5 Derby Milan yang Penuh Kejutan di Bulan Maret
BolaSkor.com - Pecinta Serie A akhir pekan ini akan dihibur dengan laga bertajuk Derby della Madoninna alias Derby Milan antara AC Milan kontra Inter Milan, dalam lanjutan pekan 28 Serie A, Senin (18/3) pukul 02.30 dini hari WIB di San Siro.
Derby Milan nanti tak hanya sekedar menjadi adu gengsi dan harga diri di antara dua tim, melainkan perebutan tempat ketiga di Serie A. Keduanya saat ini ada di zona Liga Champions, namun, Milan di peringkat tiga dan terpaut satu poin dengan Inter di peringkat empat klasemen.
Menjelang laga tersebut, Inter sedianya tidak terlalu diunggulkan karena sedang inkonsisten bermain, plus diganggu dengan permasalahan kontrak Mauro Icardi yang tak kunjung berakhir. Kondisi Inter berbeda dengan pasukan Gennaro Gattuso yang belum pernah kalah sejak Januari 2019.
Baca Juga:
Prediksi AC Milan Vs Inter Milan: Siaga di 45 Menit Babak Kedua
AC Milan Vs Inter Milan, Rekor Mulus Luciano Spalletti di Derby della Madonnina
Statistik AC Milan Vs Inter Milan: Krzysztof Piatek Siap Curi Pangggung Mauro Icardi
Namun, laga derby tetaplah laga derby yang hasilnya sulit diprediksi. Tak peduli meski salah satu tim tengah menurun performanya. Hal semacam ini sudah pernah terjadi sebelumnya pada Derby Milan yang berlangsung di bulan Maret.
Sulit diprediksi. Berakhir di luar dugaan. Inilah lima Derby Milan, yang dirangkum dari laman resmi Milan, di bulan Maret yang tidak diduga-duga hasilnya.
1. Inter 0-1 Milan (24 Maret 1991)
Inter bermain di kandang dan difavoritkan memenangi pertandingan. Apalagi, Milan baru saja menelan kekalahan yang mengecewakan dari Olympique Marseille di Liga Champions. Kepercayaan bermain mereka tengah menurun. Namun, Rossoneri menerjang seluruh prediksi miring.
Milan asuhan Arrigo Sacchi bermain dewasa, tenang, dan fokus sepanjang pertandingan untuk meladeni tiap serangan yang dibangun Inter arahan Giovanni Trapattoni. Sampai akhirnya, gol datang di menit 74 melalui Marco van Basten.
Inter Milan: Zenga, Bergomi, Baresi, Stringara (Pizzi 76'), Ferri, Battistini, Al. Bianchi, Berti, Klinsmann, Matthaeus, Serena
Pelatih: Giovanni Trapattoni.
AC Milan: S. Rossi, Costacurta, P. Maldini, Gaudenzi (Massaro 81'), F. Galli, Baresi, Agostini, Rijkaard, Van Basten, Gullit (Donadoni 72'), Evani
Pelatih: Arrigo Sacchi.
2. Inter 2-2 Milan (13 Maret 1999)
Milan membutuhkan momentum untuk terus meraih kemenangan pasca menang 1-0 kontra Piacenza. Mereka membutuhkannya untuk bersaing merebutkan Scudetto dengan Lazio. Ujian berat itu pun dihadapkan Milan di Derby Milan melawan Inter asuhan Mircea Lucescu.
Milan asuhan Alberto Zaccheroni gagal meraih kemenangan, namun mampu menyelamatkan satu poin krusial melalui hasil 2-2. Dua gol Milan dicetak oleh Leonardo, yang membalas gol bunuh diri Bruno N'Gotty dan Javier Zanetti. Satu poin itu pun menjadi krusial karena pada akhirnya Milan sukses meraih Scudetto.
Inter Milan: Pagliuca, Simic, Silvestre, Colonnese, West, Zanetti, Paulo Sousa (Cauet 58'), Simeone, Djorkaeff (Baggio 68'), Ronaldo (Ventola 46'), Zamorano
Pelatih: Mircea Lucescu
AC Milan: Abbiati, N'Gotty, Costacurta, P. Maldini, Helveg, Ambrosini, Boban (Donadoni 60'), Guglielminpietro, Leonardo (Ayala 80'), Bierhoff, Weah.
