10 Pemain Gratisan Terbaik Sepanjang Masa
BolaSkor.com - Di tengah gempita pembelian pemain dengan nilai transfer fantastis, ada segelintir keputusan klub yang justru patus diacungi jempol. Apalagi kalau bukan mendapatkan pemain top secara gratis.
Akan lebih hebat lagi jika sang pemain mencuat menjadi bintang dan berjasa besar kepada klub. Dari sekian banyak pemain yang didapatkan secara gratis hanya segelintir yang sukses.
Ada juga yang meski tidak masuk dalam daftar ini, memiliki kontribusi besar kepada klub barunya. Sebut saja seperti Gary McAllister yang didatangkan Liverpool pada 2000 dari Coventry City. Di usia 36 tahun menjadi sangat krusial bagi The Reds yang musim itu meraih tiga trofi, termasuk Piala UEFA.
Musim ini, Juventus kembali menjadi sorotan setelah mereka sukses mendapatkan dua pemain bintang secara gratis, Aaron Ramsey dari Arsenal dan Adrien Rabiot dari Paris Saint-Germain. Apakah mereka akan sukses bersama Juve? Menarik untuk diikuti.
Baca Juga:
3 Alasan Pemain Gratisan ke Juventus
Keberuntungan Jadi Alasan Gianluigi Buffon Pilih Nomor Punggung 77 di Juventus
Adrien Rabiot Anggap Juventus Lebih Hebat daripada PSG
Selain McAllister masih ada nama lain macam Jurgen Klinsmann yang direkrut Tottenham Hotspur pada 1997, atau dua setengah tahun setelah Klinsmann meninggalkan Spurs. Klinsmann kembali dengan membawa misi: menyelamatkan Spurs dari degradasi. Dengan sembilan gol dari 18 laga, Klinsmann pun sukses menuntaskan misinya.
Tak ketinggalan, Sol Campbell, Henrik Larsson, Esteban Cambiasso, hingga Jay Jay Okocha juga termasuk pemain gratisan yang sukses bersama klub baru mereka.
Berikut 10 pemain gratisan terbaik sepanjang sejarah.
1. Andrea Pirlo (Juventus, 2011)
Sebuah keputusan yang patut dipertanyakan diarahkan kepada AC Milan yang membiarkan Andrea Pirlo pergi di akhir kontrak ke Juventus pada 2011.
Bersama Juventus, Pirlo melanjutkan performa apiknya dan membantu si Nyonya Tua meraih empat scudetto. Milan mungkin saja menilai Pirlo sudah habis mengingat usianya yang sudah tak muda lagi. Namun, ibarat minuman anggur mahal, semakin berumur Pirlo semakin kinclong.
Tak dimungkiri lagi, mendatangkan Pirlo secara gratis merupakan keputusan paling jitu yang diambil Juventus.
2. Ruud Gullit (Chelsea, 1995)
Pada 1995, Chelsea memutuskan mengambil Ruud Gullit, mantan Pemain Terbaik Dunia yang sudah diakrabi cedera dari Sampdoria. Bintang asal Belanda itupun diplot sebagai sweeper oleh manajer The Blues saat itu, Glenn Hoddle.
Meski lebih sering tampil dalam kondisi tak fit, Gullit sukses memberi warna pada permainan Chelsea. Gullit pun akhirnya diangkat menjadi manajer merangkap pemain. Di bawah komanda Gullit, Chelsea berhasil menjadi juara Piala FA 1997, trofi pertama mereka dalam lebih dari 25 tahun.
3. Sami Khedira (Juventus, 2015)
Tidak dimungkiri lagi, Sami Khedira merupakan salah satu keputusan terbaik Juventus. Bagaimana tidak, mereka sukses mendapatkan peraih Piala Dunia dengan pengalaman lima tahun bersama Real Madrid.
Pemain level atas seperti Khedira tentu saja biasanya berbanderol tinggi. Tapi Juventus menggaetnya secara gratis.
4. Gianluca Vialli (Chelsea, 1996)
Setahun setelah mendapatkan Ruud Gullit, Chelsea kembali kedatangan bintang Serie A secara cuma-cuma. Kali ini The Blues sukses memboyong Gianluca Vialli dari Juventus.
