Revolusi Red Bull di Dunia Sepak Bola, Kontroversi, dan Investor Bervisi Pengembangan Klub

Red Bull bukan sekedar investor yang memberikan uang kepada klub, namun juga mengembangkan klub tersebut.
Arief HadiArief Hadi - Rabu, 15 April 2020
Revolusi Red Bull di Dunia Sepak Bola, Kontroversi, dan Investor Bervisi Pengembangan Klub
RB Leipzig (@RBLeipzig_EN)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Apa yang terlintas di benak pikiran Anda ketika berbicara mengenai Red Bull? Tidak jauh dari minuman berenergi pastinya. Red Bull memang identik dengan hal tersebut. Namun ketika berbicara soal Red Bull, minuman berenergi, erat hubungannya dengan dunia olahraga.

Pemasaran Red Bull telah mengglobal. Tidak hanya menjual merchandise dan minuman berenerji ke dunia cangkupan perusahaan yang bermarkas di Austria itu juga menyasar kepada tim-tim olahraga.

Di bawah kepemimpinan Dietrich Mateschitz Red Bull menjadi sponsor tim-tim olahraga dunia. Di Formula One (F1) ada Red Bull Racing dan Scuderia AlphaTauri (tadinya bernama Toro Rosso), sementara di sepak bola ada RB Leipzig, Red Bull Salzburg, FC Liefering, Red Bull Brasil, dan New York Red Bulls.

Baca Juga:

RedBull Depok: Klub Anyar Indonesia Klaim akan Menjadi Saudara RB Leipzig dan Salzburg

Julian Nagelsmann, Pelatih Esentrik dengan Metodologi Kepelatihan Modern

6 Hal Menarik dari Rekrutan Anyar Liverpool, Takumi Minamino

RB Leipzig dan Red Bull Salzburg

Keseriusan Red Bull ketika mengambilalih tim-tim itu adalah membangun tim masa depan dengan pondasi yang kuat. Mereka tidak tebang pilih memilih tim-tim, khususnya di dunia sepak bola.

Red Bull tidak sekedar menjadi investor memberikan uang dan kemudian tak ikut campur atau mau tahu bagaimana situasi internal klub (terima beres saja). Faktanya, Red Bull mengembangkan klub itu dengan caranya sendiri.

“Kami tahu Red Bull sebagai brand dan mereka punya banyak uang, tapi bagaimana mereka berinvestasi dan mengembangkannya pada posisinya saat ini, dengan stadion dan fasilitas serta klub, sungguh luar biasa hebat,” tutur Andrew Sparkes, pelatih kiper yang pernah menjadi pelatih akademi di New York dan Salzburg (2005-2012).

“Mereka suka pemuda, orang-orang berenergi di perusahaan yang pekerja keras, berkomitmen kepada brand, dan mereka terus membangun dari pondasi tersebut.”

Andrew Sparkes

Terlihat positif tapi di balik sentuhan Red Bull di tim-tim yang dimilikinya menyimpan kontroversi. Ibarat yin dan yang, ada hitam dan putih atau keseimbangan antara kontroversi dan sisi positif Red Bull.

Kontroversi

Sedari awal ketika Red Bull mengakuisisi klub ada kontroversi yang muncul. Pada 2005 ketika membeli saham Austria Salzburg dan mengubah nama menjadi RB Salzburg, Red Bull langsung merombak total manajemen, staf tim, mengubah logo serta jersey klub.

Secara tidak langsung Red Bull langsung menjadi satu-satunya sponsor Salzburg sekaligus menjadikan klub sebagai ‘alat’ pemasaran. Satu hal lagi mereka mengabaikan sejarah klub dan tidak melibatkan fans di balik pengambilan keputusan itu.

Hal yang sama juga terjadi kepada New York Red Bulls dan RB Leipzig. New York tadinya bernama New York MetroStars dan berganti nama pada 2006. Lalu kasus menarik juga terjadi kepada RB Leipzig.

RB Leipzig saat ini bersaing di papan atas klasemen namun mereka tak mendapatkan respek dari sebagian besar fans dan klub di Jerman. Pasalnya Leipzig – yang tadinya bernama SSV Markranstadt dan berlokasi 13 kilometer dari Leipzig – dinilai mengabaikan struktur klub non-komersil dan demokrasi di Jerman.

Bundesliga memiliki aturan 50+1 yang seyogyanya diterapkan klub-klub Eropa. Itu artinya klub-klub – plus fans – memegang mayoritas hak untuk memberikan suaranya. Di bawah aturan DFL (Liga Sepak Bola Jerman) klub-klub sepak bola tak diperbolehkan bermain di Bundesliga jika investor komersil punya lebih dari 49 persen saham.

Sementara Leipzig menjadi satu-satunya klub di Jerman dengan anggota klub tak punya hak-hak untuk melakukan voting – 17 pekerja diperkerjakan oleh Red Bull. Fans juga merasa tidak dihargai karena opini mereka tak didengar.

RB Leipzig tak mendapatkan respek di Jerman

“Kami tak merasa dihargai sebagai fans dan kami tak merasa dianggap serius,” ucap pernyataan fans di basis fans Fanverband Leipzig pada 2019.