Pelatih: Alberto Zaccheroni
3. Milan 1-2 Inter (5 Maret 2000)
Anda percaya dengan takhayul? Percaya atau tidak, para pemain Milan arahan Zaccheroni merasakannya pada tanggal 5 Maret 2000. Menjelang Derby Milan, Milan terjebak kemacetan karena terjadi kecelakaan di jalan tol Varese-Milan. Mereka tak bisa apa-apa di dalam bus tim.
Benar saja, pertandingan ditunda selama 15 menit, dan kala pertandingan berlangsung, barisan bintang Milan kehabisan enerji untuk meladeni pasukan Marcello Lippi. Milan pun kalah 1-2 dari dua gol Ivan Zamorano dan Luigi Di Biagio, yang hanya diperkecil gol penalti Andriy Shevchenko.
AC Milan: Abbiati, Chamot, Costacurta (Sala 25'), P. Maldini, Gattuso, De Ascentis (Albertini 67'), Ambrosini, Serginho, Boban, Bierhoff (Jose Mari 75'), Shevchenko
Pelatih: Alberto Zaccheroni.
Inter Milan: Peruzzi, Simic, Blanc, Cordoba, Panucci, Cauet, Di Biagio, J. Zanetti, Seedorf (90+2 Serena), Zamorano (Baggio 82'), Recoba (Mutu 79')
Pelatih: Marcello Lippi
4. Milan 0-1 Inter (3 Maret 2002)
Performa hebat tidak selamanya memberikan hasil yang bagus. Jose Mourinho juga pernah mengatakannya, saat menjuarai Liga Europa musim lalu, bahwa "Puisi banyak dalam sepak bola, tapi puisi tidak memenangi titel". Ini dikatakannya setelah Man United menang 2-0 atas Ajax Amsterdam, dan Ajax bermain baik saat itu dengan permainan yang ofensif, namun urung meraih kemenangan.
Hal serupa terjadi pada Derby Milan di bulan Maret 2002. Kendati Milan bermain bagus, tapi justru Inter yang sukses mengamankan tiga poin melalui kemenangan 1-0, melalui gol yang diciptakan Christian Vieri, yang kemudian bergabung dengan Milan.
AC Milan: Abbiati, Contra, Costacurta (Laursen 74'), Roque Junior, Chamot, Gattuso, Albertini (Ba 80'), Kaladze, Rui Costa, José Mari (Javi Moreno 86'), Shevchenko
Pelatih: Carlo Ancelotti
Inter Milan: Toldo, J. Zanetti, Cordoba, Materazzi, Gresko, Seedorf, Di Biagio, C. Zanetti, Recoba (Sergio Conceicao 67'), Vieri, Ventola (Kallon 81')
Pelatih: Hector Cuper
5. Inter 2-1 Milan (11 Maret 2007)
Ajang pamer barisan penyerang kelas dunia. Inter kembali mengalahkan Milan. Kali ini terjadi pada 11 Maret 2007 di Giusseppe Meazza. Inter meraih kemenangan dengan skor 2-1 melalui gol yang diciptakan Julio Cruz dan Zlatan Ibrahimovic.
Milan hanya mampu memperkecilnya via gol dari Ronaldo. Milan memang kalah di laga ini. Namun di akhir musim, Il Diavolo Rosso sukses merengkuh titel Liga Champions ketujuh mereka.
Inter Milan: Julio Cesar, Burdisso, Cordoba, Materazzi, Grosso (Maxwell 18'), Zanetti, Dacourt (Samuel 46'), Stankovic, Figo, Ibrahimovic, Crespo (Cruz 54')
Pelatih: Roberto Mancini
AC Milan: Dida, Oddo (Cafu 62'), Bonera, P. Maldini, Jankulovski, Gattuso (Gourcuff 79'), Pirlo, Ambrosini, Seedorf (Gilardino 70'), Kaká, Ronaldo.
Pelatih: Carlo Ancelotti.