Kabar ini mengejutkan karena Vialli baru saja sukses membawa Juventus menjadi juara Liga Champions. Seketika Vialli mampu merebut hati fans Chelsea hingga akhirnya dia diangkat menjadi manajer bermain, menggantikan Gullit. Sebagai pemain-manajer, Vialli membawa Chelsea menjuarai PIala Liga dan Piala Winners.
5. Steve McManaman (Real Madrid, 1999)
Setelah lama membela Liverpool, Steve McManaman memutuskan untuk mencoba petualangan baru di Spanyol. Pemain yang akrab disapa Macca itu pun direkrut Real Madrid dan menjadi bagian masa-masa awal Los Galacticos.
Meski tak semengkilap di Liverpool, Macca cukup sukses di Madrid. Dia ikut berkontribusi saat Madrid meraih dua trofi LaLiga dan dua trofi Liga Champions dalam rentang empat tahun.
6. James Milner (Liverpool, 2015)
Bersama James Milner, Manchester City mampu merebut dia trofi. Maka amat mengherankan saat The Citizens melepasnya ke Liverpool secara gratis. Padahal saat itu, harga pasaran Milner diperkirakan sekitar 40 juta pound.
Di Liverpool, Milner langsung menjadi pemain pilar dan menjadi salah satu kapten tim. Pemain serba-bisa ini menjadi salahsatu kunci kesuksesan Liverpool dua kali tampil di final Liga Champions secara beruntun, termasuk menjadi juara musim 2018-19.
7. Roberto Baggio (Bologna, 1997 & Brescia, 2000)
Pada 1997, Roberto Baggio yang berusia 30 tahun tak lagi masuk dalam rencana AC Milan yang kembali dilatih Fabio Capello. Baggio juga ditolak oleh Carlo Ancelotti yang saat itu menangani Parma. Baggio akhirnya bergabung dengan klub papan tengah Bologna.
Bersama Bologna, Baggio bangkit. Dalam semusim dia mampu membuat 22 gol, dinominasikan pada Ballon d’Or, dan dipanggil timnas Italia untuk Piala Dunia 1998.
Semusim kemudian Baggio digaet Inter Milan. Meski tampil apik, Baggio hanya sesaat di Inter. Dia pun kembali dilepas ke klub papan tengah secara gratis, kali ini mendarat di Brescia. Sekali lagi, Baggio kembali bersinar dengan mencatat rata-rata nyaris satu gol tiap laganya.
8. Robert Lewandowski (Bayern Munchen, 2014)
Setelah menjadi bagian penting dalam skema permainan atraktif Jurgen Klopp di Borussia Dortmund, Robert Lewandowski kemudian mengumumkan niatnya untuk hengkang pada pengujung paruh musim 2013.
Lewandowski pun memilih bergabung dengan Bayern Munchen pada 2014. Untuk mendapatkan penyerang subur seperti Lewandowski, Bayern sangat beruntung karena mereka tak perlu mengeluarkan uang seperserpun.
9. Michael Ballack (Chelsea, 2006)
Setelah acap dijuluki spesialis runner up, Michael Ballack memutuskan hijrah ke Premier League dan bergabung dengan Chelsea. Bersama The Blues, Ballack membuktikan bahwa julukan tersebut salah.
Ballack berhasil tiga kali membawa Chelsea menjadi juara Piala FA. Dia juga ikut berjasa saat Chelsea menjadi kampiun Premier League dan Piala Liga.
10. Paul Pogba (Juventus, 2012)
"Saya tak sabar. Itulah perasaan saya. Sir Alex Ferguson memang percaya saya, tapi dia tetap tak memainkan saya."
Itulah perkataan Paul Pogba soal alasannya meninggalkan Manchester United 2012 lalu. Keraguan United dan Ferguson menjadi keberuntungan bagi Juventus yang memutuskan merekrut gelandang muda Prancis tersebut.
Meski hanya tiga kali tampil bersama Man United, Pogba langsung menjadi skuat utama bersama Juventus. Dan Pogba langsung menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.
United pun akhirnya memutuskan untuk menarik kembali sang pemain. Namun untuk itu mereka harus membayar 60 juta pound kepada Juventus, klub yang mendapatkannya secara gratis dari mereka.