Anomali Kapten Inter Milan, Lautaro Martinez

BolaSkor.com - Sebelum laga leg dua 16 besar Liga Champions antara Atletico Madrid melawan Inter Milan di Wanda Metropolitano, Diego Simeone - pelatih Atletico - memuji kapten Inter, Lautaro Martinez, sebagai striker terbaik dunia.
"Sebagai anak kecil, dia (Martinez) selalu jadi pemain yang sangat hebat. Dia memperlihatkannya dengan timnas Argentina, juga sehari-harinya bersama Inter," ucap Simeone.
"Dia menemukan tempat kala pelatih menyukai gaya bermainnya dan dia salah satu penyerang terbaik di Eropa."
Pujian itu memperlihatkan respek tinggi dari Simeone, pendahulu Martinez di timnas Argentina, dan itu tidak salah. Faktanya, striker berusia 26 tahun menjadi pendulang gol Inter dengan 26 gol dari 36 laga di seluruh kompetisi sejauh ini.
Baca Juga:
Tak Punya Wakil di Perempat Final Liga Champions, Serie A Tidak Tertinggal
Lupakan Scudetto, AC Milan Fokus Kejar Zona Liga Champions
3 Alasan AC Milan Lebih Baik Fokus Mengejar Juara Liga Europa daripada Serie A
Inter berada dalam jalur perebutan Scudetto yang terakhir diraih pada 2021. Akan tapi, ada anomali menarik dari eks striker Racing Club tersebut di laga atau momen besar pertandingan.
Kembali pada laga melawan Atletico di Wanda Metropolitano, pertandingan ditentukan via drama adu penalti setelah agregat gol sama kuat 2-2 di waktu normal. Tiga penendang penalti Inter gagal mencetak gol.
Sepakan Alexis Sanchez dan Davy Klaassen ditepis Jan Oblak, dan penendang terakhir, Martinez gagal mencetak gol dari penalti kala tendangannya melambung tinggi.
Sontak Atletico menang 3-2 di drama adu penalti dan jika Martinez mencetak gol, masih ada peluang bagi Inter mengubah kondisi melalui penendang penalti kelima Atletico, yang mungkin gagal berbuah gol atau gol dan Atletico tetap menang.
Momen tersebut dari Martinez menjadikannya anomali. Kualitas Martinez tak dipertanyakan lagi, tetapi ia acapkali melempem di momen atau laga besar.
"Saya mengharapkan sesuatu yang lebih dari Lautaro. Saya ingat dia tidak tampil bagus di Piala Dunia, jadi itu membuat saya berpikir dia tidak bisa tampil di tahapan tertentu, tapi dia punya kualitas untuk melakukannya. Anda memerlukan tekad yang berbeda di Eropa," papar legenda Italia, Alessandro Costacurta.
Pandit sepak bola, Joe Cole dan Rio Ferdinand, juga sudah melihat indikasi penalti Martinez gagal ketika melihat ancang-ancangnya sebelum menendang bola.
"Saat dia berjalan, dia mencoba menendang bola ke atas tetapi dia gagal saat mencoba melakukannya. Saat dia melakukannya, saya berpikir, 'Ya Tuhan dia tidak bisa menendang bola, dia gugup, kakinya tegang'."
"Dan dia menurunkan bolanya dan sejak saat itu saya tidak percaya diri, saya pikir dia akan gagal. Dia juga melihat ke titik penalti. Dia tegang!" tutur Ferdinand.
"Dia tampak seperti orang yang gugup, seseorang yang biasanya begitu percaya diri dan klinis. Tetapi itulah dampaknya (adu penalti) terhadap Anda. Oblak jatuh lebih awal namun dia tidak melihatnya. Dia mencoba menepisnya dan dia salah," imbuh Cole.
Bukan kali ini saja kekuatan mental Martinez di laga besar dipertanyakan. Bersama timnas Argentina, meski juara Piala Dunia 2022, Martinez seyogyanya dapat mencetak lebih banyak gol baik itu di final melawan Prancis atau laga kontra Australia.
Albiceleste - julukan Argentina - 'beruntung' memiliki Lionel Messi yang menjadi pembeda pertandingan, membawa Argentina juara.
Arief Hadi
15.596
Berita Terkait
Serie A: Duel AS Roma vs Inter Milan Digambarkan bak Medan Pertempuran
3 Alasan Inter Milan Lebih Baik Menolak Tawaran Merekrut Neymar

Chelsea Berstatus Tim Underdog saat Melawan Barcelona di Liga Champions

Netflix Tertarik Beli Hak Siar Liga Champions

Siapa Noah Atubolu? Kiper yang Jadi Rebutan Inter dan AC Milan

Presiden Inter Beppe Marotta Sindir Penggunaan Data dan Statistik AC Milan

Nonton Pertandingan Sassuolo, Pencari Bakat Inter Milan Pantau Aksi Jay Idzes dan Tarik Muharemovic

Inter Milan Bidik Kiper Muda Timnas Jerman, Noah Atubolu

Klasemen Serie A Usai AC Milan Tahan Juventus: Papan Atas Semakin Panas

Hansi Flick Ungkap Kekalahan Terberat Barcelona, Bukan Laga Kontra Sevilla
