6 Efek Plus-Minus Boxing Day
BolaSkor.com - Pohon Natal, salju, kue kering, lampu Natal hingga momen Berkumpul dengan keluarga menjadi beberapa ciri khas hari raya Natal. Sayangnya, hal itu sulit dinikmati para bintang lapangan hijau Premier League.
Berbeda dengan kompetisi negara lain, klub-klub di Inggris tetap dihadapkan jadwal padat jelang akhir tahun. Para pemain akan bertanding pada Boxing Day dan tidak mendapatkan jatah libur.
Baca juga:
Boxing Day dan Sepak Bola Inggris
Misi Pertama Ole Gunnar Solksjaer di Man United: Kembalikan Senyuman Pemain
Boxing Day selalu mengundang perdebatan setiap tahunnya. Para pelaku sepak bola, biasanya menjerit karena tidak mendapatkan jatah liburan. Selain itu, mereka menilai Boxing Day memiliki banyak dampak negatif.
Untuk itu, FA telah mencangkan menghapus Boxing Day pada musim 2019-2020. Nantinya, kompetisi di Inggris akan diberi jadwal libur dua pakan dan kembali berlaga pada pertengahan Januari.
Di tengah kontroversi yang beredar seputar Boxing Day, BolaSkor.com akan membuat tiga efek negatif dan tiga efek positif dari Boxing Day. Berikut ulasan lengkapnya:
Risiko cedera

Boxing Day menghadirkan intensitas pertandingan dalam tempo yang berdekatan. Jika tak piawai menjaga kondisi, seorang pesepak bola rentan mengalami cedera.
Menurut jadwal Boxing Day, setiap tim akan berlaga setidaknya tiga kali dalam satu pekan. Tentu hal itu dapat meningkatkan risiko seorang pemain terkena cedera. Terlebih, kompetisi sedang sengit karena telah memasuki pertengahan musim.
Hal lain yang membebani adalah, biasanya pada saat Natal udara di Inggris akan mencapai suhu di bawah 0 derajat celcius. Tentu tidak mudah bermain dalam kondisi seperti itu. Bukan hanya cedera di lapangan, namun penyakit seperti demam bisa menyerang pemain yang tidak menjaga kondisi.
Dampak dari cedera yang dihasilkan bisa berbuntut panjang. Sebab, tidak hanya bersaing di Premier League, namun klub-klub papan atas Inggris akan kembali tampil di Liga Champions pada Februari 2019. Andai pemain inti yang menjadi korban cedera, tentu akan memberikan dampak bagi kekuatan setiap klub.
Tidak Ada Liburan

Pada saat Boxing Day berlangsung, para pemain akan kekurangan istirahat. Setelah bertanding, biasanya klub akan langsung melakukan perjalanan ke stadion berikutnya.
Situasi tersebut membuat waktu para pemain akan dihabiskan pada perjalanan. Apalagi, setelah sampai tujuan, waktu akan digunakan untuk menggelar latihan.
Pengalaman menarik dimiliki mantan kiper Newcastle United dan Manchester City, Shay Given. Menurut sang kiper, ia kesulitan menjaga pola makan pada saat hari Natal.
"Sebagai pemain yang pertama kita ingin ketahui adalah apakah kami akan tanding di kandang atau tandang. Hotel biasanya sepi dan saat Anda melihat staf yang juga harus bekerja pada hari Natal, bisa dilihat mereka juga tidak senang," papar Given.
Tantangan Given adalah untuk tidak meminum alkohol saat malam Natal. "Biasanya saya hanya mengambil sedikit makanan. Saat mereka membuka minuman, saya hanya memegang botol air," kenang Given.
Situasi itu menggambarkan Boxing Day sedikit merenggut kebahagiaan Natal untuk pada pemain di Inggris. Bukannya menikmati Natal bersama keluar, para bintang lapangan itu justru saling sikut memperebutkan tiga poin.
Timnas Inggris Tidak Berprestasi

