5 Pemain Legendaris yang Menjadi Pelatih di Klubnya
BolaSkor.com - Ruud van Nistelrooy menghibur suporter Manchester United sebagai pemain. Dan dia melakukannya lagi ketika mengambil alih kursi manajer mantan timnya untuk pertama kalinya pada tengah pekan lalu.
Dengan Ruben Amorim sudah diresmikan dan menyelesaikan kepindahannya ke Old Trafford dari Sporting pada 11 November setelah pemecatan Erik ten Hag, Van Nistelrooy memiliki tiga pertandingan lagi sebagai bos sementara United. Yang terdekat, pertandingan kandang melawan Chelsea di Premier League, Minggu (3/11) malam WIB.
Van Nistelrooy memenangkan Premier League, Piala FA, dan Piala Liga sebagai penyerang United, mencetak 150 gol dalam 219 penampilan dari 2001 hingga 2006. Ketika dipromosikan menjadi pelatih sementara, dia mengatakan ingin memberikan malam yang menyenangkan bagi para suporter, Dan itu dilakukannya saat United menang 5-2 atas Leicester di Piala Liga.
Baca Juga:
5 Pelatih dengan Dampak Instan Melatih Klub di Musim Pertama
Ruud van Nistelrooy Tak Takut Hadapi Kritik dari Pandit Eks Pemain Manchester United
Ruud van Nistelrooy Fokus Dampingi Manchester United Lawan Chelsea
Pelatih asal Belanda itu mengikuti jejak mantan rekan setimnya Ryan Giggs dan Michael Carrick, yang keduanya pernah menjadi pelatih sementara United, sementara Ole Gunnar Solskjaer mengubah periode interim menjadi permanen.
Berikut lima legenda yang kemudian menjadi juru taktik klubnya di Premier League.
Sir Kenny Dalglish (Liverpool)
Pemain Liverpool (1977-1990): 515 penampilan, 172 gol
Manajer Liverpool (1985-1991, 2011-2012): 381 pertandingan, 222 menang, 95 seri, 64 kalah
Sir Kenny Dalglish adalah legenda Liverpool. Ia memiliki tribun di Anfield yang mengusung namanya.
Setelah delapan tahun sukses sebagai pemain Liverpool, ia menjadi pemain-manajer dan kemudian manajer sebelum meninggalkan klub pada Februari 1991, dan kembali selama satu setengah musim pada 2011.
Duncan Ferguson (Everton)
Pemain Everton (1994-1998, 2000-2006): 273 penampilan, 72 gol
Manajer sementara Everton (2019, 2022): 5 pertandingan, 1 menang, 3 seri, 1 kalah
Duncan Ferguson bergabung dengan Everton dari Rangers pada 1994-95. Setelah beberapa waktu di Newcastle, ia kembali ke Goodison Park dan bertahan di klub tersebut hingga pensiun.
Setelah pemecatan Marco Silva, Ferguson naik jabatan dari pelatih menjadi manajer sementara dan kemudian menjadi asisten Carlo Ancelotti, lalu Rafael Benitez sebelum mengambil alih satu pertandingan lagi setelah pelatih asal Spanyol itu dipecat.
Eddie Howe (Bournemouth)
Pemain Bournemouth (1994-2002, 2004-2007): 313 penampilan, 15 gol
Manajer Bournemouth (2008-2011, 2012-2020): 458 pertandingan, 194 menang, 95 seri, 169 kalah
Bek tengah Eddie Howe menapaki jenjang karier di Bournemouth dan tampil lebih dari 300 kali untuk Cherries selama dua periode di klub tersebut.
Dengan klub yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan terancam tersingkir, Howe menjadi manajer pada 2008 lalu memenangkan promosi pada 2009-10. Setelah beberapa waktu di Burnley, dua promosi berikutnya menyusul saat Howe membawa Bournemouth ke divisi utama untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
Frank Lampard (Chelsea)
Pemain Chelsea (2001-2014): 648 penampilan, 211 gol
Manajer Chelsea (2019-2021, 2023): 95 pertandingan, 45 kemenangan, 19 seri, 31 kekalahan
Frank Lampard bergabung dengan Chelsea dari West Ham pada 2001 dan membantu The Blues memenangkan Liga Champions, Liga Europa, tiga gelar Premier League, dan Piala FA sebanyak empat kali.
Ia kembali ke klub sebagai manajer pada 2019 dan membawa klub tersebut ke final Piala FA selama satu setengah tahun masa jabatannya sebelum menjalani masa jabatan kedua, kali ini sebagai pelatih sementara pada akhir musim 2022-23.
Alan Shearer (Newcastle)
Pemain Newcastle (1996-2006): 405 penampilan, 206 gol
Manajer Newcastle (2009): 8 pertandingan, 1 menang, 2 seri, 5 kalah
Alan Shearer bergabung pada 1996 dan selama periode 10 tahun menjadi pencetak gol terbanyak klub.
Ia kembali sebagai manajer untuk delapan pertandingan terakhir musim 2008-09, dengan klub tersebut berada di zona degradasi. Newcastle memenangkan salah satu pertandingan tersebut, tetapi itu tidak cukup untuk mempertahankan klub tersebut di Premier League.