Mental Liverpool Tidak Boleh Berubah saat Jurgen Klopp Pergi
BolaSkor.com - Liverpool akan memasuki era baru tanpa Jurgen Klopp musim depan. Situasi pada masa transisi itu tidak akan mudah, sebab Klopp sudah melatih The Reds sejak 2015 dan meraih sukses.
Klopp mempersembahkan titel Piala FA, Piala Liga, Liga Champions, dan terutamanya mengakhiri 30 tahun penantian titel liga (Premier League).
Selain meraih sukses, pelatih asal Jerman itu juga menanamkan mentalitas baja hingga Liverpool disegani di Inggris dan juga Eropa. Meneruskan pekerjaan Klopp di Liverpool tidak mudah, siapa pun penggantinya.
Rumor pengganti Klopp bervariasi dari Ruben Amorim, Xabi Alonso, hingga Roberto De Zerbi. Selagi menanti siapa penerus tongkat estafet dari Klopp, Trent Alexander-Arnold - full-back Liverpool - berharap tidak ada perubahan pada mental tim.
Baca Juga:
Liverpool 0-1 Crystal Palace: Mimpi Buruk Bernama The Eagles
Prediksi dan Statistik Liverpool Vs Crystal Palace: Tuan Rumah Siap Bangkit
Alexander-Arnold ingin Liverpool tetap bertarung merebutkan trofi Premier League musim depan, pasca era Klopp, siapa pun pelatihnya nanti. Ia menilai pelatih baru akan memiliki filosofi sepak bola anyar, tetapi mental di dalam skuad tidak akan berubah.
"Saya mungkin akan mengatakan bahwa saya ragu-ragu sehubungan dengan perasaan saya terhadap kedatangan manajer baru," kata Alexander-Arnold di Sky Sports.
"Ini akan menjadi situasi yang sangat berbeda dan akan menjadi aneh jika kemudian muncul pada pramusim, harus mengadopsi gaya bermain baru."
“Padahal sekarang, tanpa perlu dikatakan apa pun kepada saya, saya tahu semua yang diinginkan manajer agar saya bermain, dan saya datang ke pramusim, saya tahu untuk melompat ke sana, saya harus menekan ke sana, tapi untuk musim panas ini, berikutnya pramusim akan memiliki pesan yang sangat berbeda."
“Ini akan menjadi aneh, tapi saya rasa saya menyukai gagasan tantangan baru bagi tim, para pemain, dan klub. Menurut saya, tentu saja manajer akan datang dan mengubah cara kami bermain dan itu akan menjadi budaya yang berbeda dan pesan-pesan baru."
"Tetapi sebagai pemain, mentalitas dan keinginan untuk menang – bukan tekanan, tapi tekanan internal pada diri kami sendiri dan tuntutan untuk memenangkan sesuatu dan berada dalam perburuan gelar musim depan tidak peduli siapa manajernya – itulah yang kami harapkan dari diri kami sendiri."
“Tentu saja hasil mungkin tidak sesuai dengan keinginan kami, namun selama mentalitas itu ada – tidak peduli siapa manajernya, namun selama ruang ganti mempunyai keinginan bahwa kami akan menang, kami mencoba untuk memenangkan sesuatu."
"Ini bukan 'musim transisi', manajer datang dan dalam gaya permainannya terdapat mentalitas pemenang - itulah bagaimana transisi perlu terjadi," tegas pemain asal Inggris tersebut.
Arief Hadi
16.077
Berita Terkait
Dibanding Liverpool, Florian Wirtz Akan Lebih Tertekan jika Gabung Bayern Munchen
Januari 2026, Ruben Amorim Beri Indikasi Manchester United Belanja Pemain Baru
Musim Ini, Chelsea Tidak Siap Bersaing Merebutkan Titel Premier League
7 Fakta Menarik Jelang Duel Manchester United vs Newcastle United
Cole Palmer Siap Bermain 90 Menit, Enzo Maresca Tidak Gentar Lawan Aston Villa
Jelang Hadapi Wolverhampton, Skuad Liverpool Menipis
5 Klub yang Berada di Puncak Premier League saat Natal, tetapi Gagal Jadi Juara
Laga Uji Coba Tengah Musim, Manchester United Bakal Bertolak ke Arab Saudi
Alasan Mengapa Hanya Ada Satu Laga Boxing Day di Premier League Tahun Ini
Manchester United vs Newcastle: The Magpies Sering Jadi Korban The Red Devils di Boxing Day