Efek terakhir ini tidak langsung dirasakan pada saat itu juga, namun beberapa bulan berselang.
Saat ini, sebagian besar penggawa timnas Inggris berkarier di negeri sendiri. Itu artinya, mereka juga ikut mencicipi ketatnya persaingan pada Boxing Day.
Para pemain The Three Lions menghadapi laga per laga dengan waktu jeda yang minim. Apalagi, Inggris punya tiga kompetisi setiap musimnya yakni Premier League, Piala Liga Inggris dan Piala FA.
Padatnya jadwal tersebut berdampak kepada kebugaran para pemain Inggris saat melakoni laga internasional. Hal itu diutarakan langsung oleh mantan manajer Inggris, Sven-Goran Eriksson.
"Saya yakin. Saya kira manajer Inggris sebelum dan setelah saya pasti akan selalu mengalami masalah yang sama. Saya harap itu akan salah, namun saya pikir Gareth Southgate akan menghadapai masalah yang sama," sebut Sven-Goran Eriksson seperti dilansir BBC.
"Ada dua piala domestik besar, sebagian besar pemain Inggris bermain di Eropa dan liga yang sangat sulit. Itu tidak akan menjadi masalah. Namun, masalah terbesar ialah tidak mendapatkan waktu istirahat," tutur sang manajer.
"Itulah alasan utama mengapa Inggris gagal untuk meraih prestasi besar dalam turnamen bergengsi," Sven-Goran Eriksson mengutarakan pendapatnya.
Selain dampak negatif, Boxing Day juga memiliki dampak positif.
Hiburan

Tidak bisa dimungkiri, pertandingan sepak bola di Inggris merupakan satu di antara hiburan yang paling digemari masyarakat.
Kendati digelar satu hari setelah Natal, namun penonton tetap datang berduyun-duyun melihat tim kebanggaanya berlaga. Mereka seolah menjadikan pertandingan sepak bola sebagai bagian dari perayaan Natal.
Dengan begitu, klub dapat mendapatkan pemasukan dari animo para penonton yang langsung datang ke stadion. Selain itu, biasanya pada klub akan meluncurkan beberapa aksesoris dengan tema Natal dan Boxing Day.
Menjadi Pembeda

Sulit untuk melepaskan label Boxing Day dari kompetisi di Inggris. Sebab, ketika FA memilih konsisten menggelar pertandingan pada akhir tahun, sementara itu kompetisi besar lainnya justru sedang libur.
Boxing Day membuat Premier League memiliki ciri khas di antara kompetisi lainnya. Tentu saja, hal itu merupakan nilai tambah untuk masalah komersialisasi.
Para penonton di Inggris atau belahan dunia lain seperti Asia dapat menikmati pertandingan sepak bola saat libur akhir tahun. Garis besarnya, para pecinta sepak bola diberikan suguhan hiburan untuk menikmati masa liburan.
Tentu hal berbeda dialami pecinta LaLiga. Mereka harus bersabar untuk menunggu aksi Lionel Messi dan kawan-kawan di lapangan.
Menjaga Tradisi

Bagi masyarakat Inggris, Boxing Day lebih dari pertandingan sepak bola. Namun, budaya yang sudah berlangsung sejak abad ke-19.
Pada awalnya, Boxing Day adalah perayaan sehari setelah Natal yang dinikmati dengan cara berkumpul bersama keluarga, sahabat hingga menyaksikan pertandingan sepak bola.
Boxing Day juga dihelat untuk memberikan penghargaan kepada orang yang tetap bekerja pada saat Natal. Biasanya, besok harinya mereka akan menerima kotak kado dari para majikan.
Dengan latar dan waktu yang terus bergulir, tidak heran Boxing Day sulit dipisahkan dari perayaan Natal di Inggris. Pertanyaanya, apa yang akan dilakukan masyarakat Inggris saat Natal jika Boxing Day dihapus?