7 Pencoretan Pemain Terbesar dalam Sejarah Piala Dunia

Tidak mudah memilih pemain untuk masuk skuad timnas di Piala Dunia.
Arief HadiArief Hadi - Selasa, 15 November 2022
7 Pencoretan Pemain Terbesar dalam Sejarah Piala Dunia
Paul Gascoigne (Twitter)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Memilih pemain untuk memperkuat timnas tidaklah mudah. Apabila itu kaitannya dengan jeda internasional tahunan biasa tidak memanggil pemain tertentu bukan masalah besar. Beda cerita ketika itu event seperti Piala Eropa atau Piala Dunia.

Event tersebut hanya diadakan empat tahun sekali dan bagi beberapa pemain, kesempatan bermain di sana belum tentu dapat terjadi lagi di masa depan, baik itu karena usia atau memang karena tidak ada yang tahu masa depan.

Pada Piala Dunia edisi terkini (2022) saja sudah ada pemain-pemain senior yang tidak akan bermain di sana, seperti Sergio Ramos, David De Gea, Thiago Alcantara, Philippe Coutinho, dan lainnya.

Baca Juga:

Sepp Blatter: Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Harusnya Bukan Qatar

Pesan Angel Di Maria untuk Timnas Argentina: Jangan Terlalu Bergantung kepada Lionel Messi

Piala Dunia 2022: Lionel Messi Lihat Kesamaan Timnas Argentina Saat Ini dengan 2014

Berbicara mengenai pencoretan pemain, sejarah sudah membuktikan ada beberapa pencoretan pemain terbesar dalam buku catatan Piala Dunia. BolaSkor telah merangkum nama-nama tersebut, berikut ulasannya:

1. Diego Maradona

Siapa yang tidak mengenal nama yang satu ini, legenda Napoli dan Argentina Diego Maradona. Pada Piala Dunia 1978 ia tidak dibawa oleh pelatih Argentina yang terkenal pragmatis, Cesar Luis Menotti, karena khawatir Maradona muda tak kuat menahan tekanan.

Kala itu Maradona baru berusia 17 tahun tetapi talentanya sudah bersinar jelas dengan Argentinos Junior, serta timnas Argentina U-20. Talentanya tidak cukup bagi Menotti.

Akan tapi keputusan Menotti tidak sepenuhnya salah karena Argentina pada akhirnya jadi juara di depan fans mereka, menjadi titel Piala Dunia pertama, sebelum pada 1986 kembali jadi juara dan kali ini ada Maradona di dalam skuad.

2. Paul Gascoigne

Pencoretan terbesar yang mengakhiri karier Paul Gascoigne dengan timnas Inggris. Pada Piala Dunia 1998 Glenn Hoddle, pelatih timnas Inggris, terpaksa mengambil keputusan berat mencoret Gascoigne yang dianggapnya tidak fit.

Bintang Piala Eropa 1996 itu dicoret karena alasan kebugaran, sebab beredar foto Gascoigne makan kebab di larut malam sepekan sebelum turnamen dimulai, belum lagi dengan kesulitan bermain di level klub, meski Gascoigne punya peran besar membawa Inggris lolos kualifikasi. Hoodle pun menyesal tapi ia harus mengambil keputusan tersebut.

"Anda bisa melihat dia (Gascoigne) tidak pernah fit. Itu adalah hal paling menyedihkan yang pernah saya lakukan, meninggalkan Paul Gascoigne. Dan itu murni karena dia tidak fit, dan dia tidak akan fit untuk turnamen," tutur Hoodle.

3. Roberto Baggio

Legenda Italia yang terkenal dengan rambut kuncir kuda. Pemain berjuluk Divine Ponytail dicoret pada Piala Dunia 2002 oleh pelatih Italia, Giovanni Trappatoni. Alasannya cukup dapat diterima.

