Kisah Fabian Ruiz, Anak Kurus dari Pinggiran Sevilla
BolaSkor.com - Gelandang Spanyol Fabian Ruiz tidak masuk radar banyak orang ketika Euro 2024 dimulai. Namun kini dia menjadi salah satu pemain penting dalam skuad asuhan Luis de la Fuente.
Nama Fabian Ruiz memang seperti ada di bawah bayang-bayang pemain bintang Spanyol, tidak terkecuali pemain muda macam Lamine Yamal. Tidak sedikit pula yang tidak mengira Fabian Ruiz akan masuk dalam skuad Spanyol, mengingat dia kesulitan untuk mendapatkan tempat sebagai starter di Paris Saint-Germain.
Namun di Euro 2024, pemain berusia 28 tahun ini telah menjadi motor bagi Spanyol dalam enam kemenangan yang diraih hingga mencapai final melawan Inggris di Olympiastadion Berlin.
Pemain yang akrab disapa Fabian telah menjadi salah satu kisah inspiratif di turnamen ini. Dia kini menjadi landasan dari proyek De la Fuente setelah hampir dua tahun diabaikan mantan pelatih Spanyol Luis Enrique.
Baca Juga:
5 Duel Kunci Final Euro 2024 Spanyol Vs Inggris
Ayah Lamine Yamal Prediksi Spanyol Menang 3-0 atas Inggris di Final Euro 2024
De la Fuente telah lama mengagumi Fabian, setelah bekerja dengannya selama bertahun-tahun sebagai pelatih kepala akademi Spanyol. Mereka bersama-sama memenangkan Euro U-21 pada 2019, dengan Fabian dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen.
Fabian berkembang pesat saat ketika diasuh Carlo Ancelotti yang menggaetnya ke Napoli dengan harga 30 juta euro dari Real Betis. Ancelotti menyukai kerja keras Fabian yang disebutnya anak kurus yang sederhana dari pinggiran Sevilla.
Fabian dan Ibu
Fabian memulai kariernya saat bergabung dengan tim muda Real Betis. Ada kisah unik saat Fabian berada di tim ini. Di sini dia berhasil mendapatkan pekerjaan untuk ibunya sebagai petugas kebersihan klub. Pekerjaan yang dipegang ibunya selama 14 tahun.
“Tidak banyak pemain yang bisa berbagi ruang ganti dengan ibu mereka,” kata Fabian kepada El Periodico dikutip Reuters.
"Memiliki ibu saya setiap hari di tempat kami bekerja adalah hal yang langka. Saya melihatnya setiap hari membersihkan ruang ganti tempat saya bermain."
"Tentu saja itu menjadi inspirasi dan kebanggaan saya. Mendatangkan ibu untuk bekerja di Betis adalah salah satu dari rekrutan terbaik dalam karier saya," kata Fabian.
Di Napoli, bersama Ancelotti Fabian berkembang pesat. Performa apik membuatnya menjadi pemain reguler di skuad Spanyol di bawah asuhan pelatih sementara Robert Moreno. Namun Fabian tidak pernah lagi dipanggil saat Spanyol dilatih Luis Enrique.
Bahkan setelah pindah ke PSG, Fabian tidak mendapat panggilan sampai De la Fuente mengambil alih kendali tahun lalu.
“Saya tidak akan pernah melupakan apa yang telah saya lalui, dari mana saya berasal, dan berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk sampai ke sini. Ketika datang dari jauh, Anda sangat menghargai saat ini. Semua itu membantu Anda untuk terus berjuang,” ujar dia.
Kini, Fabian menjadi salah satu prajurit De la Fuente yang paling dipercaya. Fabian telah menjadi paket lengkap, box-to-box, dengan tendangan kaki kiri yang kuat.
Di Jerman, dia telah mencetak dua gol dan memberikan dua assist. Dia menyelesaikan 92 persen operan dan menciptakan tiga peluang bersih. Catatan yang menjadikannya salah satu pemain paling efektif di turnamen.
“Fabian adalah pemain luar biasa, kelas dunia,” kata De la Fuente.
Fabian adalah representasi dari semua pemain yang selama berada di bawah bayang-bayang dan pantas mendapatkan pengakuan atas semua yang dilakukannya.