Memajukan Ekonomi Sepak Bola Indonesia Lewat Piala Presiden 2019
BolaSkor.com - Ketika Piala Presiden diluncurkan pada 2015 silam, tidak sedikit yang mempertanyakan keabsahan ajang tersebut. Sebagian menganggap turnamen ini sebagai kendaraan politik, ada pula yang menyebut kompetisi abal-abal karena PSSI tengah menjalani sanksi FIFA.
Seiring berjalannya waktu, Piala Presiden menjelma menjadi kompetisi pramusim, menggantikan Inter Island Cup. Perebutan gelar Piala Presiden pun dinilai sebagai gambaran peta persaingan Liga 1 edisi selanjutnya.
Hingga saat ini, sudah empat kali Piala Presiden menjadi primadona pencinta sepak bola di Indonesia, pada 2015, 2017, 2018, dan 2019. Terdapat tiga klub berbeda menjadi juara. Persib Bandung mengangkat Piala Presiden 2015, edisi selanjutnya dimenangi oleh Arema FC yang diikuti Persija Jakarta satu tahun berselang.
Baca Juga:
Nazar Mulia Dedik Setiawan jika Arema FC Juara Piala Presiden 2019

Mulai dari kepemimpinan wasit, hasil pertandingan, hingga pilihan pemain, semuanya menjadi sorotan dan bahan perbincangan. Namun, rasanya ada satu hal positif dari Piala Presiden yang kerap luput dari ingar bingar kompetisi tersebut.
Hal yang saya maksud adalah keberanian Piala Presiden untuk transparansi keuangan sejak edisi perdana. Hal yang menurut saya patut diacungi jempol dari pihak penyelenggara.
Bukan tanpa alasan, Piala Presiden ini hanya berstatus sebagai turnamen pramusim. Namun, rasanya mereka memiliki cara kerja yang profesional di Indonesia.
Sebagai perbandingan, Liga 1 yang merupakan kompetisi resmi saja masih sulit transparan soal keuangan. Beberapa kali tuntutan soal transparansi uang denda klub hingga hak siar menghampiri pengelola Liga 1 selama bertahun-tahun.
Pada 2018 lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, sampai sempat menyampaikan perbandingan Liga 1 dengan Piala Presiden. Ketika itu, Imam meminta Liga 1 mencontoh transparansi keuangan Piala Presiden.
Rupanya, terdapat nama PricewaterhouseCoopers (PwC) di balik keberhasilan Piala Presiden transparan soal keuangan. Perusahaan audit publik itu telah meng-audit laporan keuangan Piala Presiden sejak edisi pertama pada 2015.
Dalam melakukan proses audit Piala Presiden, PwC menggunakan metodologi dan standar audit yang berlaku. Berbagai variabel dijadikan sumber untuk memeriksa laporan keuangan Piala Presiden, mulai dari penjualan tiket hingga jumlah pedagang di sekitar stadion.

Terbukti, selama tiga kali Piala Presiden digelar, pihak Steering Committee (SC) dan pihak PwC selalu berhasil menyajikan laporan keuangan yang transparan ke publik. Ini membuktikan adanya perkembangan bagus untuk sepak bola Indonesia.
Lantas, mengapa transparansi keuangan Piala Presiden bagus untuk sepak bola Indonesia? Dengan adanya transparansi yang baik, maka segala betuk kecurangan bisa dengan mudah diketahui. Artinya peluang praktik-praktik korupsi hingga pengaturan skor akan sulit terjadi.
Selain itu, transparansi keuangan bisa menjadi tolok ukur sebuah perusahaan untuk terjun dalam sepak bola Indonesia, baik sebagai sponsor klub maupun kompetisi. Dengan adanya laporan keuangan yang transparan, dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan investasi.
Dari level mikro, transparansi keuangan juga membuat para pelaku industri kecil di sepak bola seperti penjual merchandise atau makanan di sekitar stadion bisa meraih keuntungan. Kompetisi yang baik akan membuat penonton berbondong-bondong datang ke stadion.
Banyaknya penonton yang datang ke stadion sedikit banyak membuat keuntungan para pedagang tersebut menuai keuntungan. Jadi, dari segi ekonomi makro maupun mikro industri sepak bola akan menuai keuntungan dari transparansi keuangan.
Di liga-liga top dunia, transparansi keuangan bukanlah hal baru. Jangankan kompetisi, tidak sedikit klub sepak bola Eropa yang merilis laporan keuangan tahunan mereka ke publik sebagai bentuk transparansi.
Transparansi keuangan mereka jugalah yang membuat klub-klub top Eropa tidak kesulitan mencari sponsor. Hal itu karena sponsor memiliki data dari laporan keuangan klub untuk menjadi bahan pertimbangan melakukan investasi.

Sayangnya masalah transparansi keuangan merupakan hal yang masih langka di sepak bola Indonesia. Atas dasar tersebut, Piala Presiden dan PwC patut diacungi jempol karena keberanian mereka mempublikasikan laporan keuangan yang masih sering dianggap sensitif di Indonesia.
Mengutip permintaan Bapak Imam Nahrawi pada 2018 lalu, tentunya saya berharap transparansi keuangan di industri sepak bola tidak lagi menjadi hal yang tabu di Indonesia. Demi memajukan ekonomi sepak bola Indonesia pada umumnya, dan sepak bola secara keseluruhan, transparansi keuangan merupakan hal yang perlu diterapkan di seluruh kompetisi di Indonesia.