Sosok Feature Berita

Meneladan Jack Charlton, Kesetiaan dan Komitmen yang Tak Pernah Pudar

Johan Kristiandi - Sabtu, 11 Juli 2020

BolaSkor.com - Bagi sebagian besar pecinta sepak bola Inggris, Jack Charlton adalah legenda. Bagi sebagian besar suporter Leeds United, Jack Charlton adalah pahlawan. Bagi sebagian besar pendukung tim nasional Irlandia, Jack Charlton adalah kisah manis di masa lalu.

Sepak bola berduka. Mantan pemain tim nasional Inggris dan Leeds United, Jack Charlton, tutup usia pada Jumat (10/7). Ia mangkat pada usia 85 tahun.

Berdasarkan kabar dari keluarga, Jack Charlton didiagnosis menderita limfoma lima tahun lalu dan juga demensia. Penyakit tersebut yang membuatnya meniggal dunia di kediamannya di Northumland.

"Jack meninggal dalam damai pada Jumat 10 Juli pada usia 85 tahun di kediamannya, Northumberland, bersama keluarga di sisinya," bunyi keterangan pihak keluarga.

"Dia adalah pria yang jujur, baik, dan tulus. Selain itu, dia selalu punya waktu untuk semua orang."

"Kehilangannya akan meninggalkan lubang besar pada hidup kami. Namun, kami tetap berterima kasih atas kenangan indah semasa hidupnya."

Baca juga:

Dominik Szoboszlai, Paul Pogba dari Hungaria yang Menjadi Buruan Ralf Rangnick di AC Milan

Musa Juwara, Imigran Gelap yang Menjadi Mimpi Buruk Inter Milan

Nostalgia - Kala Andrea Pirlo Menyeberang dari Inter ke Milan Tanpa Dicap Pengkhianat

Jack Charlton

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia sepak bola, Jack Charlton adalah panutan. Ia layak dijadikan pedoman bagi para penerus.

Selama menjadi pemain, Jack Charlton membela satu klub dalam kurun waktu yang lama (21 tahun), Leeds United. Ia memulai semuanya dengan masuk di tim akademi Leeds, kemudian promosi ke tim senior pada 1952.

Sebagai satu di antara bek terbaik pada zamannya, Jack Charlton tentu mendapatkan banyak tawaran hengkang. Namun, ia tidak tergiur dengan uang dan iming-iming kesuksesan di klub lain. Baginya, Leeds adalah rumah yang tidak mungkin ditinggalkan.

Charlton mengukir 773 penampilan bersama Leeds dan memenangi Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala Liga, dan Piala Fairs. Charlton merupakan legenda Leeds ketiga yang meninggal pada tahun ini setelah Norman Hunter dan Trevor Cherry.

Jack Charlton juga terukir dengan tinta emas dalam buku sepak bola Inggris. Ia ambil bagian ketika The Three Lions memenangi Piala Dunia 1966.

Ketika itu, Jack Charlton bahu membahu bersama adiknya, Bobby Charlton. Timnas Inggris menumbangkan Jerman Barat dengan skor 4-2 di laga puncak.

Setelah gantung sepatu, Jack Charlton melanjutkan hidupnya dengan menjadi manajer. Middlesbrough adalah klub profesional yang pertama kali merasakan buah pikirnya.

Namun, bila ingin mencari prestasi ketika Jack Charlton duduk di kursi pelatih, timnas Irlandia adalah tempatnya. Jack Charlton mengukir sejarah bersama The Boys in Green, sama seperti di Leeds United dan timnas Inggris.

Bagi timnas Irlandia, Jack Charlton bak Pele bagi timnas Brasil. Ia memberikan warna bagi permainan timnas Iralandia. Selain itu, Charlton merupakan manajer asing pertama di Irlandia.

Pada perkenalannya sebagai pelatih Irlandia, Februari 1986, di Dublin, Charlton langsung mencuri perhatian. Ia sempat berdebat dengan seorang jurnalis dan membela petinggi FAI.

