Chris Wilder, Si Jenius di Balik Kesuksesan Sheffield United Promosi ke Premier League
BolaSkor.com – Pep Guardiola mempersembahkan dua titel Premier League beruntun untuk Manchester City dan terpilih sebagai Manajer Terbaik Premier League 2018-19. Namun, Guardiola kalah dari Chris Wilder yang terpilih memenangkan Manajer Terbaik 2018-19 versi LMA (Asosiasi Manajer Liga).
Menilik kedua penghargaan itu, penghargaan yang diterima Chris Wilder jelas lebih prestisius karena kinerjanya diakui oleh koleganya di Inggris. Plus, Wilder tidak memiliki kemewahan seperti uang dari pemilik klub yang berlimpah atau skuat bertabur bintang.
“Dipilih oleh kolega Anda untuk mendapatkan penghargaan ini sangat luar biasa hebat dan sebagai bukti musim yang sangat hebat bagi saya dan semuanya di Sheffield United,” ucap Wilder yang menerima penghargaan dan berfoto dengan Gareth Southgate serta Sir Alex Ferguson.
“Saya ingin berpikir kami telah mengejutkan dengan rekrutmen, pusat latihan, pengajaran, dan seluruh hal yang ada di balik layar – tidak ada budaya buku cek (dibangun dari awal dan tidak mengandalkan kekayaan pemilik klub).”
Baca Juga:
Mengulas 3 Kekuatan Utama Norwich City, Tim Promosi Premier League 2019-20
5 Fakta Manajer Premier League yang Belum Banyak DIketahui
Phil Foden, Kisah Impian Seorang Anak Gawang
Wilder mengukir perjalanan kariernya sebagai manajer dari divisi bawah ke atas, dari nol alias benar-benar meniti karier dari bawah. Cerita mengenainya sangat menarik, khususnya bagi mereka yang belum mengetahui banyak soal manajer berusia 51 tahun asal Inggris itu.
Wilder membawa tim-tim yang pernah diperkuatnya promosi empat kali dari lima Liga Top Inggris. Pada 2010, Wilder memimpin Oxford United promosi dari National League, lalu membawa Northampton promosi dari League Two pada 2016, dan kini ia membawa Sheffield United promosi ke Premier League 2019-20.
Pelatih kelahiran Stocksbridge, 23 September 1967 datang melatih Sheffield United dalam kondisi carut marut karena musim lalu finish di urutan 11 League One – posisi finish terendah dalam sejarah klub.
Semusim melatih The Blades, Wilder membawa tim promosi ke Championship sebelum akhirnya membawa klub ke Premier League di dua musim berikutnya.
Butuh waktu 12 tahun bagi Sheffield untuk promosi lagi ke Premier League. Sheffield berada di tangan yang tepat karena Wilder, kualitasnya diakui manajer-manajer di Inggris, bahkan kolega yang menjadi lawannya di Championship, Marcelo Bielsa, sosok yang jadi panutan pelatih-pelatih top Eropa, mengakuinya.
“Tim banyak berbicara mengenai pelatih mereka dan saya telah belajar banyak dari Sheffield United. Mereka salah satu tim yang paling banyak saya pelajari musim ini,” tutur Bielsa sebelum bertemu Sheffield Maret lalu.
“Mereka punya gaya main yang baru dan mereka terus berpegang teguh dengan gaya main mereka sepanjang musim,” lanjutnya.
Kisah Wilder selayaknya membahas perjalanan karier Jamie Vardy, striker Leicester City, kala menjuarai Premier League 2015-16 dan ia memulai kariernya dari divisi non-liga. Pun demikian Wilder.
Karier Wilder dimulai dari Alfreton Town. Semusim melatih di sana (2001-02), Wilder meraih empat trofi: the Northern Counties (East) League Premier Division, Piala Liga, Piala Presiden and Piala Senior Derbyshire.
Kariernya berlanjut di Halifax Town (2002-2008), Oxford United (2008-2014), Northampton Town (2014-2016), dan kini di tahun ketiganya melatih Sheffield. Wilder berhasil membawa Sheffield promosi di tengah rimba persaingan melawan Daniel Farke (Norwich City) dan Bielsa.
Revolusi Taktik Chris Wilder
Taktik yang diperagakan Wilder terbilang unik. Pada sebagian besar laganya ia menerapkan 3-4-1-2 dengan variasi taktik 3-5-2, 5-3-2, dan bahkan bisa dilihat sebagai 1-4-2-3 ketika mengontrol bola atau membangun serangan.
Pola serangan Sheffield berdasarkan pada pressure (tekanan) dan serangan balik dalam fase bertahan. Ketika sudah unggul, taktik 3-4-1-2 bisa berubah menjadi 5-3-2 dan menyulitkan lawan mencetak gol. Statistik pada April lalu memperlihatkan Sheffield punya 44 persen catatan clean sheets: 17 clean sheets dalam 39 laga.
Dalam proses serangan, Sheffield punya istilah bermain dengan ‘false five’ karena kedua bek sayap dan gelandang sebisa mungkin menambah kuantitas pemain di kotak penalti lawan. Kala melakukannya, Sheffield juga terbantu dengan kehadiran sosok striker berpengalaman, Billy Sharp.
Kapten berusia 33 tahun merupakan pemain lokal dengan naluri gol tinggi. Sharp menjadi top skor dengan torehan 23 gol – gol ke 102 untuk klub dalam 227 laga bersama Sheffield. Bersama David McGoldrick, Sharp merupakan pemain kunci Wilder.

McGoldrick menjadi pembelian terbaik Sheffield. Berduet dengan Sharp, McGoldrick menorehkan 15 gol dan memberikan lima assists hingga terpilih menjadi Pemain Terbaik Sheffield musim 2018-19. Jika dikombinasikan, duet Sharp-McGoldrick menghasilkan 38 gol.
Menilik keberhasilan The Blades promosi ke Premier League, kiprah Wilder akan dinanti bersama Farke yang promosi bersama Norwich. Mereka akan merasakan rimba persaingan sesungguhnya melawan manajer-manajer sekaliber Pep Guardiola, Mauricio Pochettino, dan Jurgen Klopp.
“Saya harap cerita saya dapat menginspirasi pelatih-pelatih muda bertalenta,” ujar Wilder, manajer satu-satunya yang masih bepergian menggunakan bis ke berbagai tempat, meski sudah memiliki cukup gaji untuk setidaknya menyewa supir atau mengendarai mobil bagus. Legenda.