Baggio baru pulih setelah empat bulan pemulihan pasca operasi lutut kaki, plus ia tak bermain untuk Italia selama tiga tahun saat itu. Meski begitu Baggio kecewa tak bisa bermain di Piala Dunia yang keempat untuknya jika ia dibawa Italia.

“Itu akan menjadi Piala Dunia keempat saya dan saya seharusnya berada di sana. Itu benar. Itu sakral," ucap Baggio pada 2010.

"Mengingat karier yang saya miliki, saya memiliki hak itu. Mereka seharusnya membawa saya dan memberi saya kesempatan itu, bahkan jika saya berada di kursi roda."

4. Robert Pires

Skuad Prancis memang bertabur talenta di setiap generasinya, tidak heran apabila Robert Pires pun kesulitan masuk skuad Prancis meski sedang bagus-bagusnya dengan Arsenal di masa lalu. Bahkan di tiga Piala Dunia Pires absen bela Prancis ketika dilatih Raymond Domenech.

"Ini tidak mengejutkan, sejujurnya," kata Pires kepada L'Equipe saat itu soal Piala Dunia 2006. "Apa yang bisa saya katakan? Jelas pelatih nasional tidak peduli dengan penampilan saya. Dia telah membuat pilihannya dan saya jelas bukan bagian dari itu."

Konon katanya Domenech memilih pemainnya berdasarkan astrologi atau zodiak, sementara Pires berzodiak scorpion (kalajengking) hingga Domenech tak memilihnya. Kendati demikian Domenech membantah tudingan tersebut.

5. Esteban Cambiasso dan Javier Zanetti

Secara mengejutkan pelatih timnas Argentina pada 2010, Diego Maradona, tidak membawa Esteban Cambiasso dan Javier Zanetti yang sangat sukses setelah memenangi treble winners dengan Inter Milan. Cambiasso belum pernah bermain sama sekali di bawah arahan Maradona, sementara Zanetti sudah berusia 36 tahun.

Kendati demikian keduanya masih bisa berkontribusi dari segi pengalaman dan kualitas. Pada akhirnya Maradona memilih nama yang bermain di liga lokal dan keputusan itu dibayar mahal, sebab Argentina kandas di perempat final lawan Jerman.

6. Fernando Redondo

Setiap pelatih punya alasan mencoret pemain dari timnas, tetapi Daniel Passarella, pelatih Argentina, punya alasan unik mencoret bintang Real Madrid, Fernando Redondo pada Piala Dunia 1998. Alasannya karena larangan rambut panjang dan anting.

Redondo mengabaikannya dengan rambutnya yang panjang alhasil ia tak disertakan dalam skuad Argentina pada 1998, ironisnya itu jadi akhir kariernya di Argentina.

"Mungkin dalam lima atau 10 tahun saya akan menyesali ini, tetapi hal-hal tertentu tidak akan saya kompromikan. Sepertinya saya akan menonton Piala Dunia dari kursi saya," papar Redondo.

7. Neymar dan Ronaldinho

Cukup sulit menyeleksi pemain jika Anda pelatih Brasil. Pada 2010 Dunga membuat keputusan dengan tidak menyertakan Neymar dan Ronaldinho dalam skuad Brasil, dengan dua alasan yang berbeda.

Mengenai Neymar yang kala itu baru berusia 18 tahun, meski sudah bermain di tim utama Santos, Dunga tidak membawanya karena ia masih terlalu muda dan minim pengalaman. Dunga pada akhirnya membawa Grafite dan Nilmar.

Soal Ronaldinho berbeda lagi, kendati performanya lagi bagus dengan AC Milan, performa Ronaldinho tidak lagi sama seperti dulu dan tidak membela Brasil selama setahun lebih. Dunga, dengan prinsip kepelatihannya, lebih suka gelandang petarung ketimbang elegan dan pada akhirnya memilih Felipe Melo.

