Ragam Feature Liga Champions Eropa Berita

Ketika Madrid Menunjukkan Siapa Penguasa Eropa Sesungguhnya kepada Dortmund

Arief Hadi - Minggu, 02 Juni 2024

BolaSkor.com - "Seorang raja tanpa kekuatan sangatlah absurd (tidak masuk akal)." Demikian kutipan singkat dari James Monroe, mantan Presiden Amerika Serikat kelima ketika berbicara bagaimana seseorang menjadi raja.

Raja dapat diartikan dalam banyak konteks, termasuk dalam dunia sepak bola ketika melihat bagaimana Real Madrid menguasai Eropa dengan raihan titel Liga Champions ke-15.

Madrid tidak selalu jadi juara tetapi sebagai seorang 'raja' kekuatan mereka tak pernah sepenuhnya hilang. DNA itu ada dan sang raja kembali menyerang 'pejuang atau pemberontak' yang ingin menguasai Eropa.

Baca Juga:

Real Madrid 2-0 Borussia Dortmund: Trofi Liga Champions Ke-15 Los Blancos

Final Liga Champions, Laga Paling Berbahaya bagi Real Madrid

Road to Final Liga Champions: DNA Eropa Real Madrid

"Tidak akan ada kegagalan dari pria yang tidak kehilangan keberaniaannya, karakternya, respek kepada diri, atau kepercayaan dirinya. Dia masih menjadi raja," ucap penulis majalah asal Amerika Serikat, Orison Swett Marden.

Madrid 'masih' menjadi raja, meski dalam 10 tahun terakhir tidak selalu menguasai tahta. Enam titel Liga Champions diraih dalam kurun waktu tersebut, termasuk laga teranyar saat melawan Borussia Dortmund di Wembley, Minggu (02/06) dini hari WIB.

Efisiensi

Madrid menunjukkan kepada Dortmund siapa penguasa Eropa sesungguhnya. Kerajaan di Eropa musim lalu ditempati Manchester City dengan musim terbaik mereka kala memenangi treble winners.

Tapi musim ini, raja sesungguhnya bangkit dan menjatuhkan Man City dari singgasana mereka, yang berlanjut dengan mengalahkan Raksasa Bavaria: Bayern Munchen.

Dalam perebutan kursi penguasa Eropa musim ini, Dortmund bak ksatria dengan modal semangat berapi-api untuk menempati posisi tersebut. Terakhir kali mereka jadi juara terjadi pada 1997, lalu pada 2013 kalah di final yang juga dihelat di Wembley.

Semangat itu sudah terlihat sejak awal laga dengan permainan yang jelas. Ahli strategi Dortmund, Edin Terzic, membuat pertahanan solid Dortmund sulit ditembus dan Madrid frustrasi.

Pada momen tersebut beberapa serangan balik terjadi tetapi efisiensi itu tak pernah ada. Dortmund tak dapat mencetak gol dari peluang Karim Adeyemi hingga Niclas Fullkrug.

"Sangat jarang sebuah tim mempunyai peluang sebanyak ini dalam pertandingan di level ini. Dortmund akan menyesali peluang mereka yang hilang karena di babak kedua Real Madrid hanya bisa berkembang," papar eks pelatih Madrid, Jose Mourinho.

Prediksi The Special One benar. Madrid mengajari kepada Dortmund bagaimana cara bermain efisien, sekaligus menunjukkan pengalaman besar mereka di Eropa sebagai 'raja'.

Dua gol tercipta di babak kedua dari gol Dani Carvajal (74') dan Vinicius Junior (83'). Gol Carvajal datang dari sepak pojok Toni Kroos yang disambutnya dari tandukkan kepala, lalu gol kedua dari assist Jude Bellingham kepada Vinicius.

Madrid memenangi titel Liga Champions ke-15, semakin menjauh dari AC Milan yang memenanginya tujuh kali.

Dortmund dapat bermain bagus, bertahan kuat, tetapi jika tak dapat mencetak gol maka impian juara mereka tak lebihnya sebuah mimpi.

"Kami tampil bagus dan saya pikir kami pantas mendapatkan lebih dari kekalahan 0-2. Sejak detik pertama, kami menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kami berada di sini bukan hanya untuk bermain di final – tapi untuk memenangkannya," ucap Terzic.

"Kami berhasil melakukannya banyak hal yang benar, namun mereka (Madrid) sedingin es (efisien bermain) pada saat yang tepat, itulah kekurangan kami saat ini."

Selamat, Real Madrid, Raja Eropa sesungguhnya.

Bagikan

Baca Original Artikel