Komite Banding PSSI Pangkas Hukuman Yuran Fernandes
BolaSkor.com - Kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes, bisa sedikit bernapas lega setelah Komite Banding PSSI meringankan hukumannya menjadi larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama tiga bulan dan denda Rp25 juta.
Keputusan ini diketahui dari unggahan PSM di akun Instagram resminya, @psm_makassar, pada Sabtu (17/5). PSM mengunggah salinan keputusan komite banding.
Ada dua putusan yang dikeluarkan oleh komite banding. Pertama, komite banding menolak seluruh permohonan banding PSM untuk Yuran Fernandes.
Putusan kedua, komite banding memperbaiki keputusan komite disiplin nomor: 163/L1/SK/KD-PSSI/V/2025, tanggal 8 Mei 2025.
Baca Juga:
Yuran Fernandes Dilarang Beraktivitas di Sepak Bola Indonesia Selama Setahun, PSM Ajukan Banding
Banding Putusan Komdis, PSM Pastikan Berdiri Bersama Yuran Fernandes
Dalam putusannya, komite banding menyatakan Yuran Fernandes secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pelanggaran disiplin berupa mendiskreditkan keputusan perangkat pertandingan, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 59 ayat (2) kode disiplin PSSI tahun 2023.
"Menjatuhkan sanksi disiplin kepada pemain klub PSM Makassar atas nama Yuran Fernandes Rocha Lopes berupa larangan beraktivitas yang terkait dengan sepak bola selama 3 (tiga) bulan kalender sejak keputusan diterbitkan dan membayar denda Rp25 juta," bunyi putusan Komite Banding PSSI.
Artinya, Yuran Fernandes bisa merumput kembali sekitar pertengahan Agustus mendatang. Yuran akan absen jika PSM mengikuti Piala Presiden 2025 dan di awal musim Liga 1 2025/2026 jika kompetisi itu jadi digelar awal Agustus.
Penyebab Yuran Fernandes Disanksi
Kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes. (Instagram/yur4nfernandes)
Sebelumnya, komdis menjatuhkan sanksi larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama 12 bulan atau satu tahun kepada Yuran Fernandes. Yuran dihukum karena menyampaikan kritik pedas untuk sepak bola Indonesia lewat akun Instagram pribadinya.
Kritik itu disampaikan Yuran usai PSM kalah 1-3 dari PSS Sleman pada pertandingan pekan ke-31 Liga 1 2024/2025, Sabtu (3/5). Dalam laga itu wasit Nendi Rohaendi dianggap membuat beberapa keputusan yang menguntungkan tuan rumah.
"Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia," tulis Yuran.