Dettmar Cramer, Bapak Sepak Bola Jepang dan Mentor bagi Shin Tae-yong
BolaSkor.com - As long as better is possible, then good is not enough. Kalimat tersebut menjadi pegangan atau moto Dettmar Cramer. Pesannya jelas jika diartikan, jangan puas ketika masih ada level lebih baik yang bisa dikejar.
Moto itu juga dimuat Bayern Munchen di lamannya pada 18 September 2015, mengenang Dettmar Cramer yang meninggal sehari sebelumnya, di rumahnya di Reit im Winkl dalam usia 90 tahun. Bayern Munchen menganggap Cramer sebagai peletak dasar bagi kebangkitan klub menjadi terkenal di dalam dan luar negeri.
Dettmar Cramer membawa Bayern Munchen menjadi juara European Cup musim 1974-75 dan 1975-76. Ia juga mengantar The Bavarians memeroleh titel Intercontinental Cup 1976.
"Dia satu-satunya pelatih yang memenangkan Liga Champions dua kali bersama Bayern Munchen, yang saat itu disebut Piala Eropa," kata petinggi klub, Karl-Heinz Rummeningge mengenang Dettmar.
Baca Juga:
Modernisasi Sepak Bola Jepang
Dettmar Cramer memulai kariernya di Viktoria Dortmund dan Germania Wiesbaden. Awal karier kepelatihan membawanya ke klub-klub seperti Teutonia Lippstadt, VfL Geseke, FC Paderborn, dan TuS Eving-Lindenhorst. Namun kurang bersinar.
Pada awal 1960-an, sosok kelahiran 4 April 1925 mencoba karier di bidang jurnalisme olahraga di stasiun TV ZDF. Hanya enam bulan bekerja, Cramer memutuskan berhenti setelah merasa menjauh dari sepak bola. Ia kemudian direkomendasikan dan dikirim Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) ke Jepang.
Jepang kebetulan sedang mengejar ketertinggalan. Terlebih pada 1964, Negeri Matahari Terbit menjadi tuan rumah Oimpiade Musim Panas. Pelatih asing mutlak menjadi opsi Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) dan Dettmar Cramer jodohnya untuk mengangkat level tim.
Timnas Jepang U-23 mencapai babak delapan besar bersama Dettmar Cramer. Kemenangan 3-2 atas Argentina di fase grup menjadi yang paling diingat.
Dettmar Cramer juga terlibat pembentukan Liga Sepak Bola Jepang (JSL), yang kemudian menjadi cikal bakal J-League. Liga yang turut memengaruhi prestasi Jepang di Mexico City pada Olimpiade 1968.
Jepang menyabet medali perunggu, kepingan yang sampai saat ini terbaik diperoleh. Cramer berperan sebagai penasihat di dalam tim.
"Sebelum (pertandingan) medali perunggu, ia menyampaikan kepada kami, tunjukkan yamato-damashii (semangat juang Jepang) Anda. Sebagai seorang pelatih, ia luar biasa, tetapi ia juga sebagai manusia," kata Ryuichi Sugiyama, mantan striker Jepang dalam artikel Japan Times.
Frengky Aruan
15.464
Berita Terkait
Exco PSSI Sepakat John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Sinyal John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia Menguat, Waketum PSSI Sebut Belum Final
Seperti Shin Tae-yong, Pelatih Baru Timnas Indonesia Harus Libatkan Asisten Lokal
Jordi Amat Komentari Rumor John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pelatih Baru Harus Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2030
Soal Pelatih Baru Timnas Indonesia, PSSI Tak Mau Lagi Beli Kucing dalam Karung
Syarat PSSI untuk Pelatih Baru Timnas Indonesia Mengarah ke John Herdman
Kronologi Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Ada yang Tidak Hadir Interview
Pelatih Timnas Indonesia Diumumkan Paling Lama Bulan Depan
Fokus di BTN, Sumardji Mundur dari Manajer Timnas Indonesia