Merawat Ingatan 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Peristiwa Kelam Sepak Bola Indonesia
BolaSkor.com - Tiga tahun berlalu, peristiwa kelam Tragedi Kanjuruhan, masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban yang sampai hari ini tetap menuntut keadilan.
Sebanyak 135 orang, versi laporan resmi, meninggal dunia usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Selain itu, menurut laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan saat itu, Mahfud MD, tercatat 596 orang mengalami luka ringan hingga sedang, dan 26 orang mengalami luka berat.
Pertistiwa naas ini disebabkan oleh tindakan represif aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke arah penonton untuk membubarkan massa yang turun ke lapangan.
Baca Juga:
Persik Kediri Panjatkan Doa untuk Korban Tragedi Kanjuruhan di Gate 13
Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Erick Thohir Pertegas Komitmen soal Transformasi Sepak Bola
Pesan Ahmad Bustomi Usai Kanjuruhan Direnovasi, Pemain Arema FC Harus Bermain untuk 135 Korban Jiwa
Insiden bermula saat sejumlah suporter menginvasi lapangan karena kecewa Arema FC kalah di kandang sendiri dari rival abadinya, Persebaya Surabaya.
Untuk mengendalikan keadaan dan membubarkan massa yang turun ke lapangan, petugas kepolisian yang kalah jumlah memutuskan untuk menembakkan gas air mata.
Menurut laporan kepolisian, anggotanya yang bertugas malam itu menembakkan 11 gas air mata.
Namun, The Washington Post menuliskan bahwa ada 40 peluru gas air mata yang ditembakkan ke arah penonton.
Akibatnya fatal. Para penonton panik, termasuk yang berada di tribun. Mereka berlarian menyelamatkan diri.
Salah satu tribun di Stadion Kanjuruhan, Gate 13, menjadi saksi bisu jatuhnya banyak korban dari insiden itu akibat kehabisan napas sampai terinjak-injak.
Pasca-tragedi, janji reformasi sepak bola mengemuka. Pemerintah, federasi, hingga operator liga bersuara soal perbaikan tata kelola.
Ada audit stadion, regulasi baru, hingga wacana transformasi sepak bola Indonesia yang berujung hadirnya kepengurusan baru PSSI di bawah komando Erick Thohir, ketika itu menjabat Menteri BUMN dan saat ini berstatus sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.
Arema FC Kembali ke Stadion Kanjuruhan
Pertandingan pekan ke-32 Liga 1 2024/2025 antara Arema FC dan Persik Kediri, Minggu 11 Mei 2025, menjadi momen tim Singo Edan kembali berlaga di Kanjuruhan setelah lebih dari dua tahun mengungsi.
Laga itu berakhir untuk kemenangan tim tamu Persik Kediri dengan skor telak 0-3.
Sejak hari itu, sampai hari ini, Arema FC terus berkandang di Kanjuruhan dan dukungan dari tribun penonton kembali terasa meski tak 'sehidup' dahulu, sebelum terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Selamanya dalam Ingatan
Kaos Arema FC sebagai wujud mengenang korban Tragedi Kanjuruhan. (BolaSkor.com/Bimaswara Dumugi)
Tragedi Kanjuruhan menjadi momentum suporter di Indonesia untuk bersatu dan meninggalkan rivalitas semu di antara mereka.
Tiga kelompok suporter di Yogyakarta yang sebelumnya bermusuhan, kini saling bergandengan tangan.
Kemudian ada The Jakmania dan Bonek yang sudah berbagi tribun, baik di Jakarta maupun Surabaya.
Bagi insan sepak bola Indonesia, setiap 1 Oktober menjadi pengingat bahwa tidak ada kemenangan dalam pertandingan yang sebanding denga nyawa.
Sampai hari ini, keluarga korban dan mereka yang bersimpati atas Tragedi Kanjuruhan juga terus bersuara dengan lantang bahwa kejadian malam naas itu harus terus diusut tuntas. Kanjuruhan Belum Usai.
Selamanya, mereka para korban Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 dalam ingatan kita semua.