Gelandang Timnas Italia Menangis Ketika Pergi Meninggalkan Juventus

BolaSkor.com - Meninggalkan klub sepak bola merupakan hal yang lumrah terjadi terutamanya di bursa transfer pemain, baik itu di musim dingin atau di musim panas. Namun ketika membahas loyalitas maka itu menjadi langka saat ini.
Setiap pemain memiliki harga dan dapat berganti klub. Jarang terlihat pemain yang hanya membela satu klub dalam kariernya seperti Francesco Totti di AS Roma atau Ryan Giggs di Manchester United.
Baca Juga:
Juventus Sebaiknya Jangan Gegabah Memecat Thiago Motta
Profil Dean Huijsen: Kelahiran Belanda, Dididik Juventus, Main di Inggris, Bela Timnas Spanyol
Masalah Serius Juventus: Tidak Punya Semangat Bermain, Mental Buruk
Namun, kebahagiaan atau komitmen pemain membela satu klub khususnya tempat ia berkembang dan tumbuh dari akademi tak tergantikan. Itulah yang menjadi alasan mengapa produk akademi Juventus, Nicolo Fagioli, menangis ketika ia pergi.
Menangis saat Tinggalkan Juventus
Nicolo Fagioli, 24 tahun, bergabung dengan Fiorentina pada bursa transfer musim dingin sebagai pemain pinjaman dengan kewajiban membeli. Artinya, Fagioli sudah hampir pasti menjadi pemain Fiorentina.
Sepanjang kariernya, Fagioli bermain di Juventus dari akademi (2015-2020) lalu di tim U-23 (2018-2021) hingga promosi ke tim senior. Pergi dari Juventus membuatnya sedih.
"Saya telah mengambil kembali hidup saya. Saya menghabiskan 11 tahun di Juve, dan ketika saya memutuskan pada akhir Desember bahwa saya akan pergi, saya merasa lebih ringan," terang Fagioli dikutip dari Football-Italia.
"Tetapi ketika tiba saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal, saya menangis. Itu sangat menyakitkan bagi saya. Saya menangis tanpa menyadarinya."
"Hari itu, saya menyadari bahwa fase panjang dalam hidup saya telah berakhir. Saya meninggalkan tempat-tempat, rekan satu tim, rutinitas sehari-hari. Itu traumatis. Fiorentina menyambut saya dengan begitu banyak kasih sayang, dan kegembiraan akan sesuatu yang baru akhirnya mengalahkan segalanya."
Kendati demikian, Fagioli juga melihat sisi positif dari transfernya ke Fiorentina dengan tekanan yang berbeda dari saat membela Juventus.
"Di Juve, Anda bahkan tidak bisa menikmati kemenangan Anda. Anda memenangkan pertandingan, dan Anda harus segera melupakannya dan terus maju. Jika Anda tidak menang, Anda merasakan beban dunia di pundak Anda. Mengenakan kostum itu tidak mudah," tambah Fagioli.
"Meninggalkan Turin juga membuat saya bisa keluar dari fase 'anak muda', yang sudah terlalu ketat bagi saya. Moise (Kean) merasakan hal yang sama. Di Juve, kami selalu dianggap sebagai orang-orang dari akademi muda, dari NextGen, dan diperlakukan seperti itu. Itu adalah beban yang harus kami tanggung," urainya.
View this post on Instagram
Arief Hadi
15.596
Berita Terkait
AC Milan dan Juventus Saling Sikut Rebutan Kim Min-jae

Bangkit di Era Gennaro Gattuso, Timnas Italia Akan Lolos ke Piala Dunia 2026
Belum Amankan Tiket Piala Dunia 2026, Timnas Italia Punya Kenangan Buruk dari Dua Edisi Play-off
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Inggris, Italia, Spanyol Pesta Gol, Portugal Imbang di Estadio Jose Alvalade
Sempat Dikaitkan dengan Manchester United, Zinedine Zidane Ungkap Waktu untuk Kembali Melatih
Juventus Ikut Ramaikan Perburuan Kiper AC Milan Mike Maignan

Pengalaman Pahit di Masa Lalu Menguatkan Timnas Italia Menatap ke Depan

Gennaro Gattuso Tuturkan Alasan Tak Panggil Pemain Liverpool dan AC Milan ke Skuad Timnas Italia
Kembali ke Allianz Stadium untuk Hadapi Juventus, Adrien Rabiot Pulang dengan Amarah

Gagal Penalti Lawan Juventus, Christian Pulisic Tetap Jadi Eksekutor Pertama AC Milan
