3 Alasan Jairo Riedewald Layak Diperjuangkan PSSI untuk Timnas Indonesia
BolaSkor.com - Ada tiga alasan kuat yang membuat PSSI layak untuk memperjuangkan Jairo Riedewald. Jairo punya segala hal untuk membuat Timnas Indonesia semakin disegani di Asia.
Jairo Riedewald merupakan nama baru yang masuk radar naturalisasi. Ternyata, gelandang Crystal Palace itu memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang berasal dari Sulawesi.
Fakta ini baru saja diungkap Hasani Abdulgani melalui instagram pribadinya. Sosok yang terlibat dalam beberapa naturalisasi pemain keturunan ini menyebut nenek Jairo berasal dari Manado.
Baca Juga:
Erick Thohir Berharap Dua Senjata Rahasia Timnas Indonesia Bisa Tampil Lawan Vietnam
Marc Klok Singgung Shin Tae-yong soal Posisinya yang Mulai Tergusur di Timnas Indonesia
Informasi itu membuat PSSI bisa bergerak lagi. Ternyata, Jairo sudah lama menjadi incaran PSSI sejak pintu diaspora dibuka lebar-lebar. Namun selama ini PSSI ragu untuk bergerak karena mengira Jairo berasal dari keturunan Suriname.
"Kalau benar dan secara administrasi bisa dilengkapi, tentu Timnas sangat diuntungkan bisa mendapat pemain grade A ini. Mudah-mudahan terjadi," tulis Hasani pada akhir status tentang informasi Jairo Riedewald.
Ada benarnya jika Hasani ingin Jairo Riedewald bisa berseragam Timnas Indonesia. Crystal Palace saja merelakan 9 juta Euro untuk bisa menariknya dari Ajax Amsterdam.
BolaSkor.com melihat tiga alasan yang membuat Jairo layak diperjuangkan PSSI. Simak ulasan berikut ini!.
1. Jam Terbang Tinggi

Jairo Riedewald merupakan pemain dengan jam terbang tinggi. Ia merupakan aset besar Ajax yang sukses memberi gelar Eredivisie 2013-2014 hingga lolos ke final Europa League 2016-2017.
Jairo sudah merasakan bertarung di Liga Champions Eropa bersama Ajax. Ia juga sudah menjadi pilihan utama sejak musim 2015-2016 hingga kemudian Crystal Palace membelinya pada 2017 lalu dengan mahar 9 juta Euro, versi Soccerway.
Bersama Crystal Palace, Jairo merasakan momen naik turun. Ia bermain hampir di semua partai Premier League musim 2020-2021. Jairo tampil dalam 33 pertandingan dan sukses mencetak dua gol ke gawang Fulham dan Newcastle United.
Hanya saja, setelah itu musim menjadi sangat sulit bagi Jairo. Bahkan pada musim 2023-2024, Jairo baru bermain empat kali. Namun, salah satu momen itu sangat bersejarah karena Jairo tampil 12 menit saat Crystal Palace menghajar Manchester United 1-0 di Old Trafford.
Jairo juga bermain 80 menit ketika Crystal Palace menahan Manchester City 2-2 di Emirates Stadium. Dua partai langka yang memberi bukti level dari kualitas dan mentalitas Jairo Riedewald.
2. Tambah Stok Destroyer

Jairo Riedewald diandalkan Crystal Palace sebagai petarung di lini tengah. Ia punya kemampuan khusus untuk menghentikan setiap usaha lawan dalam penyerangan.
Kemampuan khusus ini sejatinya sudah dipunya Timnas Indonesia di dalam diri Marc Klok, Justin Hubner dan Jay Idzes. Namun tak ada salahnya ketika Jairo bisa ditarik dan menambah stok petarung lini tengah.
Jairo yang berusia 27 tahun bisa berbagi pengalaman dengan Hubner yang sedang meniti karier di Liga Inggris bersama Wolverhampton Wanderers.
Kemampuan khusus Jairo berpadu dengan pengalaman panjangnya ketika meniti karier Eropa bersama Ajax dan kini Crystal Palace. Jairo tentu punya mentalitas yang sudah teruji.
3. Daya Pikat Indonesia

Saat ini, ada banyak pemain keturunan dengan status grade A yang tersebar di Eropa. PSSI tak henti-hentinya berusaha agar Emil Audero Mulyadi dkk. mau membela Timnas Indonesia.
Efek yang dihadirkan Jairo Riedewald bakal mirip seperti efek Jordi Amat. Jordi yang pernah bermain di kasta tertinggi Liga Spanyol, Inggris dan Belgia sukses meyakinkan diaspora lain untuk merapat.
Bukan tidak mungkin status Jairo Riedewald yang pernah sukses di Ajax dan kini membela Crystal Palace akan menambah daya pikat Timnas Indonesia.
Maka, tugas PSSI untuk "memulangkan" para diaspora grade A bakal semakin mudah. Kehadiran diaspora ini menjadi solusi jangka pendek ketika PSSI sudah serius menata grass root yang hasilnya baru bisa dirasakan 10-15 tahun lagi. (Laporan Kontributor Putra Wijaya)