Pertandingan pertamanya sebagai pelatih Irlandia tidak berjalan mulus. Irlandia ditekuk Wales 1-0 di kandang. Namun, dari sana perjalanan manis akan tercipta.

Jack Charlton dikenal tak pandang bulu dalam melatih. Jika tidak sesuai, pemain bintang pun akan didepak. Contohnya adalah Liam Brady yang digantikan pada menit ke-35 saat Irlandia bersua Jerman Barat pada laga persahabatan. Hal tersebut membuktikan sang manajer punya komitmen yang tak main-main.

Pada duel melawan Skotlandia di Hampden Park, 1987, Jack Charlton menurunkan susunan pemain yang dianggap nyeleneh. Namun, hasil membuktikan pilihan Charlton tak salah sehingga berakhir dengan kemenangan. Raihan tiga poin membuka jalan bagi Irlandia unjuk gigi di turnamen besar setelah hampir 40 tahun hanya menjadi anak bawang di sepak bola Eropa.

Piala Eropa 1988 menjadi panggung bagi Irlandia-nya Charlton untuk menebar pesona. Spesialnya, pada pertandingan perdana, Irlandia meraih kemenangan melawan sang rival, tim nasional Inggris.

Kemenangan tersebut juga menjadi ajang balas dendam bagi Jack Charlton yang mendapatkan penolakan ketika melamar menjadi manajer timnas Inggris usai kepergian Don Revie. Gol Ray Houghton membuat Irlandia pulang dengan senyum di wajah.

Jack Charlton

Taktik Charlton membuat tim lawan yang punya level lebih baik bermain dengan tidak nyaman. Namun, kemampuan terbaiknya adalah membuat para pemain melawan bakat alamnya.

Sebagai contoh, John Aldridge menjadi pengambil bola yang hebat, Ronnie Whelan menjadi pelari cepat, dan Paul McGrath menjadi gelandang luar biasa daripada bek tengah kelas dunia.

Charlton juga punya metode yang tak biasa dalam membangun hubungan dengan para pemain. Ia mengizinkan para pemain berpesta di pub yang sering dikunjungi para penggemar.

Charlton melakukannya untuk membuat tim semakin erat jelang berlaga di Piala Dunia 1990 di Italia.

"Di bawah Jack, kami sebagian besar bobrok. Bagian yang membuat kami tergerak adalah suka cita yang didapatkan setelah kami tidak dianggap serius oleh dunia," tulis Niall Quinn dalam bukunya.

Sejak kedatangan Charlton, sepak bola menjadi olahraga rakyat di Irlandia, terutama di perkotaan. Padalah, ketika itu, sekolah dan gereja menganggap sepak bola adalah olahraga penipu dan gaelic football adalah satu-satunya olahraga yang mendarah daging.

Jack Charlton

Charlton menyebarkan definisi Irlandia lebih inklusif dengan cara lain. Ia bukan manajer pertama yang merekrut pemain asing dengan keturunan Irlandia, namun melakukannya lebih dari yang lain.

Charlton ingin mengakhiri kepemimpinannya dengan membawa Irlandia ke Piala Eropa 1996. Namun, itu hanya sebatas impian.

Setelah kalah oleh Belanda pada play-off, Desember 1995, para suporter menyanyikan balada yang terasa seperti perpisahan. Kemudian, FAI memecatnya sebelum kerja sama tepat 10 tahun.

Rencananya, FA akan menggelar penghormatan terakhir untuk Jack Charlton selama satu menit sebelum sepak mula pada laga Premier League akhir pekan ini. Itu hanya satu di antara cara menghormati apa yang telah diberikan Charlton kepada sepak bola.

Tak perlu berdebat apakah Jack Charlton adalah legenda timnas Inggris, Leeds United, atau timnas Irlandia. Sebab, ia memiliki semua syarat untuk dianggap sebagai tambo di ruang lingkup lebih luas, dunia.

Selamat jalan Jack Charlton.

Bagikan

Baca Original Artikel