“Kami terbiasa dengan hal tersebut di stadion lain di negeri ini, tapi di stadion kami sendiri, kami tak mau diperlakukan sebagai fans yang tak memberi pendapat, konsumen konformis yang dituduhkan kepada kami.”

Selain itu Red Bull juga mengabaikan sisi sejarah yang menjadi prestisius klub dengan simbol yang berada di jersey atau penamaan klub.

James Ayles menulis di Mailonline bagaimana Red Bull gagal mencapai kata sepakat dengan St Pauli dan Dusseldorf karena mereka melihat sejarah klub akan menjadi ketidakuntungan untuk memasarkan brand Red Bull.

Singkat kata ketika Red Bull memilih berinvestasi pada suatu klub atau tim, maka mereka memiliki caranya sendiri dalam pengaturannya dan tidak bisa diganggu gugat ketika melakukannya. Termasuk … merombak manajemen, mengabaikan sejarah, dan tidak banyak melibatkan fans.

“Red Bull tak ingin jersey sponsor. Jika Anda jersey sponsor, logo Anda di depan dan tidak lebih. Mereka ingin mengontrol segalanya,” imbuh Sparkes.

Breaking News Analisis Red bull Red Bull Salzburg RB Leipzig New York Red Bulls
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.812

Berita Terkait

Prediksi
Prediksi dan Statistik Italia vs Norwegia: Mungkin, tetapi Butuh Keajaiban
Prediksi Italia vs Norwegia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Gli Azzurri wajib menang besar demi kejar selisih gol, sementara Norwegia datang dengan kepercayaan diri tinggi usai tampil sempurna. Statistik, head to head, susunan pemain, dan prediksi skor lengkap.
Johan Kristiandi - Minggu, 16 November 2025
Prediksi dan Statistik Italia vs Norwegia: Mungkin, tetapi Butuh Keajaiban
Prediksi
Prediksi dan Statistik Albania vs Inggris: Menutup dengan Sempurna
Prediksi Albania vs Inggris di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Inggris incar rekor sempurna, sementara Albania mengintai kejutan di Arena Kombetare. Statistik, head to head, susunan pemain, dan prediksi skor lengkap.
Johan Kristiandi - Minggu, 16 November 2025
Prediksi dan Statistik Albania vs Inggris: Menutup dengan Sempurna
Hasil akhir
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Bantai Georgia, Spanyol Semakin Dekat Raih Tiket Putaran Final
Spanyol menghajar Georgia 4-0 pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Oyarzabal cetak brace, La Furia Roja semakin dekat tiket putaran final
Johan Kristiandi - Minggu, 16 November 2025
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Bantai Georgia, Spanyol Semakin Dekat Raih Tiket Putaran Final
Piala Dunia
Thomas Tuchel Beri Isyarat Akan Nanyikan Lagu Kebangsaan Inggris di Piala Dunia
Pelatih Inggris Thomas Tuchel mengatakan akan mempertimbangkan untuk menyanyikan lagu "God Save the King" di Piala Dunia 2026.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Thomas Tuchel Beri Isyarat Akan Nanyikan Lagu Kebangsaan Inggris di Piala Dunia
Spanyol
Gara-gara Hansi Flick Tidak Setuju, Barcelona Akhirnya Batal Rekrut Etta Eyong
Barcelona memutuskan menarik diri dari perburuan striker Kamerun Etta Eyong, yang sedang bersinar bersama Levante.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Gara-gara Hansi Flick Tidak Setuju, Barcelona Akhirnya Batal Rekrut Etta Eyong
Italia
Napoli Dihajar Virus FIFA, Aurelio De Laurentiis Marah-marah
Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis mengecam UEFA dan FIFA setelah ada pemainnya yang pulang membawa cedera selepas membela tim nasional.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Napoli Dihajar Virus FIFA, Aurelio De Laurentiis Marah-marah
Inggris
Terungkap Rencana Manchester United saat Andre Onana Kembali Musim Depan
Manchester United dikabarkan telah menyiapkan rencana terkait masa depan Andre Onana saat masa peminjamannya di Trabzonspor selesai.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Terungkap Rencana Manchester United saat Andre Onana Kembali Musim Depan
Inggris
Untuk Gaet Pengganti Mohamed Salah, Liverpool Siap Pecahkan Rekor Transfer
Liverpool dikabarkan sudah bersiap memburu penyerang baru yang akan diproyeksikan sebagai pengganti Mohamed Salah.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Untuk Gaet Pengganti Mohamed Salah, Liverpool Siap Pecahkan Rekor Transfer
Piala Dunia
Georgia vs Spanyol: Luis de la Fuente Sudah Punya Solusi Tanpa Lamine Yamal
Spanyol akan menghadapi Georgia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa Grup E di Boris Paichadze Dinamo Arena.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 15 November 2025
Georgia vs Spanyol: Luis de la Fuente Sudah Punya Solusi Tanpa Lamine Yamal
Jadwal
Link Streaming Timnas Indonesia U-22 vs Mali Malam Ini 15 November 2025, Begini Cara Nontonnya
Laga ini merupakan persiapan Skuad Garuda Muda menghadapi SEA Games 2025 Thailand, Desember mendatang.
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 15 November 2025
Link Streaming Timnas Indonesia U-22 vs Mali Malam Ini 15 November 2025, Begini Cara Nontonnya
Bagikan