Fabinho: Penangkal Serangan Balik Liverpool dan Penyempurna Gegenpressing Jurgen Klopp
BolaSkor.com - Tidak lama berselang dari malam kelam yang terjadi di Kiev pada hari final Liga Champions, Liverpool sukses mendapatkan rekrutan anyar pertama untuk mengarungi musim 2018/19. Rekrutan itu bernama Fabinho.
Dikontrak dalam jangka waktu panjang, Fabinho dibeli seharga 45 juta euro atau 40 juta paun, plus bonus lima juta paun, dari AS Monaco. Gelandang asal Brasil berusia 24 tahun akan diresmikan di Anfield pada 1 Juli mendatang, ketika ia merampungkan tes medisnya dengan Liverpool.
Kehadiran Fabinho sedianya terjadi di luar dugaan, karena fokus transfer mereka diprediksi berkutat di pencarian kiper baru, setelah Loris Karius melakukan dua blunder horor saat melawan Real Madrid di final Liga Champions. Fabinho juga merupakan rencana alternatif Liverpool sebagai pengganti Emre Can, yang semakin dekat gabung Juventus.
Pembelian Fabinho pun cukup mengejutkan, karena dia rumornya diminati oleh Manchester United, Manchester City, dan Arsenal. Apalagi, Liverpool akan mendapatkan Naby Keita dari RB Leipzig. Akan tapi, jika dinilai secara menyeluruh, operasi transfer Fabinho sudah tepat dilakukan Liverpool.
Pemain bernama lengkap Fabio Henrique Tavares akan menambal lubang yang menjadi titik lemah Liverpool selama ini, yang membutuhkan sosok gelandang bertahan mumpuni. Liverpool tak lagi memilikinya sejak Lucas Leiva hengkang ke Lazio tahun lalu. Sedangkan Jordan Henderson, bukan gelandang jangkar murni dan lebih sebagai pemain box to box.
Fabinho Sebagai Penangkal Serangan Balik
Dalam taktik 4-3-3 atau kemungkinan 4-4-2, Fabinho bisa berintegrasi dengan baik di kedua formasi itu. Dia tipikal gelandang tengah yang mengandalkan fisik untuk merebut bola, serta membaca permainan lawan. Fabinho bisa diandalkan untuk melapis lini belakang.
Pada musim 2016/17, Fabinho merupakan pemain kunci di lini tengah AS Monaco asuhan Leonardo Jardim, dalam meraih titel Ligue 1 dan mencapai semifinal Liga Champions. Fabinho menjadi sentral permainan Monaco bersama duetnya, Tiemoue Bakayoko (yang saat ini bermain di Chelsea), dalam taktik 4-2-2-2. Ketika Fabinho fokus membantu tim bertahan, menangkal serangan balik lawan, maka Bakayoko bisa lebih bebas membantu serangan.
Ketangguhan Fabinho dalam menetralisir serangan balik lawan bisa dilihat melalui statistik di Ligue 1 2017/18. Fabio berada di lima urutan teratas pemain yang sering berduel dengan lawan, sebanyak 513 kali dan memenanginya sebanyak 311 kali, dengan persentase sukses 60,6 persen.
Jumlah tekel yang dilakukan Fabinho pun ada lima urutan teratas, dengan jumlah sebanyak 64 kali. Ia hanya kalah dari tiga gelandang lainnya, yaitu Renaud Cohade (86 tekel), Lukas Lerager (74 tekel), dan Andre Anguissa (65 tekel). Statistis itu memperlihatkan, jika Fabinho tidak segan menghentikan bola yang berada di kaki lawan, saat mereka melancarkan serangan balik.
Lini bertahan dan gelandang Liverpool bisa jadi lebih tenang dengan keberadaan Fabinho. Titik kelemahan Liverpool yang tidak memiliki gelandang bertahan mumpuni, kini telah terisi oleh keberadaan Fabinho.
Penyempurna Gegenpressing Jurgen Klopp
Masih ada korelasinya dengan fungsi Fabinho sebagai penangkal serangan balik. Fabinho juga bisa melengkapi sistem gegenpressing Jurgen Klopp. Dalam fase bertahan, Liverpool bisa semakin kompak ketika melakukan high pressing kepada lawan, mempersempit ruang bermain mereka, untuk merebut bola.
Seiring kehadiran Fabinho, kekalahan mutlak di lini kedua seperti halnya saat melawan Madrid bisa sedikit teratasi. Saat melawan Madrid, trio Henderson, James Milner, dan Georginio Wijnaldum, tidak dapat mengakali kelas bermain yang dimiliki Toni Kroos, Luka Modric, dan Casemiro.
Ketika bola sudah berhasil direbut dari penguasaan lawan, giliran Liverpool yang melakukan serangan balik cepat. Tugas utama mencetak gol masih dimiliki trisula lini depan mereka. Tapi, dengan adanya Fabinho di tengah, kini gelandang lainnya juga bisa naik untuk membantu serangan, tanpa ragu meninggalkan celah untuk diserang balik lawan.
Jangan lupa juga, Fabinho memulai karier sebagai bek kanan sebelum dikonversi Jardim ke lini tengah. Pengalaman bermainnya di posisi tersebut tidak hanya mengasah insting bertahan Fabinho, tapi juga naluri untuk sewaktu-waktu naik membantu serangan.
Dibanding Henderson, Milner, Wijnaldum, atau Can, Fabinho memiliki tipikal bermain yang jauh berbeda dari ketiganya. Kehadirannya bisa mengubah peran gelandang lainnya untuk lebih ofensif, atau juga membantu Fabinho ketika bertahan, tapi di sisi lainnya, juga dibebaskan membantu serangan.
"Saya akan coba menciptakan sejarah saya sendiri di klub sepak bola ini. Semoga saja, di level personal, saya mampu memenangi titel dengan klub ini," harap Fabinho sesaat setelah dikenalkan kepada publik. Harapan yang sama juga diinginkan fans untuk meraih titel.