3 Formasi yang Bisa Diterapkan Chelsea untuk Maksimalkan Potensi Kai Havertz


BolaSkor.com - Kai Havertz akhirnya resmi menjadi milik Chelsea. Pemain berusia 21 tahun itu diboyong dari Bayer Leverkusen dengan harga 70 juta poundsterling plus bonus.
Kedatangan Havertz tentu semakin memperkuat kekuatan Chelsea. Sang manajer, Frank Lampard kini punya lebih banyak opsi di lini tengah.
Havertz merupakan pemain modern yang fasih bermain di sejumlah posisi berbeda. Musim lalu bersama Leverkusen, ia sempat dimainkan sebagai gelandang serang, sayap kanan, dan penyerang tengah.
Baca Juga:
Kai Havertz, Alleskonner dengan Mentalitas Baja di Usia Muda
Kai Havertz dan 7 Pemain Jerman yang Memperkuat Chelsea
Resmi ke Chelsea, Kai Havertz Jadi Rekrutan Keenam The Blues di Musim Panas 2020
Hebatnya, ia bisa memainkan tiga peran itu dengan sama baiknya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah gol dan assist yang dibuat havertz.
Saat tampil sebagai gelandang serang, Havertz sukses membukukan empat gol dan tiga assist.
Kontribusi havertz lebih terlihat saat dimainkan sebagai sayap kanan. Sumbangan enam gol dan lima assist hanya dari 12 laga menjadi buktinya.
Namun naluri golnya semakin tinggi saat berperan sebagai penyerang tengah. Ia mampu mencetak delapn gol dari delapan laga saat bermain di posisi ini.
Fakta tersebut tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Chelsea dan Lampard. Ia bisa menerapkan skema yang bervariasi sehingga tak mudah diantisipasi lawan-lawannya.
Berikut tiga skema yang bisa dipertimbangkan Lampard untuk memaksimalkan potensi Havertz:
4-3-3

4-3-3 merupakan formasi yang gemar digunakan Lampard sejak musim lalu. Ia biasa memainkan satu penyerang tengah yang berperan sebagai tembok dengan diapit dua winger.
Havertz bisa berperan menjadi salah satu winger di sisi kanan dalam skema ini. Ia bisa menjadi mimpi buruk untuk bek kiri para lawan Chelsea lewat akselerasi maupun umpan-umpan matangnya.
Untuk memudahkan adaptasi Havertz, Lampard bisa memainkan Timo Werner di posisi penyerang tengah. Keduanya tentu tak akan sulit berkomunikasi karena sama-sama berasal dari Jerman dan menjadi rekan setim di timnas.
Sementara tiga gelandang tengah bisa diisi trio Mason Mount, Ruben Loftus-Cheek dan N'Golo Kante. Ketiganya sudah diandalkan Lampard sejak musim lalu.
4-2-3-1

Formasi 4-2-3-1 merupakan pengembangan dari 4-3-3. Dalam skema ini, Lampard bisa memainkan Havertz di belakang penyerang tunggal.
Ini merupakan posisi asli Havertz sejak memulai karier profesionalnya. Hal itu tentu akan membuat sang pemain lebih nyaman menjalankan tugasnya.
Untuk mendukung skema ini, Lampard bisa memainkan Kante dan Loftus-Cheek sebagai double pivot. Hal tersebut akan membuat Havertz leluasa membantu penyerangan tanpa khawatir dengan ancaman serangan balik lawan.
Sementara di posisi penyerang tengah, Chelsea bisa memainkan Tammy Abraham atau Olivier Giroud. Kedua pemain tersebut cukup piawai memainkan peran sebagai striker tunggal.
4-1-2-3 atau 4-1-4-1

Formasi 4-1-2-3 atau 4-1-4-1 juga bisa dipertimbangkan Lampard untuk memaksimalkan peran Havertz. Dalam skema ini, kombinasi lini tengah Chelsea bisa sangat bervariasi.
Havertz bisa dimainkan sebagai salah satu dari dua gelandang serang di depan satu gelandang bertahan. Ia bisa berduet dengan Mason Mount yang tampil cukup apik sepanjang musim lalu.
Peran Havertz hampir sama dengan saat menjadi penyerang lubang. Namun kali ini ia akan dibantu dengan Mount atau gelandang kreatif lain.
Sementara posisi satu gelandang bertahan bisa diisi oleh Loftus-Cheek atau Kante. Peran pemain di posisi ini sangat vital karena sendirian harus melindungi kuartet bek.
6.515
Berita Terkait
Jack Grealish Tidak Tampil saat Everton Dikalahkan Manchester City, Ini Penjelasannya

Mimpi Besar Federasi Gimnastik Indonesia: Sumbang Medali di Olimpiade 2032

Link Streaming AC Milan vs Fiorentina, Senin 20 Oktober 2025

Live Sebentar Lagi, Cara Menonton dan Link Streaming Como vs Juventus

AC Milan vs Fiorentina: Massimiliano Allegri Jamin Posisi Rafael Leao

10 Pelatih yang Paling Cepat Dipecat dalam Sejarah Premier League

Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-22 Satu Grup dengan Filipina hingga Myanmar

Menilik Prediksi Starting XI AC Milan vs Fiorentina di Tengah Banyak Pemain Cedera

Beckham Tampil Bagus bersama Persib Setelah Main Buruk dengan Timnas Indonesia, Bojan Hodak: Beda Level, Itu Piala Dunia

Hasil MotoGP Australia 2025: Raul Fernandez Raih Kemenangan Perdana, Pecco Bagnaia Masih Terpuruk
