Nostalgia: 2 Gelar All England yang Hampir Dimiliki Taufik Hidayat
BolaSkor.com - Pencinta bulu tangkis mana yang tidak mengenal nama Taufik Hidayat. Dengan berbagai prestasinya, Taufik disebut-sebut sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik sepanjang masa.
Bagaimana tidak, sebagai seorang atlet rasanya hampir semua gelar pernah dimenangi oleh Taufik. Medali emas Olimpiade? Dia menangi di Athena pada 2004. Indonesia Open? Enam kali jatuh ke pangkuannya. Beregu di Piala Thomas atau Asian Games? Ada dalam koleksinya.
Sepanjang kariernya, Taufik 413 kali meraih kemenangan dan hanya menelan 138 kekalahan. Tak heran apabila peringkat satu dunia berkali-kali menjadi milik pria kelahiran Bandung tersebut.
Baca Juga:
Eks Pelatih Taufik Hidayat Buka Peluang Kembali Latih Indonesia
Nostalgia - Ketika Indonesia Sapu Bersih Tujuh Medali Emas Bulu Tangkis di SEA Games 2007
Taufik berkarier di dunia bulu tangkis selama 17 tahun, tepatnya sejak 1996 hingga 2013. Sejak awal kariernya, Taufik langsung disebut sebagai pebulu tangkis jenius berkat berbagai ajang yang dia menangi.
Kebesaran nama Taufik membuat tidak sedikit pebulu tangkis muda mengidolakannya. Tidak hanya dari Indonesia, tetapi banyak pula pebulu tangkis dari negara lain yang mengagumi bakat Taufik.
Sayangnya terdapat dua gelar yang gagal masuk ke dalam koleksi trofi Taufik selama berkarier sebagai pebulu tangkis. Pertama adalah kompetisi beregu Piala Sudirman, lalu salah satu ajang bulu tangkis paling bergengsi, All England.
Apabila membicarakan kebesaran seorang Taufik Hidayat, tentu tidak akan ada habisnya. Berbagai prestasi telah dia dapatkan sepanjang berkarier sebagai pebulu tangkis. Oleh sebab itu, mari menengok sejarah kembali Taufik dalam dua kesempatan hampir menyabet gelar All England alias masuk final.
All England 1999
Taufik datang ke All England 1999 sebagai “Si Anak Bawang”. Dengan prestasi yang mumpuni, tetapi tidak banyak yang percaya dia bisa langsung menyabet gelar di Birmingham Arena. Maklum, banyak pebulu tangkis top yang mengikutui ajang tersebut.
Medali emas Asian Games 1998 menjadi modal Taufik untuk mengikuti All England 1999. Namun, banyak yang meragukan kemampuan pemuda yang saat itu berusia 17 tahun tersebut. Pasalnya, medali emas yang dimenangi Taufik adalah nomor beregu putra.
Pada babak pertama, Taufik menyingkirkan wakil Korea Selatan, Park Tae-sang. Sementara jagoan tuan rumah, Peter Knowles dilibas pada babak 16 besar. Di perempat final, giliran pebulu tangkis Indonesia yang pindah kewarganegaraan menjadi Taiwan, Fung Permadi, menjadi korban Taufik.
Poul-Erik Hoyer Larsen yang menjadi lawan Taufik di semifinal dibuatnya tidak berkutik dengan kemenangan langsung dua gim. Sayang, di final Taufik harus berhadapan dengan jagoan Denmark, Peter Gade. Di sinilah Taufik menelan kekalahan 11-15, 15-7, 10-15.
All England 2000
Persiapan Taufik dirasa lebih matang pada All England 2000 setelah menyapu bersih medali emas SEA Games 1999 untuk kategori perorangan maupun beregu. Kemudian, Badminton Asia Team Championship 2000 juga dimenangi olehnya.
Taufik pun membawa kepercayaan diri tinggi memasuki All England pertama setelah pergantian millennium. Tidak ada satu kemenangan pun yang lepas dari tangan Taufik sejak babak pertama hingga semifinal.
Chen Gang asal China menjadi korban Taufik pada babak pertama. Sementara wakil Denmark, Kenneth Jonassen, takluk pada babak kedua. Di perempat final, lagi-lagi Taufik menyingkirkan wakil China, Chen Hong.
Pada semifinal, Fung Permadi yang takluk dari Taufik pada tahun sebelumnya, kembali disingkirkan. Sayangnya Taufik seolah kehabisan bensin di final setelah takluk 6-15, 13-15 dari Xia Zuanze. Itu merupakan kali terakhir dia melaju ke final All England hingga akhirnya pensiun pada 2013.