Lebih Kecil daripada Jakarta, Curacao Jadi Negara Terkecil dalam Sejarah yang Lolos ke Piala Dunia
BolaSkor.com - Kepulauan kecil di Karibia, Curacao, menjadi negara terkecil yang pernah lolos ke Piala Dunia.
Curacao menyegel satu tempat di putaran final Piala Dunia 2026 setelah keluar sebagai juara Grup B putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Concacaf.
Armada Dick Advocaat itu menorehkan 12 poin dari enam pertandingan.
Curacao dengan populasi sekitar 155.000 jiwa memecahkan rekor negara dengan populasi terkecil yang sebelumnya dipegang Islandia (331.000), yang lolos ke Piala Dunia 2018.
Baca Juga:
Play-off Piala Dunia 2026: Menilik Potensi Lawan Timnas Italia dari 4 Kandidat
Termasuk Italia, Berikut Daftar dan Jadwal Play-off Piala Dunia 2026
Dengan luas 444 kilometer persegi, Curacao juga menggeser Tanjung Verde (4.033 kilometer persegi) sebagai peserta Piala Dunia dengan wilayah terkecil.
Sebagai pembanding, luas Kota Jakarta adalah 661 kilometer persegi.
Pelatih Curacao, Dick Advocaat, akan menjadi pelatih tertua di Piala Dunia, berusia 78 tahun, memecahkan rekor Otto Rehhagel saat dia melatih Yunani di usia 71 tahun pada 2010.
Curacao, negara dengan penduduk hanya 156.115 jiwa dan luas daratan 444 kilometer persegi berada 37 mil dari pantai Venezuela.
Curacao baru menjadi negara bagian di Kerajaan Belanda pada tahun 2010, setelah pembubaran Antillen Belanda.
Sepuluh tahun yang lalu, mereka berada di peringkat ke-150 FIFA, sekarang mereka berada di peringkat ke-82.
Format Piala Dunia 2026 yang diperluas, dengan menampilkan 48 negara, bukan 32, ditambah fakta bahwa tuan rumah Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat semuanya lolos otomatis, telah memberi Curacao peluang yang jauh lebih baik.
Untuk Piala Dunia 2026, Curacao menjadi satu dari empat tim debutan keempa, bergabung dengan Tanjung Verde, Uzbekistan, dan Yordania.
"Ini gila dan akan menjadi salah satu hal terbesar yang akan terjadi pada Curacao," kata gelandang Juninho Bacuna dikutip dari BBC Sport.
"Luar biasa dan menakjubkan. Bahkan beberapa tahun yang lalu, Anda bahkan tidak akan memikirkannya."
Dari zona Concacaf, Curacao akan bergabung di Piala Dunia bersama Haiti dan Panama, sementara Jamaika harus bermain di play-off Interkontinental.
Advocaat Ukir Sejarah Piala Dunia
Sejak Januari 2024, Advocaat, 78 tahun, telah melatih tim nasional yang kedelapan setelah tiga kali membela Belanda, serta melatih Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Belgia, Rusia, Serbia, dan Irak.
Dia membantu Belanda mencapai perempat final Piala Dunia 1994 dan Korea Selatan tersingkir di fase grup pada 2006.
Advocaat baru menjadi pelatih Curacao setelah sengketa pembayaran antara para pemain dan asosiasi sepak bola negara tersebut diselesaikan, dan dia langsung menargetkan lolos ke Piala Dunia 2026.
"Semua orang tahu Dick Advocaat adalah nama besar, dia pelatih hebat, dan semua orang menghormatinya dalam keputusan dan cara kerjanya," tambah Bacuna.
"Kehadirannya sangat penting bagi kami sebagai tim dan juga bagi negara, dan dampaknya sangat besar."
Talenta Belanda

Selain memiliki manajer asal Belanda, mayoritas pemain di skuad Curacao lahir di Belanda, tetapi memiliki ikatan keluarga yang memungkinkan mereka bermain untuk tim Advocaat.
Skuad mereka terdiri dari bek Livingston, Joshua Brenet, gelandang Rotherham, Ar'jany Martha, penyerang Middlesbrough, Sontje Hansen, dan gelandang Sheffield United, Tahith Chong, yang lahir di Curacao dan sebelumnya bermain di Manchester United.
Bagi Bacuna, membela Curacao juga merupakan kesempatan untuk bermain sepak bola internasional bersama kakak laki-lakinya, Leandro, kapten tim, dan itu merupakan bagian penting dari motivasinya setelah dia mewakili Belanda di level U-21.
"Saya mulai bermain untuk Curacao pada 2019 dan itu adalah keputusan besar bagi saya," kata Juninho Bacuna.
"Saat itu saya baru berusia 21 tahun dan masih memiliki banyak waktu untuk melihat peluang saya di tim nasional Belanda."
"Tetapi saya membuat pilihan sejak dini untuk bermain untuk Curacao. Salah satu alasannya adalah saya bisa bermain di tim yang sama dengan saudara laki-laki saya dan agar keluarga bisa melihat kami bermain bersama," lanjutnya.
Bacuna merasa kemajuan sepak bola Curacao akan menginspirasi lebih banyak pemain kelahiran Belanda untuk mewakili tim.
"Kami melihat lebih banyak pemain yang masih muda dan mampu bermain untuk Belanda, dan mereka datang untuk bermain untuk Curacao, dan membuat tim semakin kuat," tambah Bacuna.
Sebagai negara otonom di bawah Belanda, semua warga negara Curacao memiliki paspor Belanda dan menikmati hak yang sama dengan penduduk Uni Eropa.
Kasus unik ini, memicu peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola, Curacao lolos ke Piala Dunia 2026 tanpa seorang pun pemain yang lahir di wilayahnya.
Ke-24 pemain yang dipanggil oleh Dick Advocaat, semuanya kelahiran Belanda.
"Banyak pemain yang bermimpi bermain untuk Belanda. Beberapa sudah berusia 23, 24, atau 25 tahun dan tidak lagi memikirkan tim nasional. Kita harus memberi mereka kesempatan," kata Advocaat.