Berharap Here We Go dari Fabrizio Romano
BolaSkor.com - Fabrizio Romano adalah satu di antara pakar transfer dari Italia yang mendunia. Kabar akan menjadi kenyataan ketika Romano telah menyematkan kalimat andalannya, Here We Go!
Fabrizio Romano memiliki segudang pengalaman. Meski masih muda, menulis untuk beberapa media besar seperti Sky Sports, The Guardian, dan Calciomercato. Selain itu, Romano merupakan pendiri SOS Fantacalcio.
Apa yang menjadikannnya berbeda dari jurnalis lainnya adalah slogan Here We Go. Gimik tersebut menjadi yang paling diharapkan pada berita bursa transfer.
Fabrizio Romano lebih sedikit mengabarkan berita transfer daripada jurnalis lainnya. Ia baru bersuara ketika sudah memastikan kabar tersebut 100 persen tepat. Jika tidak, Romano memilih tutup mulut.
Pekerjaan sebagai jurnalis, khususnya pada bagian bursa transfer, membuat kehidupan Fabrizio Romano sangat ripuh. Ia tidak hanya memeras keringat ketika musim panas dan Januari, namun sepanjang tahun.
Baca juga:
4 Calon Pelatih Pengganti Antonio Conte di Inter Milan
Ketika Pablo Escobar Menyuntikkan Narkoba ke Sepak Bola Kolombia
Fabrizio Romano setidaknya melakukan 50 panggilan telepon setiap hari. Ia juga wira-wiri di sekitar hotel dan markas klub untuk menunggu agen pemain atau direktur olahraga menunjukkan batang hidungnya.
Dari Agustus 2019 hingga Desember 2019, Romano adalah orang menyampaikan berita soal Zlatan Ibrahimovic ke AC Milan, Claudio Ranieri menuju Sampdoria, dan Carlo Ancelotti berlabuh ke Everton. Kabar-kabar tersebut pun menjadi kenyataan.
Dalam menjalankan tugasnya, Fabrizio Romano menghadapi banyak tantangan. Ia perlu menembus narasumber tepercaya agar keterandalan tetap terjaga.
"Orang-orang bertanya soal tim mana yang saya dukung. Namun, itu bukan soal itu. Saya senang karena cara mendatangkan pemain akan membuat orang lebih bergairah," jelas Fabrizio Romano seperti dilaporkan BR Football.
Fabrizio Romano adalah jenama di bursa transfer. Ia memiliki 497 ribu pengikut di Instagram. Sementara itu, di Twitter, 897 ribu akun setia menunggu Here We Go darinya.
"Menjadi jurnalis seperti ini tidak mudah. Orang akan meminta berita atau berusaha mengonfirmasi. Saya ingin menghormati jurnalis lain. Jadi, saya hanya mengatakan apa yang saya tahu. Saya tidak ingin mengatakan kabar tersebut palsu," urainya.
"Bursa transfer telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Dulu, pertemuan dengan orang-orang atau agen dilakukan di telepon. Namun, sekarang Anda dapat berbicara di media sosial. Saya harus selalu siap."
Apa yang dimiliki Romano saat ini tak terlepas dari andil sang guru, Gianluca Di Marzio. Di Marzio turun tangan mendidik Romano menjadi penerusnya.
Sebagai sisipan, Gianluca Di Marzio adalah satu di antara jurnalis senior pada bursa transfer. Ia merupakan anak dari Gianni Di Marzio, seorang manajer sepak bola papan atas Italia.
Tak heran, Di Marzio memiliki banyak relasi dengan klub. Ilmu tersebut pun diberikan untuk sang anak didik.
"Saya mulai semua ini bersama Gianluca Di Marzio. Itu banyak memberikan pelajaran bagi saya," tegas Romano.
Biasanya, kabar yang disampaikan Fabrizio Romano tidak pernah lebih cepat dari Gianluca Di Marzio. Namun sekali lagi, slogan Here We Go menjadikan berita Romano menjadi berbeda. Seolah-olah, Here We Go adalah prolog dari pengumuman klub.
"Mentalitasnya bukan hanya memeriksa informasi kepada klub, namun juga dengan agen dan perantara transfer. Saya pikir, rahasianya adalah memiliki hubungan yang baik dengan semua orang. Kami memiliki begitu banyak sumber saat ini."
Belakangan ini, Romano banyak mendapatkan pertanyaan mengenai Kai Havertz, Jadon Sancho, dan Thomas Partey. Romano meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu dengan informasi yang falid.
"Namun, saya juga banyak mendapatkan pertanyaan dari suporter Tottenham Hotspur. Mereka tidak memiliki pemain besar yang dikaitkan untuk saat ini. Jadi, mereka sering bertanya kepada saya. Mereka menginginkan berita," papar Romano.
Johan Kristiandi
18.019
Berita Terkait
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Rabu (17/12): Tambah 10 Medali Emas, Tim Indonesia Nyaman di Urutan Kedua
SEA Games 2025: Pecah Telur Medali Emas, Tim Equestrian Indonesia Bidik Target Lebih Tinggi
Talavera vs Real Madrid: Los Blancos Pantang Anggap Enteng Lawan
SEA Games 2025: Tim Berkuda dan Gulat Rebut Medali Emas Pertama
Chelsea ke Semifinal Piala Liga Inggris, Enzo Maresca Kembali Tersenyum
SEA Games 2025: Riau Ega Raih Medali Emas, Tim Panahan Indonesia Mendominasi
SEA Games 2025: Rendi dan Memo Ungkap Kisah di Balik Medali Emas Nomor Men's Double Sculls
Kylian Mbappe Menang Gugatan, PSG Harus Bayar Rp1 Triliun Lebih
SEA Games 2025: Resep Panahan Indonesia Kawinkan Emas Beregu Recurve
Jadi Kiper Terbaik FIFA 2025, Gianluigi Donnarumma Bidik Banyak Trofi di Manchester City