Linimasa Hubungan Mourinho dengan Guardiola, Bak Kucing dan Anjing
BolaSkor.com - Jose Mourinho dan Pep Guardiola akan kembali saling beradu taktik saat Manchester City menjamu Tottenham Hostpur pada laga lanjutan Premier League 2020-2021, di Etihad Stadium, Minggu (14/2). Keduanya punya hubungan bak kucing dan anjing.
Ini bukan pertama kali Mourinho dan Guardiola saling berhadapan. Keduanya punya cerita panjang. Bahkan, Guardiola dan Mourinho pernah saling bekerja sama.
Baca juga:
Hudson-Odoi dan Bagian Penting dalam Revolusi Tuchel di Chelsea
4 Pembalap yang Kenakan Nomor 1 di MotoGP Dua Dekade Terakhir
Lantas, bagaimana kisah Mourinho dan Guardiola yang sebelumnya kawan dan kini menjadi lawan. Berikut ini adalah lini masa hubungan Mourinho dengan Guardiola:
1. Penerjemah Bertemu Idola (1996)

Pada 1996, Jose Mourinho datang di Barcelona sebagai penerjemah dan asisten pribadi Bobby Robson. Ia bertugas menjadi jembatan antara Bobby Robson dan skuad.
Jose Mourinho pun mulai bekerja sama dengan Guardiola. Bahkan, setelah Robson angkat kaki, Mourinho masih bertahan di Barca hingga 2000. Mourinho pernah memiliki rasa cinta yang besar kepada Barca. "Hari ini dan selamanya, Barca di hatiku!" tegas Mourinho.
2. Mourinho Ditikung Guardiola (2008)
Saat Barcelona mencari pelatih baru, Mourinho dikabarkan merayu direktur olahraga, Txiki Begiristain, dan wakil presiden, Marc Ingla, untuk memilihnya menjadi arsitek.
Keduanya terkesan dengan presentasi Mourinho. Namun, karena untuk menghindari konflik, Barca lebih memilih Guardiola yang membawa Barca B promosi dari divisi empat. Penolakan tersebut dikabarkan menjadi alasan kemarahan Mourinho kepada Barcelona.
3. Jose Membalas Dendam (2010)

Pada musim kedua di bawah asuhan Mourinho, Inter Milan menghadapi Barcelona pada babak semifinal Liga Champions. Pada saat itu, Barca menjadi favorit setelah meraih enam gelar pada setahun kepemimpinan Guardiola.
Inter meraih kemenangan 3-1 pada leg pertama yang berlangsung di Giuseppe Meazza. Kemudian, pasukan Mourinho hanya kalah 1-0 di Camp Nou.
Mourinho mengekspresikan kemenangan dengan berlarian di lapangan sambil mengacungkan jari. Momen tersebut menyulut emosi suporter Barcelona.
4. Intensitas Meningkat (2011)
Setelah satu tahun Madrid menunjuk Mourinho untuk menghentikan Barcelona-nya Guardiola, ketegangan antara kedua sisi meningkat. Dalam 18 hari, kedua tim empat kali saling berhadapan.
Puncaknya adalah final Copa del Rey yang dimenangi Madrid 1-0. Guardiola merasa Barcelona dikerjai wasit. "Keputusan dua sentimeter dari hakim garis yang pasti memiliki pandangan sangat bagus untuk membatalkan gol pedro," ujar Guardiola.
Mourinho pun balik mengejek Guardiola yang dianggap gemar mencari alasan kekalahan. Guardiola yang tak terima sempat mengirimkan umpatan.
Aksi Guardiola itu mendapatkan dukungan dari para pemain. Usai kembali ke hotel, Guardiola mendapatkan tepuk tangan dari para pemain.
5. Mourinho Menuding Adanya Konspirasi Barcelona (2011)
Dalam bentrokan berikutnya, Barcelona memenangi laga 2-0 dengan Pepe dan Jose Mourinho mendapatkan kartu merah. Kemudian, dalam konferensi pers, Mourinho menuding wasit UEFA lebih menyukai Barcelona. Ia juga meremehkan prestasi Guardiola.
"Saya berharap suatu hari nanti Guardiola punya kesempatan memenangi gelar tanpa skandal," ujar Mourinho.
6. Mourinho Colok Mata Vilanova (2011)
Real Madrid dan Barcelona berhadapan di Piala Super Spanyol. Laga tersebut diwarnai aksi Mourinho yang mencolok mata asisten Guardiola, Tito Vilanova.
Tindakan tersebut banyak mendapatkan cibiran. Namun, sejumlah suporter Madrid justru memberikan dukungan. "Mou, jarimu menunjukkan segalanya," bunyi spanduk yang berada di Santiago Bernabeu.
Jose Mourinho juga menolak meminta maaf atas tindakannya itu. Mourinho yakin apa yang dilakukannya adalah untuk kepentingan Madrid.

7. Mourinho Kembali Klaim Guardiola Dibantu Wasit
Kisah berlanjut setelah Mourinho menuju Chelsea dan Guardiola membela Bayern Munchen. Keduanya bersua di Piala Super Eropa.
Bayern keluar sebagai pemenang lewat drama adu tendangan penalti. Sementara itu, Chelsea bermain dengan 10 orang setelah Ramires mendapatkan kartu merah karena melanggar Mario Gotze.
"Setiap kali bertanding melawan Guardiola, saya selalu berakhir dengan 10 orang," papar Mourinho.
8. Alasan Guardiola Botak (2014)
Mourinho dan Guardiola juga berdebat soal tinggi rumput. Guardiola menilai setidaknya tinggi rumput yang baik adalah 1,5 sentimeter agar bisa mempercepat laju bola. Namun, Mourinho tidak setuju.
Mourinho: Setiap orang punya gaya permainan yang harus dihormati. Sepak bola bisa menjadi spektakuler dalam beberapa hal.
Guardiola: Kecantikan sepak bola bergantung kepada pelatih. Menurut saya, Mourinho lebih menyukai hasilnya daripada tontonan.
Mourinho: Ketika menikmati apa yang dilakukan, Anda tidak akan kehilangan rambut. Kenyataannya, Guardiola botak. Dia tidak menyukai sepak bola.

9. Teori Kit Man (2015)
Meskipun kedua pelatih tidak pernah saling berhadapan selama hampir dua tahun, Mourinho tahu Guardiola telah memenangi dua gelar liga berturut-turut bersama Bayern Munchen.
Ketika meraih gelar di Chelsea, Mourinho mengatakan, "Saya bukan orang terpintar untuk memilih negara dan klub. Saya bisa memilih klub lain di negara lain yang lebih mudah jadi juara. Mungkin saya akan pergi ke negara di mana seorang kit man bisa menjadi pelatih dan memenangi titel," terang pelatih asal Portugal itu untuk menyinggung sang rival.
10. Gencatan Senjata (2016)
Keduanya bertanggung jawab atas dua klub Manchester pada saat yang sama. Namun, persaingan gagal di tahun pertama. Menurut Mourinho, sulit menghentikan pasukan Manchester City di Premier League.
Pada 2017, Antonio Conte mengangkat trofi di Chelsea. Tahun berikutnya, Manchester City memenangi titel Premier League dengan unggul 19 poin dari Manchester United yang menempati peringkat kedua. Setelah itu, Man City meraih dua gelar berturut-turut. Sulit bagi Mourinho mengejar Guardiola yang berlari kencang bersama Man City.