Merasa di-Backup PSSI, Shin Tae-yong Dinilai Kurang Memantau Liga 1

BolaSkor.com - Pengamat sepak bola Tommy Welly mengkritik pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY). Bung Towel -sapaan akrab Tommy Welly- menilai juru taktik asal Korea Selatan tersebut malas memantau para pemain di Liga 1 karena merasa di-backup penuh PSSI yang memenuhi permintaannya untuk menaturalisasi para pemain keturunan.

Hal ini, kata Towel, menjadi sebuah ironi. Sebab, setelah Timnas Indonesia tersingkir di Piala Asia 2023, Shin Tae-yong sempat meminta kepada PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk memperbaiki kualitas kompetisi.

"Bagaimana tidak, usai Piala Asia 2023 Januari lalu, STY mengkritisi Liga Indonesia. Minta (kualitas) Liga diperbaiki," kata Bung Towel dalam keterangannya yang diterima awak media.

Namun, saat Liga 1 kembali bergulir awal Februari kemarin, Shin Tae-yong justru memilih pulang ke negaranya, Korea Selatan. Hal ini disayangkan oleh Towel.

"Bisa dibilang, STY terlalu malas untuk nongkrongin pertandingan Liga 1 langsung ke stadion-stadion," ujar Towel.

Karena itu, Towel merasa tidak heran jika tidak ada nama baru yang dipanggil Shin Tae-yong dari Liga 1 untuk dua laga lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia kontra Vietnam pada 21 dan 26 Maret 2024.

"Istilahnya, yang itu-itu lagi saja. Pemain yang selama ini disukai dan favorit STY," ujarnya.

Baca Juga:

Egy Maulana Vikri Sebut Jay Idzes sampai Thom Haye Naikkan Level Timnas Indonesia

PSSI Serius Persiapkan Timnas Hadapi Vietnam, Sikap Shin Tae-yong Justru Dikritik Pengamat

Menurut Towel, sikap seperti itu tidak seharusnya dilakukan Shin Tae-yong. Sehingga, Shin Tae-yong dinilai tidak mengetahui kalau ada pemain yang performanya sedang naik atau turun.

"Karena masih di kampung halamannya dan malas memantau Liga 1. STY pun sepertinya tutup mata dengan blunder amatir penjaga gawang Adi Satryo (PSIS) ketika kebobolan gol kedua Persib di pekan ke-26 pada 27 Februari lalu."

"Gol ketiga Persib ke gawang PSIS, juga ada andil “assist” dari bek Wahyu Prasetyo. Ironisnya, kedua pemain tersebut Adi Satryo dan Wahyu Prasetyo tetap dipanggil STY masuk skuad timnas. Pokoknya terserah STY. Nggak ada urusan dengan performa di Liga 1," ungkapnya.

Lebih lanjut, Towel menilai bahwa 'senjata' andalan Shin Tae-yong hanya menaturalisasi pemain keturunan. Karena itu, setelah merampungkan liburnya dan kembali ke Jakarta, Shin Tae-yong langsung bertolak ke Belanda, Belgia, dan Italia untuk memantau para pemain keturunan.

Untungnya, kata Towel, soal permintaan naturalisasi ini, PSSI sangat responsif. PSSI bergerak dengan cepat untuk menyelesaikan proses naturalisasi Nathan Tjoe-A-On.

Pemain SC Heerenveen itu diambil sumpah sebagai WNI (Warga Negara Indonesia) di Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta, Senin (11/3) malam. Padahal hari itu bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, alias tanggal merah.

"Tapi demi timnas dan permintaan STY, sumpah terhadap Nathan Tjoe A-On bisa dilaksanakan. Sebuah extra effort dan lobi yang sangat powerful," tukas Bung Towel.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Bolaskor.com (@bolaskorcom)

Meski sudah mendapat dukungan penuh PSSI, Bung Towel mempertanyakan pernyataan Shin Tae-yong yang tidak tegas target menang lawan Vietnam. Shin tidak bisa menjamin Timnas Indonesia meraih kemenangan di dua laga melawan Vietnam.

"Ini jelas seperti dua frekuensi yang tidak seirama. Kalau cuma ngomong tidak bisa menjamin 100 persen menang dari Vietnam, siapapun pelatihnya pasti bisa. Tapi ini kan STY yang katanya kelas dunia dan sudah dibekali PSSI dengan gerbong ‘naturalisasi bedol Belanda’- nya," tuturnya.

"Apalagi dengan entengnya pula, STY menyebut jarak perjalanan pemain naturalisasi dari Eropa ke Jakarta sebagai alasan ketidakyakinannya. Ini kan aneh."

"STY meminta naturalisasi, lalu sudah diupayakan sedemikian rupa oleh PSSI dan politisi di DPR RI, tapi juga menjadikan penerbangan pemain naturalisasi Eropa – Jakarta sebagai alasan," pungkas Bung Towel.