Demi Kebaikan PSG, Kylian Mbappe Harus Pergi
BolaSkor.com - Opera sabun seputar masa depan Kylian Mbappe di Paris Saint-Germain (PSG) masih menghiasi bursa transfer musim panas 2023. Kontraknya habis pada 2024 dan Mbappe pernah menuturkan tidak akan memperpanjangnya.
Kabar tersebut menarik atensi publik termasuk dari Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, yang menegaskan Mbappe tak boleh pergi gratis sebagai free agent pada 2024. Al-Khelaifi mengultimatum Mbappe untuk memutuskan masa depannya dalam kurun waktu dua pekan.
Dengan ketegasan dari Al-Khelaifi tersebut, ada potensi Mbappe pergi pada musim panas ini jika ia tetap bersikeras tak ingin perpanjang kontrak - PSG tak mau melepasnya gratis.
Saga transfer penyerang asal Prancis itu juga diikuti oleh mantan Direktur Olahraga PSG, Leonardo. Menurut pria asal Brasil tersebut, Mbappe seyogyanya pergi dari PSG demi kebaikan klub karena klub selalu lebih besar ketimbang satu pemain.
Baca Juga:
Direktur Inter Akui Tawaran Manchester United untuk Andre Onana Terlalu Rendah
Andre Onana Condong ke Manchester United, Inter Akan Datangkan Tiga Kiper Sekaligus
"Demi kebaikan PSG, saya pikir sudah tiba waktunya bagi Mbappe untuk pergi, apapun yang terjadi," ujar Leonardo saat melakukan wawancara dengan L'Equipe.
"Paris-Saint-Germain sudah ada sebelum Kylian Mbappe dan akan tetap ada setelahnya."
"Dia sudah berada di Paris selama enam tahun dan, selama enam musim itu, lima klub berbeda telah memenangkan Liga Champions (Real Madrid pada 2018 dan 2022, Liverpool pada 2019, Bayern Munchen pada 2020, Chelsea pada 2021 dan Manchester City pada 2023), tidak ada yang memiliki Mbappe di tim mereka. Itu berarti sangat mungkin untuk memenangkan kompetisi ini tanpa dia," terangnya.
Leonardo bahkan menilai dampak negatif Mbappe kepada PSG. Ia menilai apabila Mbappe memiliki kualitas individu, tetapi dia bukan pemimpin dan pemain kreatif yang dapat memimpin tim untuk sukses.
"Dengan perilakunya selama dua tahun terakhir, Mbappe menunjukkan bahwa dia belum menjadi pemain yang mampu benar-benar membimbing tim. Dia pemain hebat, bukan pemimpin. Dia pencetak gol hebat, bukan kreatif. Sulit untuk membangun tim di sekelilingnya," urai Leonardo.