Ragam Feature Italia Berita

Cristian Chivu, Pelatih Minim Pengalaman dengan Tugas Berat di Inter Milan

Johan Kristiandi - Sabtu, 07 Juni 2025

BolaSkor.com - Inter Milan akan menunjuk Cristian Chivu sebagai pengganti Simone Inzaghi. Menariknya, rekam jejak Chivu di dunia meramu taktik baru seumur jagung. Lantas, mampukah Chivu tetap membawa Inter ke langit tertinggi?

Inter Milan ditinggal Simone Inzaghi saat sedang sayang-sayangnya. Bagaimana tidak, Inzaghi yang membawa Inter meraih berbagai kesuksesan domestik, termasuk titel Scudetto 2023-2024, memilih angkat kaki ke Al Hilal.

Perpisahan itu terasa menyakitkan karena sebelumnya Inter kalah di final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain. Namun, seperti kata Bernadya dalam lagunya "Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan", Nerazzurri pun melangkah maju.

Baca Juga:

Bukan Fabregas atau De Zerbi, Inter Milan Rekrut Chivu sebagai Pengganti Inzaghi

Cesc Fabregas Menolak, Inter Milan Pilih Cristian Chivu Jadi Pelatih Baru

Inter Milan Ikut Berburu Marcus Rashford

Awalnya, Inter melirik Cesc Fabregas yang punya catatan bersinar bersama Como. La Beneamata terkesan dengan kiprah Fabregas sejauh ini. Usai membawa Como promosi ke Serie A, Fabregas menunjukkan diri sebagai satu di antara pelatih muda paling potensial.

Bersama mantan gelandang Barcelona itu, Como menjadi tim promosi yang paling konsisten. Dengan menggabungkan pemain muda dan berpengalaman, Como mengakhiri kompetisi pada posisi kesepuluh.

Namun, tidak semua keinginan menjadi kenyataan. Terkadang, lebih sering gigit jari daripada diwarnai senyuman.

Inter menelan pil pahit lantaran Como enggan melepas Fabregas. Langkah tersebut bisa dipahami karena Como tidak ingin berpisah dengan pelatih yang kualitasnya sudah terbukti.

Untungnya, Inter sudah terbiasa mendapatkan penolakan dari sang incaran. Manajemen Nerazzurri langsung memutar otak mencari target lain.

Cristian Chivu, Keraguan, dan Harapan

Dengan pilihan terbatas dan keuangan yang pas-pasan, Inter akhirnya menjatuhkan pilihan kepada sang mantan pemain, Cristian Chivu.

Tidak sedikit yang mempertanyakan keputusan itu. Bahkan, sikap skeptis datang dari sejumlah pendukung Inter. Memang, Chivu adalah legenda Inter dalam perjalanan meraih treble winner 2010, tetapi jam terbangnya dirasa belum cukup.

Kekhawatiran akan kemampuan Chivu bisa dipahami. Setelah gantung sepatu di Inter pada 2014, Chivu tidak banyak menukangi tim besar. Usai mengakhiri tugasnya sebagai match analyst di UEFA, Chivu melanjutkan karier sebagai manajer tim muda Inter.

Setelah itu, ia mendapatkan kepercayaan menukangi berbagai kelompok umur di tim Inter Milan. Prestasi terbaiknya adalah membawa Inter Primavera menjadi juara pada musim 2021-2022.

Sementara itu, catatan Chivu pada tim selain akademi Inter hanya seumur jagung. Ia baru 13 kali memimpin Parma di Serie A. Chivu mengambil alih Parma pada pertengahan musim ini.

Namun, bak dua sisi mata uang, Chivu juga punya banyak hal yang ditawarkan untuk Inter. Nerazzurri tentu telah melihat potensi pelatih 44 tahun tersebut.

Cristian Chivu (X/Ben_Mattinson_)

Satu di antara keunggulan Chivu adalah taktiknya yang tidak jauh berbeda dengan Simone Inzaghi. Kedua pelatih itu sama-sama mengandalkan sistem 3-5-2.

Dengan demikian, Inter tidak perlu melakukan perombakan masif dari sisi komposisi skuad. Nerazzurri masih bisa mengandalkan muka-muka lama. Itu adalah nilai plus mengingat hubungan dan kerja sama antarpemain telah berlangsung lama.

Tidak berhenti sampai di situ, karena bukan orang asing, Chivu juga paham dengan lingkungan dan kondisi Inter. Selain pernah menjadi pemain, pengalaman Chivu sebagai pelatih tim akademi tentu membuatnya mengetahui bagaimana manajemen Inter bekerja.

Memang, hal tersebut terdengar sepele. Namun, bekerja sama dengan orang-orang yang sudah dikenal membuat proses adaptasi bisa dipangkas.

Berikutnya, Chivu juga tampil mengesankan bersama Parma. Ia sukses menjalankan misi membawa Parma menjauhi zona degradasi.

Dalam 13 pertandingan bersama Parma, pelatih asal Rumania itu mencatatkan 3 kemenangan, 7 imbang, dan 3 kalah.

Torehan itu termasuk kemenangan melawan Juventus, Bologna, dan Atalanta. Selain itu, Parma di bawah asuhan Chivu juga menahan Napoli dan Inter Milan.

Menurut catatan statistik, jika menjadikan 13 pertandingan terakhir Serie A sebagai tolok ukur, Parma yang dipimpin Chivu menempati urutan ke-11 klasemen. Parma mengoleksi 16 poin dengan membukukan 14 gol dan 13 kali kebobolan.

Muka Lama Rasa Baru

Memahami Inter dalam menentukan pelatih juga perlu melihat aspek finansial. Maklum, Inter bukanlah tim bertabur materi. Bahkan, pendapatan Inter sebagai tim terbaik di Serie A dalam beberapa tahun terakhir masih kalah dengan tim papan bawah di Premier League.

Oleh karena itu, sulit melihat Inter memburu Jurgen Klopp yang sedang tidak menukangi tim mana pun. Bahkan, membujuk sang mantan pemain lainnya, Diego Simeone, untuk kembali juga sulit akibat ketidakmampuan membayar gaji.

Dengan demikian, tidak heran jika Inter memilih melanjutkan perjalanan bersama Chivu. Ibaratnya, tidak ada akar, rotan pun jadi.

Cristian Chivu (X/valerio_santori)

Ketika masih dipimpin Inzaghi, Inter mengeluarkan 6,5 juta euro per musim untuk sang juru taktik. Nilai tersebut akan jauh berkurang pada era Chivu.

Menurut laporan dari sejumlah media di Italia, Inter hanya perlu menggelontorkan 2,5 juta euro per musim untuk merasakan servis Chivu. Bahkan, upah Chivu dalam kontraknya selama dua tahun di Inter juga tidak lebih besar dari yang dikeluarkan ketika membayar Inzaghi dalam semusim.

Memang benar, Cristian Chivu adalah pelatih minim pengalaman yang mendapatkan tugas besar menukangi tim sekaliber Inter Milan. Namun, perlu diingat munculnya nama Chivu sebagai calon kandidat pelatih Nerazzurri tentu telah melewati penyaringan yang berlapis.

Selamat Bertugas, Cristian Chivu!

Bagikan

Baca Original Artikel