Trivia Sepak Bola Piala dunia 2022 Piala Dunia 2022 Qatar
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.634

Berita Terkait

Ragam
10 Pelatih yang Paling Cepat Dipecat dalam Sejarah Premier League
Ange Postecoglou menjadi pelatih permanen ke-10 yang bertahan kurang dari 100 hari di era Premier League.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
10 Pelatih yang Paling Cepat Dipecat dalam Sejarah Premier League
Ragam
5 Kemenangan Paling Mengesankan Arsenal di Markas Fulham
Arsenal akan berkunjung ke markas Fulham, Stadion Craven Cottage, pada lanjutan Premier League, Sabtu (18/10) malam WIB.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 18 Oktober 2025
5 Kemenangan Paling Mengesankan Arsenal di Markas Fulham
Ragam
8 Negara dengan Populasi Besar yang Tidak Pernah Berpartisipasi di Piala Dunia
Negara-negara dengan tingkat populasi yang besar tidak menjamin mereka tampil di Piala Dunia.
Arief Hadi - Sabtu, 18 Oktober 2025
8 Negara dengan Populasi Besar yang Tidak Pernah Berpartisipasi di Piala Dunia
Sosok
7 Pemain yang Memainkan Laga Debutnya dengan Timnas Indonesia di Era Patrick Kluivert
Karier kepelatihan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia seumur jagung, tetapi ia sudah memberikan laga debut kepada beberapa pemain.
Arief Hadi - Kamis, 16 Oktober 2025
7 Pemain yang Memainkan Laga Debutnya dengan Timnas Indonesia di Era Patrick Kluivert
Sosok
7 Calon Pengganti Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Kegagalan Timnas Indonesia di putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 berujung pemecatan Patrick Kluivert beserta staf kepelatihannya.
Arief Hadi - Kamis, 16 Oktober 2025
7 Calon Pengganti Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Timnas
Tidak Selalu Mimpi Buruk, 3 Momen Indah Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Meski akhirnya berpisah dengan Timnas Indonesia, Patrick Kluivert meninggalkan tiga momen tak terlupakan. Dari sorotan dunia hingga aksi blusukan ke stadion, inilah sisi lain pelatih asal Belanda yang jarang diketahui!
Johan Kristiandi - Kamis, 16 Oktober 2025
Tidak Selalu Mimpi Buruk, 3 Momen Indah Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Ragam
3 Alasan Manchester United Akan Membungkam Liverpool di Anfield
Manchester United diyakini mampu menumbangkan Liverpool di Anfield pada lanjutan Premier League 2025/2026. Dari kondisi skuad pincang hingga mental nothing to lose jadi modal utama Setan Merah.
Johan Kristiandi - Kamis, 16 Oktober 2025
3 Alasan Manchester United Akan Membungkam Liverpool di Anfield
Ragam
5 Murid Sang Profesor Arsene Wenger yang Jadi Pelatih
Murid-murid sang profesor Arsene Wenger yang menapaki karier sebagai pelatih.
Yusuf Abdillah - Rabu, 15 Oktober 2025
5 Murid Sang Profesor Arsene Wenger yang Jadi Pelatih
Ragam
3 Alasan Inter Milan Lebih Baik Menolak Tawaran Merekrut Neymar
Inter Milan kembali dikaitkan dengan rumor transfer Neymar pada bursa musim dingin 2025. Namun, ada tiga alasan kuat mengapa Nerazzurri lebih baik menolak kedatangan bintang Brasil itu.
Johan Kristiandi - Selasa, 14 Oktober 2025
3 Alasan Inter Milan Lebih Baik Menolak Tawaran Merekrut Neymar
Ragam
3 Kiper yang Jadi Target AC Milan Usai Mike Maignan Tolak Perpanjang Kontrak
AC Milan mulai mencari pengganti Mike Maignan yang menolak perpanjangan kontrak. Tiga kiper incaran Rossoneri adalah Zion Suzuki, Elia Caprile, dan Noah Atubolu.
Johan Kristiandi - Sabtu, 11 Oktober 2025
3 Kiper yang Jadi Target AC Milan Usai Mike Maignan Tolak Perpanjang Kontrak
Bagikan