimal.

"Ini mungkin tidak mendekati apa yang kita semua harapkan. Saya secara pribadi berpikir ketika mereka mendapatkannya bahwa dia adalah bagian yang hilang, seperti ketika (Manchester) City mendapatkan (Erling) Haaland," tambah Deeney.

"Anda mengharapkan dia mencetak banyak gol dan membuat mereka (Madrid) kurang lebih tak terbendung. Apa yang saya pikir telah terjadi adalah, dan saya tidak tahu ini adalah fakta (atau tidak), tetapi jika dilihat saja, pendapat saya adalah egonya telah melampaui etos kerja sebenarnya."

"Berada di PSG dia mempunyai kebebasan untuk melakukan apa pun yang dia inginkan, dan juga ekspektasinya tidak terlalu besar, mereka selalu ingin memenangkan liga."

"Jadi pergi ke Real Madrid, ada Barcelona, ada Atletico (Madrid), ada harapan Anda memenangkan liga dan Liga Champions. Dan saya pikir saat ini hal itu hanya sedikit membebani dia," urainya.

Bagikan

Baca Original Artikel